36

740 57 21
                                    

Samuel saat itu ada di kantin, ia juga melihat serta mendengar adu mulut antar gebetan dan anak baru ini. Awalnya hanya menyaksikan dengan tenang saja, namun tiba-tiba ia mendengar ucapan kurang sopan dari anak baru kepada gebetannya.

"Lo juga gitu, PERUSAK HUBUNGAN ORANG! Kalo gw gatel, lo apa? Murahan? Gampangan? Gak laku?!"

Plak!

Samuel menampar Hizkia dengan keras. "Dengerin ya! Nida gak seburuk yang lo pikirin. Berhenti jadi orang sok tau, dan jaga mulut sampah lo itu baik-baik. Kalo gw masih denger lo ngomong kayak gitu ke Nida, gw bakal minta kepala sekolah untuk drop out lu dari sini!"

"Pergi aja yu, gak baik berada di tengah-tengah lingkaran setan ini." Samuel menarik Nida untuk pergi dari sana.

Semua yang berada di sana masih shock, terlebih Hizkia.

Tiba-tiba Hizkia menjatuhkan diri dia dipelukan Theo. "Aduh gw mendadak pusing Theo."

Theo awalnya diam saja, tapi saat ia menyadari bahwa Hizkia semakin mempererat pelukannya, ia segera menggendongnya ke UKS. Itu membuat satu kantin menatap Hizkia dan Theo tidak suka, beberapa dari mereka bahkan sudah merekam kejadian tersebut.

l i m e r e n c e.

Kayla baru keluar dari perpustakaan bersama dengan Bunga juga Jeffry. Tadi saat Kayla akan kembali ke kelas, ia dipanggil pak Yanto untuk membantu Bunga dan Jeffry yang sedang merapikan buku-buku. Kayla hanya bisa pasrah, hitung-hitung jadi kesempatan Kayla untuk meminta maaf pada Jeffry.

"Udah si Kay selow aja, dari tadi lo minta maaf mulu."

Kayla cengengesan sambil garuk-garuk lehernya. "Abisnya gw gak enak, lo kan best friend gw."

Kayla merangkul Jeffry yang tingginya melebihinya, Jeffry cuma senyum tulus aja.

Walau belum bisa milikin Kayla, setidaknya lihat Kayla masih bisa di sampingnya saja ia sudah bahagia.

"Kayla!" siswi berkacamata tiba-tiba mendatangi Kayla.

"Iya, kenapa?"

"Ke UKS gih!"

"Loh kenapa?"

"Cowok lo!"

"Hah? Theo sakit?"

"Iss bukan, udah sana liat sendiri aja."

Kayla langsung berlari menuju UKS, Jeffry serta Bunga mengikuti Kayla dari belakang.

Dan saat Kayla membuka pintu uks--

Kayla menitikkan air mata. Jeffry dan Bunga juga terkejut melihatnya. Kayla lagi-lagi hanya bisa menangis. Sebut saja ia lemah, sebut saja ia cengeng. Tapi tolong, ini sungguh keterlaluan. Terlalu menyakitkan untuk melihat adegan ini, terlalu menyayat hatinya, dan ia kembali terluka. Pelakunya masih sama, Theo Edison.

"Theo.. " Kayla memanggil nama kekasihnya dengan suara yang sudah serak.

Theo yang terkejut mendengar suara Kayla segera mendorong Hizkia dari pangkuannya.

"Kay aku gak bermaksud."

Theo mencoba untuk menggenggam jemari gadisnya, namun Kayla menolaknya.

"Ini bahkan lebih sakit Theo."

"Kay aku minta maaf."

"Kamu!" Kayla menunjuk Theo. "Brengsek!"

Theo tertegun mendengar ucapan Kayla barusan, kayla segera berlari dan pergi dari sana. Saat Theo akan mengejar kekasihnya, Jeffry sudah terlebih dahulu melayangkan pukulan hingga membuat Theo ambruk di lantai.

"Dengerin gw!" Jeffry mencengkram kerah baju Theo. "Lo udah nyakitin Kayla lagi, dan bahkan ini lebih brengsek! Jangan salahin gw Theo Edison, kalo gw bakal berusaha ngerebut Kayla dari lo! Camkan itu!"

Jeffry serta Bunga pergi dari sana, menyisakan Theo dan Hizkia yang masih sama-sama terdiam.

Tadi itu--

"Gw panggilin suster ya."

Hizkia menarik lengan Theo. "Jangan, gw cuma butuh lo."

Theo tidak mengerti dengan ucapan Hizkia barusan, tapi tiba-tiba Hizkia dengan sangat kurang ajarnya mencium bibir Theo.

Bibir Theo.

Bahkan seingatnya, Theo tidak pernah melakukan ini dengan Kayla.

'apa dia sebrengsek itu?'

Theo terbawa suasana, entah setan apa yang telah merasukinya tapi kini ia membalas perlakuan Hizkia kepadanya.

Tapi sayangnya itu tidak berlangsung lama, karena orang yang ia cintai sudah menyaksikan semua itu.

Tae, bahkan seharusnya gw ubah judul cerita ini jadi 'the brengsek boyfriend' aja.

:)

Bersambung,
Limerence.

LIMERENCE (revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang