27

805 56 13
                                    

Hari ini Theo benar-benar hancur. Kayla mencarinya saat istirahat tapi doi tidak ada, dia juga menunggu Theo untuk pulang bersama, tetapi percuma. Dia sudah line Theo berkali-kali, sudah telepon juga, tapi tidak ada jawaban sama sekali. Kayla sangat khawatir, takut terjadi sesuatu sama pacarnya.

Sudah banyak kakak kelas tampan menawarkannya pulang bersama, namun ia tolak. Alasannya ya karena mau sama Theo saja.

Bucin memang.

Jeffry juga seperti itu, karena ditolak akhirnya Jeffry memilih menunggu Kayla yang lagi menunggu Theo.

Aduh bung, rumit kali--

Nida dan beberapa anak Bangtan sudah keluar kelas, Kayla langsung berdiri dengan wajah gembira. Tapi akhirnya hanya perasaan kecewa yang Kayla dapatkan, Theo tidak ada di antara mereka.

"Loh Kayla, belum pulang?" tanya Niko yang me-notice keberadaan Kayla juga Jeffry.

Yang lain ikutan berhenti karena melihat Niko berhenti jalan.

"Nunggu Theo." jawab Kayla sendu.

"Theo?" tanya Yuda memastikan.

Kayla mengangguk-angguk.

"Emang Theo masuk ya? Dari tadi gak keliatan batang idungnya." kata Jasson heran.

"Iya Kay, dari jam pelajaran pertama aja Theo udah gak ada." tambah Saka.

"Lo lagi gak ngehalu kan Kay?" tanya Jay ngasal.

Kayla berdecak sebal. "Ih bener kak, tadi Kayla aja ke sini bareng kok sama Theo."

Mata Kayla dan mata Nida saling bertemu, Nida masih diam tidak bertanya apapun kepada Kayla. Kayla memutuskan kontak matanya, ia mengeluarkan handphone-nya dari saku baju.

"Kayla coba telepon lagi deh."

Drttt.

Drttt.

Drttt.

Semuanya menunggu jawaban dari seberang sana.

Tut.

Tut.

Tut.

"Yah.. " ucap anak Bangtan serempak.

"Tuh dari tadi juga susah dihubungi." ucap Kayla kecewa.

Jay menyenggol lengan Nida, Nida memberikan tatapan sinisnya "Apa?!"

"Duh ibu dari calon anak-anakku galak banget, hehe itu coba deh lu aja yang telfon si Theo." semuanya menatap Jay dengan tatapan mematikan.

Jay cuma cengengesan tidak jelas.

"Tapi boleh tuh dicoba." Saka juga jadi ditatap sama manusia-manusia di sekitarnya.

"Lo mau bikin perang diantara mereka lanjut lagi? Hah?!" emosi Niko lama-lama sama usulan dari para bawahannya ini.

"Tapi dicoba dulu aja, siapa tau kan--" Jay semakin mengompori bocah-bocah yang sedari tadi sudah ngatain Jay dalam hati.

"Sebentar--"

Nida mengeluarkan gawai dari dalam tas. Ia mencari-cari nomor telepon Theo, saat ketemu ia segera menekan tombol panggil dan tak lupa untuk membesarkan suaranya.

Drttt.

Baru satu deringan, dan--

"Nida?
Ini bener Jeon Ni-Da kan?
Lo nelfon gw?
Tapi bukannya lo,
Akh udah lah
Kenapa nelfon hmm?
Kangen ya?"

Theo menjawab panggilan telepon Nida dengan suara seperti orang mabuk. Sepertinya memang Theo sedang mengkonsumsi alkohol di sebesrang sana. Entahlah, suaranya menjelaskan semuanya. Sedangkan Nida terkejut karena Theo malah mengangkat telepon darinya, ditambah ia mendengar suara Theo yang seperti itu. Semuanya juga mendadak mengepalkan tangannya seperti orang-orang yang sudah tidak sabar untuk melayangkan pukulan. Dan Kayla menatap Nida dengan tatapan tidak sukanya, ia berusaha untuk tidak menangis di depan banyak orang.

"Tahan Kay." batin Kayla.

"Sayang?
Kok diem?"

Karena Nida tidak mau kesalahpahaman terjadi lagi, ia memilih untuk mematikan panggilannya.

Bip!

"Maaf Kay, gw gak bermaksud."

Kayla tidak memperdulikan permintaan maaf dari kakak kelas yang notabennya adalah mantan tunangan dari kekasihnya. Kayla memilih untuk pergi dari sana, yang lain sudah meneriaki nama Kayla, namun Kayla tak menggubrisnya.Hari ini Theo benar-benar hancur. Kayla mencarinya saat istirahat tapi doi tidak ada, dia juga menunggu Theo untuk pulang bersama, tetapi percuma. Dia sudah line Theo berkali-kali, sudah telepon juga, tapi tidak ada jawaban sama sekali. Kayla sangat khawatir, takut terjadi sesuatu sama pacarnya.

Jeffry awalnya ingin mengejar Kayla, namun sial motornya mendadak mogok.

Selama di perjalanan yang entah akan membawa Kayla menuju ke mana, intinya ia hanya bisa menangis sekarang. Menangis sejadi-jadinya, dan tidak peduli akan tatapan dari orang-orang yang sedang berlalu lalang di sekitarnya.

"Aku pikir kamu serius mau berubah, aku pikir waktu itu adalah hari terakhir kamu goresin luka di hati aku, tapi nyatanya semua hanya omong kosong belaka. Aku benci kamu Kim Theo!"

Bruk!

Kayla terjatuh karena seseorang menyenggolnya dengan sangat keras, dan saat ia menatap orang tersebut, ia terkejut bukan main.

"Theo?"

Kayla berdiri dan mensejajarkan dirinya dengan kekasihnya yang brengsek itu. Saat Kayla akan meneriaki manusia brengsek di hadapannya ini, Theo jatuh ke pelukan Kayla.

Ia pingsan.

Dan ini aroma yang Kayla benci,

Alkohol.

Bersambung,
Limerence.

Dapat salam dari Kayla <3

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dapat salam dari Kayla <3

LIMERENCE (revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang