24

872 57 0
                                    

Nida dan Hanif memutuskan untuk jalan-jalan ke kafe dekat rumah Theo. Sedikit menyebalkan memang, kareka Nida sedang menghindari Theo dan proses move on.

Mereka duduk di meja yang khusus 4 orang, karena memang sisa itu. Biasa, hari minggu jadi penuh.

"Ngeselin dah, kenapa harus di sini si?"

"Kenapa? Takut ketemu mantan?"

Nida berdecak sebal, lalu lanjut menyeruput kopi yang sudah di pesan oleh Hanif. "Masih tau aja kopi kesukaan gw."

"Tau lah. Btw Da, gw kayak kenal tuh cewek deh." Hanif menunjuk ke arah pintu masuk kafe.

Nida mengikuti arah yang di tunjuk oleh Hanif. "Loh itu kan Kayla sama Jeffry."

"Bukannya dia pacarnya Theo ya? Kok sama cowok lain?" tanya Hanif penasaran.

Atensi Nida terfokus pada kedua jemari mereka yang saling menggenggam. Tidak lama kemudian Kayla, Jeffry, dan seorang pelayan menghampiri meja mereka. Saat mereka saling bertatapan, Kayla langsung melepas genggaman tangan Jeffry.

"Permisi mba mas, mau berbagi kursinya tidak? Kebetulan bangkunya sudah penuh dan tinggal ini." tanya pelayan kafe dengan sopan.

Nida dan Hanif saling melempar pandangan. Nida mengangguk setuju. "Silakan"

"Terima kasih mbak. Mari saya tinggal."

Selepas kepergian mbak-mbak kafenya, Kayla juga Jeffry duduk di bangku itu. Kayla bersampingan dengan Nida, dan Jeffry bersampingan dengan Hanif.

Tidak ada obrolan sama sekali diantara keempatnya, Kayla dan Jeffry asik tatap-tatapan. Hanif asik memainkan handphone-nya, dan Nida yang fokus dengan makanannya.

"Btw kalian gak makan? Itu makanannya nanti dingin." akhirnya Nida yang membuka percakapan.

"I-iya" jawab Kayla gugup.

Sebenarnya Kayla merasa agak risih duduk bersampingan dengan Nida, tapi ia mencoba untuk terbiasa karena kejadiannya juga sudah mulai ia lupakan. Kayla memotong kuenya, ia memakannya dengan hati-hati. Ada rasa canggung yang Kayla rasakan, Jeffry pun seperti itu.

Kayla juga belum buka handphone-nya sedari tadi, jalan-jalan bersama Jeffry membuatnya lupa sama segalanya. Dan saat ia membuka teleponnya, ternyata banyak notifikasi masuk, salah satunya dari Theo.

Kayla segera membuka pesan dari Theo terlebih dahulu, "Ya ampun sudah beberapa jam yang lalu rupanya"

LINE!

kyl123
Ya ampun kamu sakit?
Maaf ya tadi aku lagi belajar, jadi gak bisa buka hp
Ini aku otw kerumah kamu
Maaf ya Theo <3
(13.14)

Kayla menatap Jeffry. "Jae, gw balik dulu ya."

Mereka bertiga menatap Kayla bingung.

"Kita baru sampe loh Kay, makanan lo aja belum abis." kata Jeffry.

Kayla menggigit bibir bawahnya pertanda ia bingung dan cemas dalam satu waktu. "Duh gw lupa, hari ini gw ada acara keluarga."

"Ya ampun ayo deh gw anter!" saat Jeffry akan berdiri Kayla menahannya.

"Gak usah Jae, itu jemputan gw udah dateng di luar. Sorry ya Jae, tapi gw harus balik."

"Yang lain, gw juga balik deluan ya. Dah!"

Baru saja Jeffry akan menjawab namun Kayla sudah pergi terlebih dahulu. Jeffry jadi semakin canggung, tinggal bertiga bersama orang yang tidak terlalu akrab sama dia. Bahkan ia tidak mengenali laki-laki yang bersama dengan kakak kelasnya tersebut.

"Gak usah canggung Jae, lanjutin aja makannya." ucap Nida mempersilakan.

Jeffry mengangguk canggung. "Iya kak."

l i m e r e n c e

Kayla berlari ke arah rumah Theo yang dekat dengan kafe tadi. Setelah Kayla berhasil sampai di depan gerbang rumah Theo, ia mengambil napas sebanyak-banyaknya.

"Huwa pengep."

Prank!

"Ya ampun itu apa?

--Theo!"

Bersambung,
Limerence.

LIMERENCE (revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang