Nida jenuh karena terus menerus berdiam diri di rumah sakit, ia coba sesekali ke taman lalu balik lagi. Ia harap dokter akan membiarkannya untuk pulang ke rumah. Di samping itu Theo tidak pernah datang lagi untuk menjenguk semenjak kejadian beberapa waktu lalu. Yuda masih sering datang, namun hanya sebentar biasanya, karena Yuda harus sekolah dan pergi ke studio musik untuk mengurusi beberapa hal penting.
Ceklek.
Pintu kamar terbuka, menampilkan sosok imut sekaligus tampan dalam satu waktu.
"Siang kakakku." sapa Jack diiringi dengan gigi kelincinya.
Nida tersenyum. "Siang juga adikku."
"Nih buat lo." ucap Jack seraya meletakan beberapa cemilan di nakas.
"Dek.. "
"Apa kak?"
"Gw gabut, lama-lama jenuh juga di sini."
"Ya udah lu main game aja kak, nih pake hp gw mau?" Jack menyodorkan handphone-nya.
Nida menggeleng. "Lo tau kan gw gak suka main game-game kayak gitu."
Oh iya, Jack baru ingat bahwa kakaknya ini anti sekali dengan permainan-permainan di handphone, lagi pula selama ini yang Jack tau kakaknya hanya senang membaca.
"Lu mah kebanyakan belajar kak, kan udah pinter, gak usah belajar lagi."
Pletak!
Nida menjitak kepala adiknya pelan.
"Belajar emang ada masa istirahatnya, tapi belajar itu gak ada berhentinya." sepertinya Nida akan memulai ceramah panjang kali lebar.
"Iya deh iya serah lu kak. Ke taman aja yuk mending! Sekalian gw beliin ice cream deh." ajak Jack sekaligus mengalihkan pembicaraan.
Nida berpikir sebentar, ia sejujurnya akan tetap merasa gabut di taman nanti, tapi diam di kamar juga bisa membuatnya gila.
"Ya udah ayo!"
l i m e r e n c e
Benar dugaan Nida, ujung-ujungnya juga sama saja gabut. Tapi ya sudahlah, Nida gunakan waktu ini untuk menghirup udara segar.
"Bang Theo udah gak pernah jenguk lagi ya kak? Gw gak pernah liat lagi tuh." tanya Jack tiba-tiba.
Nida hanya tertawa pelan lalu menatap adiknya lekat. "Gw gak tau pasti dek, tapi intinya dia lagi salah paham aja."
"Eleh! Dia mah kan gitu mulu kak, apa-apa salah paham, terus lo lagi yang disalahin."
"Mungkin gwnya juga salah, tapi ya udahlah, gw gak mau bahas dia dulu."
Jack mengamati kakaknya, dari bawah sampai atas. "Lo beneran berantem sama bang Theo? Tapi lo gak diapa-apain kan?"
"Diapa-apain apaan si lo! Gak jelas deh."
"Ya takutnya.. "
"Kebanyakan nethink lu, cepet tua!"
"Eleh---"
Saat Jack akan kembali mendebatkan ucapan kakaknya, ia langsung terdiam saat melihat dua makhluk di seberang sana.
"Lo liat apaan?" karena Nida penasaran, Nida ikut mencari apa yang menjadi objek perhatian dari adiknya ini.
"Theo.. " gumam Nida.
"Gw bilang juga apa kak, Theo gak bakal bisa berubah! Cowok brengsek emang!"
Nida tertawa sinis lalu merutuki dirinya sendiri, bisa-bisanya masih menaruh hati untuk laki-laki yang jelas-jelas tidak akan pernah bisa belajar dari masa lalu dan terus berbuat sesuka hati.
l i m e r e n c e
Niat awal Theo sebenarnya itu untuk menjenguk Nida, jujur beberapa hari tidak bertemu dengan Nida hampir membuat Theo gila. Tapi saat sampai parkiran rumah sakit, Theo tidak sengaja bertemu Kayla. Melihat Kayla yang mendadak menjadi manja membuat benteng pertahanan Theo hancur seketika. Akhirnya Theo setuju untuk ikut Kayla ke taman.
"Theo.. " panggil Kayla dengan nada selembut mungkin.
"Apa sayang?"
Kayla secara otomatis tersenyum senang saat mendengar Theo kembali memanggilnya dengan sebutan sayang.
"Jangan pergi ya."
"Iya aku gak pergi, ini buktinya aku ada di samping kamu."
"Bukan gitu maksud aku."
"Terus apa dong?"
"Jangan balik lagi sama kak Nida---"
"Syuttt, jangan bahas dia dulu ya. Intinya sekarang aku ada disamping kamu. Jadi jangan bahas apapun itu yang berkaitan sama dia."
Kayla mengangguk senang. Hari ini Kayla benar-benar mendapatkan jawaban seperti yang ia sudah harap-harapkan.
Bersambung,
Limerence.
KAMU SEDANG MEMBACA
LIMERENCE (revisi)
Fanfiction"Terimakasih teruntuk perjalanan kisah cinta yang diluar akal." Ansen Theo Edison (Kim Taehyung), laki-laki berparas tampan yang mempunyai harta melimpah. Semua keinginannya harus terpenuhi, apa pun caranya, ia harus dapatkan. Termasuk cinta dari du...