Kemarin Theo sudah mencoba untuk mengejar Kayla. Kekejar, namun bukan seperti ini akhir yang Theo inginkan.
"Kay dengerin penjelasan aku dulu."
"Udah lah Theo, pada kenyataannya baik kamu, dan orang tua kamu emang gak pengen aku ada disisi kamu."
"Jangan ngomong kayak gitu!"
"Liat! Bahkan semesta gak pengen kita bersama!"
Langit berubah menjadi gelap, awan mulai menghitam, dan angin menerpa dengan sangat kencangnya.
Sepertinya, hujan hari ini akan sangat deras.
"Salah Kay! Liat! Bahkan semesta sedih liat keadaan kita kayak gini."
"Aku capek, Theo"
"Ayo perbaiki dari awal!"
"Perbaiki? Terus kalo udah diperbaiki, kamu mau coba untuk ngerusaknya lagi? Iya?!"
"Kayla enggak gitu!"
"Theo, bahkan orangtua kamu udah mandang aku sebagai wanita murahan!"
"Kayla cukup!"
"Harusnya aku gak usah nolong kamu tadi, harusnya aku tinggalin aja kamu di jalan, yang seharusnya nemuin kamu dan dapat masalah kayak gini tuh kak Nida bukan aku!"
"Cukup!"
"Apa? Hah? Mau bela dia? Iya?"
"Kayla aku bilang tolong cukup--" suara Theo mulai melemah.
"Bahkan saat mabuk tadi kamu cuma inget nama dia."
"Kay.. "
"Apa, hah?!"
Hujan mulai turun, suara tangisan Kayla juga mulai tertutup oleh derasnya rintikan air hujan.
"Aku capek Theo, aku sakit, aku terluka."
"Sama Kay, aku juga terluka liat keadaan kita kayak sekarang."
"Bohong!"
"Liat kamu nangis kayak gini aja bikin hati aku ke sayat-sayat Kay."
"Lebih sakit mana? Liat keadaan aku kayak sekarang atau liat kak Yuda nembak kak Nida? Hmm? Kalo emang lebih sakit ngeliat keadaan aku kayak sekarang kenapa kamu rela rusak diri kamu dengan alkohol cuma karena stress liat mantan kamu sama orang lain, Theo? Kenapa?.."
Ini bukan suara tangisan Kayla, melainkan Theo. Seorang cowok dingin seperti Theo bisa menangis se-menyedihkan ini
"Kayla aku minta maaf.. "
"Jujur sama aku Theo! Kamu cinta sama aku atau sama kak Nida?"
"...."
"Liat! Bahkan kamu diem aja Theo, pertanyaan mudah kayak gitu bahkan kamu gak tau gimana cara jawabnya."
"Maaf."
"Denger kamu minta maaf kayak gini bikin aku tambah sakit Theo. Aku bahkah bingung kenapa aku bisa secinta ini sama kamu? Kalo aja aku bisa minta sama Tuhan, aku minta lebih baik aku gak ketemu sama kamu dari awal."
"Andai aku juga bisa minta sama Tuhan Kay, aku minta lebih baik aku gak ditakdirin jadi laki-laki brengsek kayak gini."
"Brengseknya kamu bukan takdir yang Tuhan kasih Theo, brengseknya kamu adalah pilihan kamu sendiri untuk menentukan karakter dalam diri kamu."
"Sama Kay, pertemuan kita dari awal itu juga pilihan, bedanya itu pilihan dari Tuhan, Tuhan kirim kamu ke aku untuk bantu aku. Bantu aku berubah jadi pribadi lebih baik."
"Salah! Tuhan pengen hukum aku biar siap untuk tantangan hidup selanjutnya. Aku bakal jadiin ini pelajaran Theo.. "
" ..Jadi, ayo kita putus!"
Ajakan Kayla untuk menyudahi hubungan mereka terus menghantui pikiran Theo. Jika memang Tuhan memberi hukuman seperti ini, Theo akan terima. Tapi dia berharap agar Tuhan memberi kesempatan untuk memperbaiki semuanya. Bahkan jika ia harus mengorbankan dirinya, ia mau. Theo hanya ingin Kayla tidak merasakan rasa sakit yang Theo berikan sejak awal.
"Woy! Pagi-pagi ngelamun aja lau!"
"Jauh-jauh dari gw deh." Theo yang lagi khusyu merenung atas kesalahannya menjadi terganggu karena kedatangan Jasson.
"Ngelamun terus, eh btw si Kayla gak masuk ya? Tumbenan anak emasnya sekolah kagak masuk. Sakit dia Theo?"
Theo mengangguk pelan, lalu tersenyum miris. "Iya dia sakit."
"Sakit hati karena gw tepatnya." batin Theo.
"Eh liat deh!" Jasson menunjuk ke arah lapangan.
"Apaan?"
"Itu liat!"
Theo mencari-cari objek yang Jasson tunjuk sedari tadi.
"Mana kampret!"
Jasson memukul lengan Theo. "Onoh buta napa lu!"
"Ya apaan?!"
"Onoh ada cewek cantik Theo, ngumpung Kayla gak masuk, gak mau selingkuh bentar aja gitu?"
Kesabaran Theo sudah mencapai puncak sepertinya, terlebih mendengar Jasson tertawa keras sekarang. Karena Jasson tidak ingin terkena amukan dari tuan muda Edison, ia memilih untuk berlari menjauhi Theo. Theo mencoba untuk mengejar si pengacau itu.
Bruk.
Theo jatuh karena tersandung oleh kakinya sendiri.
"Akhh, anjir berdarah lagi."
Tiba-tiba terulur tangan seseorang untuk membantunya berdiri. Awalnya Theo ragu, tapi akhirnya ia menerima uluran tangan tersebut. Theo dibawa untuk duduk di kursi pinggir lapangan. Orang tersebut mengeluarkan plester dari saku seragamnya. Ia dengan wajah dinginnya mulai memasangkan plester dengan hati-hati. Dirasa tugasnya sudah selesai, ia memilih untuk beranjak pergi. Namun Theo menahannya.
"Lo beneran jadian sama Yuda?"
Bersambung,
Limerence.
KAMU SEDANG MEMBACA
LIMERENCE (revisi)
Fanfiction"Terimakasih teruntuk perjalanan kisah cinta yang diluar akal." Ansen Theo Edison (Kim Taehyung), laki-laki berparas tampan yang mempunyai harta melimpah. Semua keinginannya harus terpenuhi, apa pun caranya, ia harus dapatkan. Termasuk cinta dari du...