26

800 46 5
                                    

Syukurnya hari ini Theo bisa bersekolah kembali. Ia senang karena demamnya sudah turun, sepertinya berkat kehadiran Kayla juga.

Entahlah.

Intinya hari ini Theo tambah bahagia karena Kayla sedang memeluk pinggangnya dari belakang. Seperti hari-hari biasanya, Theo menjemput Kayla dan seperti biasa pula Kayla memeluk pinggangnya. Selama perjalanan tidak ada percakapan sama sekali.

Setibanya di sekolah, Theo mengantar Kayla sampai ke depan pintu kelasnya. "Belajar yang bener ya, saying." ucap Theo sambil mengacak-acak rambut Kayla.

Kayla tersenyum Bahagia. "Iya Theoku, kamu juga belajar yang bener."

"Siap ibu negara."

"YA ALLAH GUSTI, SALAH APA SAYA??? PAGI-PAGI SUDAH LIAT KEBUCINAN YANG AMAT SANGAT MENJYJYKAN INI."

"Sabar Bunga sabar, next lo bakal dapetin hatinya Doyoung NCT 127, aamiin" ucap Bunga sambil memohon doa.

"Gak amin gw mah!" sebal Kayla.

"Loh kok gitu? Aaminin orang mah!"

"Bunga lo tuh kalo mimpi jangan ketinggian!"

"Kay, mimpi itu harus setinggi-tingginya."

"Ya gak gitu juga Bunga!"

"Bodo ah, yang penting Doyoung punya gw!"

"Bunga!"

Akhirnya Kayla memilih untuk mengejar Bunga hingga keluar kelas. Kayla tidak rela jika bias utamanya di rebut dengan orang lain. Theo hanya senyum-senyum tampan lihat Kayla sedang mengejar Bunga. Ia meletakan tas Kayla yang ia bawa tadi ke meja yang Kayla tempati, lalu ia berjalan menuju kelasnya.

Baru saja Theo membuka pintu, senyum manis yang sedari tadi ia tampilkan mendadak luntur begitu saja.

"Jadi gimana, lo mau jadi pacar gw?"

Yuda sedang berdiri di hadapan seorang wanita yang sempat Theo kagumi, tak lupa Yuda juga membawa setangkai mawar merah.

"Gw--" Nida bingung ingin menjawab apa, ini begitu tiba-tiba.

Theo yang tidak ingin mendengar sekaligus melihat kelanjutan kejadian itu memilih untuk pergi dari sana. Tidak tahu ia akan pergi ke mana intinya mood-nya mendadak kacau seperti ini.

Bruk!

"Sorry." Theo tidak sengaja menyenggol bahu seseorang, untung saja orang itu tidak sampai terjatuh.

"Jalan pake mata." ucap dingin orang tersebut.

"Jalan pake kaki bambank!"

"Serah gw lah."

"Daripada lu ngajak gw ribut di sini, mending ke kelas gw gih, ada pertunjukan yang amat sangat akan menyayat hati lo." kata Theo tak kalah dinginnya.

Samuel, pria yang mengagumi sosok Nida dalam diam menatap Theo penuh tanya. "Maksud lo?"

"Pujaan hati lo udah di officiall-in sama cowok lain. Sabar ya~"

Theo menepuk bahu Samuel lalu pergi meninggalkannya.

"Nida? Sama cowok lain?"

l i m e r e n c e

Kayla merasa lelah karena terus mengejar Bunga yang tidak berhenti mengatakan bahwa Doyoung NCT adalah punyanya. Kayla yang tenaganya sudah low memilih untuk duduk di tengah lapangan. Masa bodo dengan mata-mata yang tertuju padanya, intinya dia sedang kelelahan.

"Dingin!"

Kaleng minuman dingin menyentuh pipi Kayla, saat ia menolehkan pandangannya ke samping ia dapat melihat sosok manusia tampan yang sedang berdiri memegang kaleng minuman dingin tersebut.

"Eh, Jef?"

Jeffry tersenyum dan ikut duduk di samping Kayla. Ia membuka kaleng minuman itu dan memberikannya kepada Kayla.

"Buat gw nih?"

"Iyalah, buat siapa lagi."

"Hehe makasih."

Bersambung,
Limerence.

LIMERENCE (revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang