Suasana di ruang tamu mendadak berubah menjadi tegang. Ekspresi-ekspresi dua manusia yang sedari tadi menunjukan raut kekecewaannya. Theo dan Kayla duduk dengan jarak yang lumayan jauh. Kayla malu setengah mati, rasanya ia ingin menghilang saja. Padahal tidak ada niatan ingin macam-macam, cuma ya sudah terlanjur.
"Jadi gimana? Ada pembelaan dari kalian?" laki-laki berjas hitam mulai membuka percakapan di antara mereka.
Theo meremas jemarinya dengan kuat, ia sungguh gugup sekarang.
"Berarti iya tadi kalian mau macam-macam?"
Theo tertegun. "Gak gitu, pah."
Iya.
Tadi Kayla dan Theo tertangkap basah sama bokap serta nyokapnya Theo, dan mereka menjadi salah paham sekarang.
"Kamu laki-laki Theo, Kayla perempuan, kalian bukan muhrim, apalagi tadi kalian di dalam kamar dan posisinya kayak gitu?" Faldi Edison a.k.a papanya Theo. "Astaga Theo Edison papa gak pernah ngajarin kamu jadi anak brengsek kayak gini."
"Bukan gitu, semua itu cuma salah paham." bela Theo.
Rena menatap Kayla tidak suka. "Kamu juga, kamu perempuan loh Kay, masa mau harga dirimu jatuh gitu aja?"
"Mah jangan ngomong kayak gitu sama Kayla, dia gak salah."
"Terus siapa yang salah? Mama?"
"Ya ampun ma, pa. Itu cuma salah paham."
"Kamu tuh dari tadi bilangnya salah paham mulu! Jelasin salah pahamnya di mana? Kalo kayak gini terus kami juga gak paham-paham Kim Theo!" bentak Faldi.
"Tadi Theo mabuk om." jawab Kayla dengan jujur.
Itu membuat Rena serta Faldi terkejut bukan main. Anak mereka yang selama ini mereka kira anak yang baik, ternyata—
"Kamu mabuk Theo?" tanya Faldi memastikan.
Theo mengangguk pelan.
Brakkk.
Faldi mendadak memukul meja di depannya. Dengan perasaan berapi-api tuan Edison berdiri, lalu ia menatap Kayla. "Kamu racuni apa anak saya?"
"Kayla gak salah."
"Diam Theo! Papah gak lagi bicara sama kamu!"
"Tapi Kayla itu perempuan baik-baik, pa."
Faldi berdecak sebal. "Perempuan baik mana yang mau berduaan di kamar sama cowok yang bukan suaminya?"
"Kayla tante kecewa ya sama kamu, bisa-bisanya kamu melakukan perbuatan tidak senonoh, dan kamu ajarkan apa anak saya sampai jadi anak bandel seperti ini? Ini pasti kamu kan yang ajarin?!"
"Bukan tante, tadi Kayla cuma--"
"Cuma apa? Untung kami pulang lebih awal, coba kalo kami pulang terlambat. Mau bikin nama keluarga saya rusak? Jelek? Iya begitu?!"
Tidak bisa dipungkiri lagi jika air mata Kayla sudah menetes dari tadi. Rasanya ia ingin melawan, tapi entah kenapa ketakutannya lebih besar.
Jika ditanya apakah ini sakit?
Bahkan ini lebih dari sakit :)
Ini bukan maunya Kayla, ini juga bukan salahnya Theo. Ini hanya sebuah kesalah pahaman.
Tapi apa?
Kayla yang terpojokan sekarang.
Kayla yang direndahkan sekarang.
Kayla yang dihina sekarang.
Bahkan,
Kayla yang menjadi tersangkanya sekarang."Perempuan kok gak ada harga dirinya sama sekali."
"Mama!"
"Apa? Masih mau bela wanita gak baik kayak gini Theo?"
"Ma cukup!"
"Kim Theo! Buka mata, hati sama otak kamu! Cewek gak baik kayak gini mau kamu pertahanin? Yakin kamu?"
"Kayla gak kayak gitu ma!"
"Kena karma kamu! Kamu nyakitin Nida dan kamu malah dapet cewek gak baik kayak Kayla!"
Brakkk.
Sekarang giliran Theo yang memukul meja.
"Jangan sebut-sebut nama dia lagi mah, Theo tau Theo pernah salah di masa lalu, tapi apa iya gak ada kesempatan buat Theo perbaiki semuanya? Dan soal Kayla, Kayla gak salah mah."
Kayla menatap Theo dengan tatapan tidak percaya. "Apa Theo? Gak salah denger aku? Apa kata kamu? Perbaiki semuanya?"
Kayla beranjak dari kursinya, ia menatap Theo dengan tatapan sendunya. "Kalo aja ada kak Nida di sini, aku yakin kamu bakal lebih bela dia. Kalo aja saat itu aku yang jatuh ke jurang, pasti kamu udah bahagia sama dia. Kalo aja saat itu aku lebih milih Jeffry, kamu pasti udah balikan sama dia. Harusnya yang sekarang ada di posisi aku itu dia, bukan aku."
Kayla menyeka air matanya, ia menarik napasnya lebih dalam. Walaupun air matanya masih terus menetes, setidaknya keberaniannya mulai mendominasi.
"Aku capek selalu jadi pihak yang disalahkan! Aku capek selalu jadi tersangka! Aku capek selalu jadi korban atas kebrengsekan kamu! Mulai sekarang, kita putus!"
Kayla mengambil tasnya lalu pergi dari sana dengan keadaan yang masih sama menyedihkannya.
"Kalo kamu kejar dia, fasilitas kamu papa cabut!"
Theo tidak memperdulikan ancaman dari papanya itu, ia lebih memilih untuk mengejar kekasihnya.
Apa dia masih pantas untuk dimaafkan?
Jika tidak, Theo bahkan rela untuk bersujud di kaki Kayla.
"THEO EDISON KEMBALI!"
Bersambung,
Limerence.
KAMU SEDANG MEMBACA
LIMERENCE (revisi)
Fanfiction"Terimakasih teruntuk perjalanan kisah cinta yang diluar akal." Ansen Theo Edison (Kim Taehyung), laki-laki berparas tampan yang mempunyai harta melimpah. Semua keinginannya harus terpenuhi, apa pun caranya, ia harus dapatkan. Termasuk cinta dari du...