Semua murid, guru, kepolisian, tim sar, dan dibantu beberapa warga sekitar berpencar mencari Nida. Sedangkan Kayla di tenda bersama dengan beberapa suster di sana. Theo benar-benar dibuat gila akan berita yang tidak mengenakan ini, dia takut, bahkan sangat takut. Banyak dari mereka yang menyalahkan Kayla atas jatuhnya Nida, karena tidak mungkin Nida tiba-tiba terjatuh jika tidak ada sebab.
Setelah pencarian yang memakan waktu berjam-jam, Nida akhirnya ditemukan di jurang yang letaknya ternyata melebihi batas pengambilan kayu. Nida ditemukan dalam kondisi yang benar-benar kacau. Banyak luka di wajah, lengan, serta kaki. Untungnya jantung Nida masih berdetak dengan normal. Saat tim sar berhasil menarik Nida sampai di atas, Theo langsung memeluknya erat. Ia menangis sendu di sana.
"Kamu kenapa bisa begini Da? Aku gak becus banget jaga kamu, aku minta maaf."
Theo menangis, ia merutuki dirinya sendiri yang tidak becus menjaga gadisnya. Semua yang berada di sana pun ikut merasakan kesedihan yang dialami Theo.
Akibat jatuhnya Nida ke jurang, perkemahan langsung dibatalkan. Guru-guru takut jika ada korban lagi. Nida sudah dibawa ke rumah sakit. Theo, Kiki, dan bu Rida yang ikut mengantarkannya. Seluruh murid serta guru sudah kembali ke rumah masing-masing, begitu pun dengan Kayla. Sepertinya ia sangat tertekan dengan semua tuduhan dari teman-temannya.
l i m e r e n c e
"Ibu sudah menghubungi keluarganya Nida, mereka sedang di jalan." kata bu Rida sambil memasukan gawainya ke dalam tas.
Bu Rida serta Kiki duduk di bangku yang tersedia di depan ruang UGD, sedangkan Theo berjongkok di sana, ia menunduk sambil mengepalkan tangannya kuat-kuat. Theo yang merasa paling bersalah, ia menyalahkan dirinya yang tidak bisa menjaga sesuatu yang sangat berarti seperti Nida.
Sedari tadi handphone-nya terus bergetar, dan itu semua panggilan telpon dan juga pesan masuk dari anak Bangtan. Kedua orangtua Theo sudah mengenal lama Nida, tetapi Theo belum memberi tahu mereka.
"Theo!" teriak beberapa pemuda tampan yang baru saja sampai.
Theo menatap mereka semua, ia langsung berdiri.
"Kalian apa-apaan si dateng-dateng teriak." tegur bu Rida.
Para anak Bangtan memberi salam terlebih dahulu dengan bu Rida, lalu kembali menatap kesal ke arah Theo.
"Gila lo! Gak becus jagain Nida sok-sokan mau miliki dia lagi." kata Yuda dingin.
"Kayla juga luka waktu itu, tapi lo cuma khawatir sama Nida. Pacar lo itu Kayla atau Nida? Apa dua-duanya? Dasar brengsek!" itu adalah ucapan pedas yang dilontarkan Saka.
Theo berdecak sebal "Kalo pun gw nyuruh Kayla pergi, dia gak bakal mau, karena apa? Karena dia cinta sama gw." ucap Theo menyeringai.
Bugh!
Satu pukulan dari Niko untuk ucapan yang tidak pantas barusan.
"Ya ampun!" teriak bu Rida dengan histeris.
Theo memegang pipinya yang sepertinya sudah mengeluarkan darah. Theo tertawa sinis. "Begitupun dengan Nida. Tapi kalo untuk Nida. Gw gak akan pernah nyuruh dia pergi lagi, karena dia cuma milik gw."
"Brengsek!"
Bugh!
Jay memukul Theo sampai ia tersungkur. Bu Rida memanggil satpam agar memisahkan mereka semua.
"Liat Theo! Nida bakal tau asli lo! Dan lo akan jadi manusia yang paling Nida benci di dunia ini!" teriak Jay yang sudah digeret keluar dari sana.
Tersisa ia, Kiki, dan juga Bu Rida lagi. Theo kembali berjongkok, ia memegang pipinya lalu tertawa pelan. "Gak akan ada yang bisa hentiin gw. Siapapun itu.. "
Bersambung,
Limerence.
KAMU SEDANG MEMBACA
LIMERENCE (revisi)
Fanfiction"Terimakasih teruntuk perjalanan kisah cinta yang diluar akal." Ansen Theo Edison (Kim Taehyung), laki-laki berparas tampan yang mempunyai harta melimpah. Semua keinginannya harus terpenuhi, apa pun caranya, ia harus dapatkan. Termasuk cinta dari du...