Nara sudah tertidur di pangkuan Theo. Tadi Nara sempat menangis kencang saat kakak cantiknya pamitan untuk kembali ke rumahnya. Nida pamit bukan tanpa sebab, ia dan Samuel akan segera melaksanakan pernikahan mereka. Jadi mereka harus mempersiapkan segala keperluannya.
Awalnya Theo juga terkejut akan berita mendadak ini, ada rasa cemburu gitu, tapi dikit. Dia kali ini sungguh ingin serius dengan Kayla, ia tidak mau menyia-nyiakan gadisnya lagi. Cukup di masa lalu, tidak untuk sekarang. Omong-omong tentang Kayla, gadisnya itu masih menetap di rumahnya. Alasannya karena Theo takut terjadi apa-apa kepadanya.
"Theo, sini Naranya aku gendong. Biar aku aja yang mindahin dia ke kamarnya."
"Gapapa emangnya?"
"Iya gapapa."
Perlahan Kayla mengangkat Nara, ia menggendongnya sambil mengusap-usap punggung anak kecil itu. Theo hanya membuntuti Kayla sampai tiba di ruangan anaknya. Kayla meletakan Nara perlahan di kasur mininya, ia merasa bahagia karena bisa menggendong Nara, walau harus menunggu anak itu tertidur terlebih dahulu.
"Yuk keluar, biar Naranya bobo dulu."
Kayla dan Theo memilih duduk di pinggir kolam renang, hitung-hitung Kayla bisa mainin kakinya di air.
"Bahagia banget kamu hari ini?"
"Iya. Akhirnya aku bisa gendong anak kamu, ya walaupun dianya gak sadar."
"Maaf ya, Kay."
"Maaf, untuk?"
"Untuk semua perlakuan Nara ke kamu. Maaf dia selalu bersikap gak sopan ke kamu."
"Gapapa kok Theo. Lagi pula sepertinya memang Nara harus terbiasa dulu, makanya dia keliatan kayak gak suka sama aku. Tapi aku percaya kok Theo, suatu hari nanti perlahan Nara bakal terima dan suka sama aku."
"Iya, aku juga percaya itu. Karena aku yakin, kamu pun bisa jadi ibu yang baik untuknya."
"Bunga?"
Theo membuang wajahnya ke arah lain, mendengar nama itu hanya membuatnya muak. "Dia udah gak ada kabar dari seminggu yang lalu. Kebiasaan dia itu, hobinya clubbing sana sini, sampai lupa sama kewajibannya sebagai seorang ibu."
"Tapi Theo, kenapa kamu gak nikah aja sama Bunga?"
Theo beralih menatap gadisnya dengan lekat. "Aku cintanya sama kamu, ngapain aku nikah sama dia. Asal kamu tau aja Kay, dia cuma mau harta aku aja."
"Terus Nara?"
Theo menarik dan menghembuskan napasnya terlebih dahulu. "Kay. Aku memang awalnya gak bisa terima ini semua, tapi perlahan aku sadar dan memang harus mengakui bahwa Nara adalah anak aku. Segala tes sudah dijalankan, dan hasilnya memang Nara adalah anak aku.
Aku minta maaf Kay sebelumnya. Aku tau aku emang brengsek, jahat, egois. Tapi sumpah saat itu aku gak sadar bisa ngelakuin hal menjijikan sama Bunga.. "
" ..Saat itu, Bunga jebak aku. Dia sengaja kasih obat di minuman aku biar aku pusing dan gak sadar sama semua tindakan yang aku lakuin. Sampai besok paginya, aku paksa dia untuk minum pil yang bisa mencegah dia untuk hamil. Aku pikir dia beneran minum, ternyata enggak. Gak lama dari hari itu, bawahan aku kasih info kalo Bunga lagi ada masalah. Orangtuanya cerai, ibunya bunuh diri, dan ayahnya gak tau sekarang ada di mana."
Kayla langsung menutup mulutnya tidak percaya. Zaman SMA dulu, Kayla sering sekali mampir ke rumah Bunga. Setiap kali ke sana, ibu dan ayahnya Bunga selalu menyambutnya dengan hangat. Dan itu yang membuat Kayla bisa dekat dengan kedua orangtuanya Bunga.
"Ayahnya Bunga kelilit hutang sampai milyaran. Dan Bunga benar-benar stress saat itu, sampai dia ngelakuin hal gila. Dia jebak aku, dia pengen harta aku. Tapi bagaimanapun juga, Nara tetap anak aku, darah daging aku. Gak peduli orang mau anggap Nara anak haram atau apa pun itu, intinya ya Nara adalah anak aku. Syukurnya orangtua aku bisa nerima Nara, bahkan mereka sesayang itu sama Nara."
Setelahnya, hanya ada keheningan. Kayla masih mencoba menerima semua yang sudah diceritakan oleh Theo.
"Kay, ada yang aku mau tanyakan sama kamu."
"Apa?"
"Tatap aku dulu sini."
Kayla menatap Theo, entah kenapa perasaan Kayla semakin tumbuh setiap kali ia menatap kekasihnya ini.
"Apa kamu rela, terima aku yang sudah sering menyakiti kamu? Apa kamu gak keberatan, terima Nara sebagai anak aku dan anak sambung kamu? Apa kamu masih tetap cinta sama aku, disaat kamu tau kebrengsekan aku sudah terbongkar semuanya?"
Kayla terdiam. Bukan karena ia tidak ingin menjawab atau apa, hanya saja ia sedang meresapi ucapan Theo, lagi pula ia juga sedang merasa nyaman saat Theo berkata jujur seperti ini.
"Theo." Kayla memegang jemari Theo. "Aku sudah maafin semua perbuatan kamu, aku sudah relain itu semua. Awalnya aku juga berpikir bahwa semua ini akan terasa sulit buat aku jalani, terlebih saat aku tau kalo Nara anak kamu. Tapi setiap kali aku tatap kamu dan Nara secara bergantian, entah kenapa hati aku terasa teduh Theo.. "
" ..Akhir-akhir ini aku juga sering mempertimbangkan apa yang akan terjadi di hari esok dan esoknya lagi. Kita memang bisa berencana, tapi takdir tetap Tuhan yang mengatur bukan?
Theo, aku siap terima kamu apa adanya. Apa pun itu resikonya, aku bakal hadapi."
Theo menarik Kaylakedalam pelukannya yang hangat dan juga erat. Ia sangat bersyukur bisa bertemudan kembali merasakan cinta dari gadis baik yang dikirim Tuhan kepadanya.
"Makasih Kay, makasih untuk segalanya."
Kayla balas memeluk Theo, jemarinya juga bergerak mengusap rambut kekasihnya.
"Tolong Theo, ini yang terakhir. Jangan kecewain aku lagi, cukup dulu, sekarang jangan lagi."
Bersambung,
Limerence.
KAMU SEDANG MEMBACA
LIMERENCE (revisi)
Fanfiction"Terimakasih teruntuk perjalanan kisah cinta yang diluar akal." Ansen Theo Edison (Kim Taehyung), laki-laki berparas tampan yang mempunyai harta melimpah. Semua keinginannya harus terpenuhi, apa pun caranya, ia harus dapatkan. Termasuk cinta dari du...