50

651 63 16
                                    

Semua persiapan sudah hampir sempurna. Mulai dari gaun, cincin, dan segala macamnya. Nida sedang menatap dirinya di depan cermin. Beberapa kali sang perias menenangkan Nida yang terus-terusan menangis tanpa henti, makeup luntur dan harus diulangi lagi.

"Udah ya mbak jangan nangis lagi, makeup-nya jadi luntur tuh."

"Saya gak mau nikah!"

Kalimat itu tak henti-hentinya Nida ucapkan, ia merasa semua ini terlalu berat untuknya. Memang masih ada Theo di hati Nida, tetapi ia tidak mau menikah secara paksa seperti ini. Umurnya masih sangat muda, kuliah pun belum usai, cobaannya sudah seberat ini saja. Kalau bukan karena Theo mengancam akan melukai Kayla, tidak mungkin Nida mau menikah dengan laki-laki brengsek seperti Theo.

"Saya gak mau nikah!"

"Udah ya, nanti juga lama-lama cinta kok sama tuan muda Edison. Lagi pula tuan Edison kan tampan, mapan, kurang apa coba?"

"Gak mau!"

Karena sang perias bingung bagaimana untuk menenangkannya, ia berinisiatif untuk memanggil Theo.

"Da--"

Nida membuang wajahnya ke arah lain, menatap Theo hanya membuatnya muak saja.

"Hei, cantik banget gaun itu kalo kamu yang pakai."

"DIEM!"

"Aku dibentak nih?"

Nida memberanikan diri untuk menatap Theo. "Batalin aja ya, Theo." ucapnya sendu.

Theo tersenyum sinis "Kamu mau aku lukain Kayla kayak beberapa hari yang lalu?"

Nida menggeleng cepat.

"Nah makanya, nurut aja."

Theo mengusap pelan pipi Nida yang masih dibanjiri air mata. "Aku tunggu di luar, berhenti nangis dan kita akan nikah hari ini juga."

Setelah Theo mengecup kening Nida, ia segera pergi dari sana.

"THEO EDISON SIALAN!"

l i m e r e n c e

Semenjak hari itu, hari di mana Theo mengatakan bahwa ia berjanji akan menikahi Kayla, Theo tidak pernah datang lagi. Kayla juga tidak bisa pergi dari sana, pintunya masih sama, terkunci rapat. Hanya beberapa asisten rumah tangga yang masuk untuk membersihkan ruangan dan mengantarkan makanan kepada Kayla.

"Kenapa tiba-tiba gw ngarep dia dateng si?" monolog Kayla.

Ceklek.

Atensi Kayla beralih pada pintu yang hampir terbuka, ia berharap Theo yang datang untuk menemuinya.

Namun..

"Hizkia?"

"Hai Kayla, apa kabar?"

"Mau ngapain lo?!"

Kayla trauma jika Hizkia kembali melukainya lagi. Kayla tidak tahu salah dia ke Hizkia itu apa, tapi dapat dipastikan Hizkia memiliki dendam kepada Kayla. Terlihat dari cara Hizkia menatapnya.

"Jangan ngedeket!"

"Takut amat si lo, gw gak bakal nyakitin lo!"

"Terus lo mau ngapain di sini?"

"Cuma mau ngajak lo ke luar"

"Ke luar?"

"Iya, Theo sama Nida kan bakal nikah hari ini."

"Apa?"

Kayla terkejut, ini sungguh berita yang benar-benar membuat hati Kayla kembali hancur.

Apa-apaan ini semua?

LIMERENCE (revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang