73

449 53 8
                                    

Pernikahan Theo dan juga Kayla tinggal menghitung hari. Baik Kayla dan Theo tidak pernah menyangka akan sampai ke tahap ini. Perjalanan lika-liku yang mereka jalani, suka duka bersama, sampai pernah berada pada titik di mana mereka pisah. Ini adalah caranya Tuhan mempertemukan mereka kembali, ini adalah bukti bahwa keduanya sudah berhasil melewati ribuan ujian yang telah dikasih-Nya.

Memang sampai saat ini masih ada beberapa masalah yang belum selesai secara sempurna, tapi intinya mereka tetap bersyukur. Selama mereka tetap bersama, dan selama mereka saling mencintai, itu sudah lebih dari cukup.

Ansen Theo Edison, laki-laki yang dulunya Kayla sempat benci karena kebrengsekannya. Kayla Nazareth, wanita cantik yang selalu tersakiti baik sengaja maupun tidak sengaja oleh Theo.

Theo dan Kayla, pasangan yang sudah melewati banyak cobaan dan tetap bertahan hingga sekarang. Iya, ini bukan hanya sekedar kisah cinta biasa. Ini, luar biasa.

"Theo, kok gak ngantor?"

Kayla pagi ini akan menemani nyonya Edison untuk arisan, tapi baru saja ia duduk dengan nyaman di sofa, Theo datang-datang langsung bersandar padanya.

"Gini dulu, sebentar."

Kayla melihat arlojinya. "Udah jam delapan ih, kamu telat!"

"Biarin lah, aku bosnya ini."

"Jangan salahin kalo nanti banyak karyawan kamu yang suka telat."

"Aku pecat lah."

Kayla berdecak sebal. "Setidaknya mandi sana!"

"Gak mau!"

"Nanti bau loh."

"Seorang Ansen Theo Edison gak pernah bau."

"Ya udah ih mandi sana!"

Theo membenarkan duduknya, menatap sang kekasih yang masih fokus dengan serial Spongebob-nya.

"Mandiin." ucapnya manja.

Kayla mangut-mangut.

"Eh, serius kamu mau?"

"Mau apa?"

"Mandiin aku."

Tak ada sautan dari Kayla, nampaknya gadisnya ini terlalu fokus sampai dirinya dianggurkan.

Cup.

Kayla membulatkan matanya, ini pagi-pagi udah nyosor aja si tetet.

Untung mama mertua masih di kamar mandi, selamat.

"Theo!" bentaknya.

Yang dibentak hanya mesem-mesem gak jelas.

"Abisnya kamu malah ngacangin aku."

"Ya tapi gak udah dicium juga dong!"

"Loh kenapa? Aku nyium kamu ini."

"Nanti mama liat gimana?!"

"Ya gapapa."

"Theo ih!"

Theo memilih untuk rebahan dan menjadikan paha Kayla sebagai bantalnya. "Usapin."

"Gak!"

Theo mempoutkan bibirnya.

'Imutnya' batin Kayla.

Jemari Kayla bergerak mengusap rambut sang kekasih dengan lembut. Senyum Theo lagi-lagi terulas, ia memang suka jika dimanja sama Kayla. Biasanya 'kan Nara yang manja sama dia, nah dia praktekin juga ke Kayla.

🌚

Lagi asiknya mengusap rambut Theo, tiba-tiba bayi besarnya ini jadi mendadak random. Theo mencium perut rata dia, untungnya tertutup baju, coba kalo enggak.

"Theo ih! Ngapain dicium segala perut akunya!"

"Biarin."

Habis cium-cium tidak jelas, dia malah mencubit pipi Kayla. Kayla juga diam saja, dia mau fokus sama si kotak kuning a.k.a Spongebob.

"Emang Spongebob ganteng ya, Kay?"

Kayla mengerutkandahinya, tapi matanya masih fokus ke kartun itu. "Ganteng?"

"Iya, sampe-sampe kamu lebih fokus sama dia. Padahal cuma kuning kotak-kotak gitu doang."

Theo menarik dagu Kayla untuk menatap ke arahnya. "Kalo kamu suka kotak-kotak, nih perut aku bentuknya kayak gitu. Kalo warna kuning, nanti aku pake celana boxer kuning deh."

"Apaan sih kamu."

"Biar kamu fokusnya ke aku aja, Kay."

"Hilih. Kamu juga gitu Theo, pas ada Upin Ipin, akunya juga dilupain."

"Ya kan upin ipin lucu, Kay."

"Terus menurut kamu, aku gak lucu gitu?!"

"Lucu, tapi masa kamu mau disamain kayak Upin Ipin."

"Gak mau lah! Nanti pala aku botak, terus gak tinggi-tinggi lagi!"

Theo tertawa. "Kamu ngegemesin banget kalo lagi ngomel, Kay."

"Ouh, jadi kalo aku biasa aja aku gak ngegemesin? Iya?"

"Bukan gitu ih, kamu mah cantik-cantik ngegas mulu."

"Emang kenapa kalo aku ngegas? Hah? Cantik aku ilang gitu?"

Theo menepuk jidatnya, salah sasaran kayaknya. "Kamu pms Kay?"

"Iya, emang kenapa hah? Gak suka kalo aku pms? Iya? Gak suka kamu?!"

Nah loh, malah dibentak abis-abisan.

Theo memilih untuk berdiri, berjalan ke arah dapur dan meninggalkan Kayla yang hampir meledak saking emosinya.

"IH MALAH DITINGGAL! THEO EDISON!!"

Selang dua menit, Theo datang kembali dengan segelas teh manis hangat di tangannya. Ia meletakkannya di meja yang ada di depan Kayla. Kayla menatap Theo dengan intens. Laki-laki bermarga Edison itu berjongkok di hadapan kekasihnya, mengusap-usap perut ratanya.

"Kata mama, kalo pms itu sakit. Apa iya?"

Kayla mengangguk pelan. "Tapi tergantung sih."

"Kamu lagi sakit gak perutnya?"

Kayla lagi-lagi mengangguk. "Sedikit."

Theo menyodorkan teh yang telah ia buat tadi. "Diminum ya, biar rasa sakitnya berkurang."

Kayla tersenyum, lalu ia meminum perlahan teh itu hingga habis tak tersisa.

"Gimana, enakan?"

"Iya, jadi hangat perut akunya."

Theo berdiri dan mengacak-acak rambut Kayla.

"THEO IH BERANTAKAN! AKU SETENGAH JAM LOH NGEPANG BEGINIAN!"

Yah..

Ngamuk lagi.

Bersambung,
Limerence.

LIMERENCE (revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang