Pagi-pagi sekali Kayla di telepon pihak rumah sakit untuk segera ke sana, karena menyangkut Theo dan juga Bunga. Nara juga keikut bangun saat Kayla rapih-rapih tadi, akhirnya Nara ikut bersamanya ke rumah sakit. Sesampai di sana Kayla dan Nara langsung masuk ke dalam ruang dokter yang selama ini memantau suami dan mantan temannya itu.
"Jadi begini. Bunga sudah sadar sejak dini hari tadi."
Kayla bernapas lega, begitu pula dengan Nara. "Jadi mama udah bangun?"
Sang dokter mengangguk. "Iya."
Nara tersenyum bahagia, lalu ia menatap Kayla. "Kakak, nanti Nala mau liat mama. Tapi Nala juga mau liat daddy."
Sang dokter yang tadinya tersenyum malah melunturkan senyumnya. "Ada satu hal yang harus saya beri tau lagi, ini menyangkut tuan Theo."
"Suami saya kenapa dok?"
"Tuan Edison kehabisan banyak darah, sedangkan persediaan di rumah sakit tidak memadai. Apa ada keluarga atau kerabat yang berdarah O?"
"Darah O? Nanti saya akan tanyakan kepada yang lainnya, dok."
"Tapi harus cepat, karena--"
Sang dokter menggantungkan ucapannya dan membuat Kayla geram.
"Karena apa?"
"Jika terlambat, tuan Edison tidak dapat diselamatkan."
Mendengar itu Kayla langsung shock, terutama Nara yang sudah menangis di pangkuannya.
"Hikss, daddy."
"Maaf, tapi hari ini darah sudah harus ada."
Setelah pembicaraan dengan dokter tadi, Nara masih menangis. Untungnya Nida cepat datang menemuinya, Nara langsung berhenti menangis saat Nida sudah menggendong dan menepuk-nepuk pelan punggung Nara.
Samuel juga ikut bersama Nida, begitu pula dengan tuan Edison dan nyonya Edison. Orangtuanya Kayla tidak bisa hadir karena mereka masih ada di luar kota.
"Kayla gak tau harus gimana lagi, Kayla bingung." ucapnya sendu.
Nyonya Edison berusaha menenangkan menantunya ini.
"Biar papah tanya sama kolega-kolega papah, semoga ada yang cocok."
"Darah Theo emang apa, Kay?" tanya Samuel.
"O, kak." jawabnya.
Samuel bernapas pasrah. "Maaf Kay, gw A."
"Iya gapapa, kak."
"Kakak tantik, nanti daddy bangun kan? Nanti daddy bakal nemenin Nala main lagi kan?"
Nida tersenyum. "Iya, Nara harus doain daddy ya."
"Tapi daddy beneran bangun kan?"
"Iya, Nara."
"Nala mau ketemu cama daddy!"
"Nanti ya, daddynya masih sama dokter. Nanti kalo udah beres, Nara boleh ketemu sama daddy. Nara mau janji ke kakak gak?"
"Janji apa?"
"Janji kalo Nara gak boleh nangis lagi, oke?"
Nara mengangguk dan kembali memeluk leher Nida. Tiba-tiba tuan Edison bangkit dari kursinya, dan tak lama ia menarik rambutnya frustasi.
Nyonya Edison menghampiri sang suami sembari mengusap pelan punggungnya. "Kenapa, pah?"
"Sampai saatini, kolega papah gak ada yang O. Ada si tadi satu, cuma orangnya lagi keluarnegri dan baru bisa balik minggu depan."
KAMU SEDANG MEMBACA
LIMERENCE (revisi)
Fiksi Penggemar"Terimakasih teruntuk perjalanan kisah cinta yang diluar akal." Ansen Theo Edison (Kim Taehyung), laki-laki berparas tampan yang mempunyai harta melimpah. Semua keinginannya harus terpenuhi, apa pun caranya, ia harus dapatkan. Termasuk cinta dari du...