"Gua masih sayang sama lo. Gua belum siap kehilangan lo. Bahkan sampai kapanpun, gua gak akan pernah bisa lupain dan ngerelain lo gitu aja. Gua beneran sayang sama lo. Balik lagi ke gua ya, please."
Kata-kata itu bikin Nida sulit tidur sekarang. Itu bukan Jay yang mengatakannya, melainkan Theo—mantan Nida yang sekarang sudah menjalin hubungan dengan adik kelasnya.
Air matanya menetes tanpa isakan. "Gua juga sayang lo, Theo. Gua juga gak mau kehilangan lo. Andai gua bisa ngomong kayak gitu ke lo tadi, andai gua bisa bikin lo beneran seutuhnya buat gua." Dia menunduk, mengepalkan tangannya untuk menahan isakan yang dia harapkan tidak keluar. "Gua males berandai-andai, Theo. Gua capek berandai-andai. Sekalipun gua berhasil bikin lo jadi milik gua seutuhnya, berarti gua cewek murahan, gua perusak hubungan, gua orang ketiga. Tapi sesulit ini buat lupain lo. Gua nyerah, gua capek."
Seseorang memeluknya dari belakang. Awalnya Nida terkejut, tapi kemudian dia membalas pelukannya lebih erat. Dia menumpahkan semua kesedihannya di sana, mengeluarkan isakannya di sana.
"Maaf..." orang itu hanya bisa meminta maaf sambil mengusap pelan kepala Nida.
"Gua gak mau kehilangan lo. Tolong jangan pergi lagi. Gua gak siap."
"Syut... Gua ada di sini. Gua gak akan pergi lagi. Gua minta maaf soal kejadian beberapa tahun yang lalu itu. Gua mau kita kayak dulu lagi, ayo perbaiki semuanya dari awal."
Nida merenggangkan pelukannya dan menatap orang itu sekarang. "Theo, lo punya Kayla sekarang. Percuma gua balik lagi ke lo kalau hati lo cuma buat Kayla."
Theo menggeleng, menyandarkan kepalanya di leher wanita yang dia rindukan. "Gua mohon, balik lagi."
"Gua gak mau jahat dengan ngambil lo lagi."
"Tolong... Balik lagi sama gua."
l i m e r e n c e
Hari ini ada perkemahan musim panas. Semua sudah siap, tinggal menunggu beberapa menit lagi dan bis akan segera berangkat. Theo tampaknya sudah pusing sedari tadi. Dia menjemput Kayla di rumahnya, sayangnya Kayla sudah berangkat lebih dulu, dan saat sampai di sini tetap tidak ada sosoknya. Theo memang terlambat menjemput Kayla karena dia menjemput seseorang terlebih dahulu.
"Woy! Ngapa lu, pusing amat," kata Jasson yang juga ikut pusing lihat Theo mondar-mandir gak jelas.
"Lo liat Kayla?" Wajah Theo cemas sekarang.
"Kayla? Lah dari tadi lagi anteng banget duduk sama Bang Kai di pojok sono."
"Seriusan anjir!"
"Eseh, gua serius. Noh, di sono." Jasson nunjuk-nunjuk ke arah belakang bis yang memang ada tempat duduk di sana.
Theo mengangguk paham dan mulai berjalan ke arah sana.
"Theo, pas banget ada kamu."
Theo berhenti, menatap gadis yang sudah menjegatnya.
"Iya, kenapa?" Awalnya Theo sedang emosi, tapi saat berbicara ke gadis ini nadanya dibuat selembut mungkin, bahkan sekarang dia mengukir senyum manisnya.
"Aku duduk bareng Kak Samuel, di absennya gitu Theo. Gapapa kan?" Gadis ini sangat khawatir mendengar jawaban dari Theo.
Theo mengambil napas kasar, membuang mukanya.
"Theo, kamu marah? Maaf aku udah coba minta tuker tapi gak bisa." Gadis itu menunduk.
Theo mencoba tersenyum kembali, dia tak bisa mendengar gadis di depannya mengucapkan kata maaf. "Iya, gapapa. Kalo dia macem-macem bilang aku."
Gadis itu mengukirkan senyuman indah. "Makasih. Ya udah, aku ke dalam duluan ya. Dadah."
"Dah. Hati-hati."
Setelah kepergiannya, Theo melanjutkan jalannya untuk segera menemui Kayla.
"Kay." Theo terdiam sesaat, lalu tertawa sinis. "Murahan!"
Bugh!
Bersambung,
Limerence.
KAMU SEDANG MEMBACA
LIMERENCE (revisi)
Fanfiction"Terimakasih teruntuk perjalanan kisah cinta yang diluar akal." Ansen Theo Edison (Kim Taehyung), laki-laki berparas tampan yang mempunyai harta melimpah. Semua keinginannya harus terpenuhi, apa pun caranya, ia harus dapatkan. Termasuk cinta dari du...