44. Kebimbangan

1.1K 104 7
                                    

◽◽ Happy Reading ◽◽

Yoongi tediam di sisi Min Ji, gadis itu saat ini tengah tertidur lelap di sisinya. Jam sudah menujukan pukul 07. 30. Pagi.
Sedari semalam Yoongi terjaga, laki-laki itu sama sekali tidak tidur, entah dia merasa kantuk atau tidak, yang pasti rasa cemas dia menghilangkan semua rasa letih yang iya rasakan.

Cemas. Yak! Jujur saja Yoongi sangat merasa cemas pada Min Ji, bayangkan saja. Betapa menyebalakannya sosok Min Ji ini. Sedari semalam. Dia tidak menjelaskan apa-apa pada Yoongi. Dia hanya tertawa membuat Yoongi mererasa sangat muak pada Min Ji.
Entahlah, Min Ji benar- benar merahasiakan keadaanya pada Yoongi. Dia tidak ingin berbicara atau berkata jujur pada Yoongi tentang keadaanya saat ini.

Tangannya menyentuh kening Min Ji, suhu tubuh iya masih tidak stabil. Sedari tadi Yoongi membangunkan Min Ji, mengajaknya untuk pergi kerumah sakit. Tapi Min Ji menolak untuk pergi, bahkan dia meminta Yoongi untuk tidak menghubungi Dokter pribadi. Dia tidak ingin di rawat, dia hanya ingin Yoongi ada di sampingnya. Tidak ingin Yoongi beranjak untuk pergi dari sisi iya.

"Yoongi," lirih Mommy yang baru saja datang.

Yoongi melirik dengan kedatangan ibunya dan kedua adik iya. Wajah cemas mereka pada keadaan Min Ji, sangat terlihat jelas.
Mommy duduk di samping Min Ji dan menggenggam tangan Min Ji. Air mata seketika jatuh di saat iya melihat wajah pucat Min Ji saat ini.

"Apa keadaan dia masih belum stabil?" tanya Mommy, Yoongi hanya membuang napasnya dengan sedikit anggukan.

"Dia masih seperti ini. Belum ada perubahan Mom."

"Bang ayo bawa Nonna kerumah sakit, biarkan meski Nonna menolaknya, aku sangat cemas akan keadaan dia saat ini," ucap Namjoon. Yoongi melirik ke arah Namjoon.

"Jika abang bisa dengan mudah membujuk dia, abang akan lakukan itu. Min Ji malah menangis di saat abang maksa dia!" balas Yoongi.

"Mungkin dia hanya ingin di rawat di rumah saja. Bawakan dia bubur Yoonji di atas meja makan. Mommy sudah siapkan untuk dia tadi tolong ambilkan princess," suruh Mommy pada Yoonji. Gadis itu mengangguk, menurut atas titah ibunya. Melenggang pergi dari kamar Yoongi.

"Yoon, apa selama ini Min Ji selalu seperti ini?" tanya Mommy.

"Yoongi rasa tidak Mom. Ini terjadi awal-awal ini, sebelumnya Min Ji tidak seperti ini, makannya Yoongi merasa heran pada keadaannya Min Ji, Yoongi sangat cemas!"

Mommy membuang napasnya. Pandangnya tertuju kembali pada Min Ji, masih sama seperti ini. Dia masih menutup kedua matanya.

"Mommy harap ini bukan hal yang fatal, Mommy kasihan sama dia, dia itu gadis yang baik, ceria. Mommy menganggap dia bukan hanya sekedar menantu. Dia sudah seperti anak Mommy. Oh, Ya Tuhan ... semoga kau lekas memberikan dia kesembuhan."

Terpaku dengan apa yang dia katakan oleh ibunya. Yoongi benar-benar tersentuh dengan apa yang ibunya katakan. Kalau dia sangat menyayangi Min Ji, semua orang dengan mudah menyanyagi gadis ini. Tapi kenapa Yoongi merasa. Meski Min Ji sakit seperti ini, hati nya masih patut untuk di pertanyakan. Pada siapa dia akan menetap.

Yoonji tiba dengan semangkuk bubur. Gadis kecil itu memberikan buburnya pada Yoongi.

"Abang suapi Eonni, biar dia mau makan," ucapnya setelah semangkuk  bubur itu beralih ke tangan Yoongi.
Gadis itu melangkah mendekati ibunya dan duduk di samping iya.

"Iya Yoon, bangunkan dia dan suapi, Mommy yakin jika kamu yang meminta pasti akan menurut," ucap Mommy, seraya bangkit dari duduknya.

"Mommy mau siapkan sarapan untuk kalian dulu. Tolong bujuk dia Yoongi," ucap Mommy kembali. Wanita itu melenggang pergi meninggalkan anak-anaknya.

Setelah ibunya pergi, Yoonji beralih posisi, gadis kecil itu. Merebahkan badanya di samping Min Ji, Namjoon pun duduk di samping kakinya. Mereka menatap cemas pada kedaan Min Ji saat ini.

Tangan Yoongi, mengusap lembut kepala gadis itu. Mengajaknya untuk bangun dari tidur iya.

"Min Ji," lirih Yoongi di telinga Min Ji, membuat sang empu nya sadar dari tidur iya.

Senyuman terukir manis, meski terlihat hambar. Karena cukup sulit tersenyum di saat keadaan sakit seperti ini. Tapi Yoongi rasa Min Ji sangat mudah untuk melakukan itu, bahkan dia bisa tertawa di saat keadaanya sangat mengkhawatirkan sekalipun.

"Ayo sarapan. Supaya keadaan kamu bisa lebih baik," ucap Yoongi. Senyuman di bibir Min Ji terukir lebih manis. Gadis itu mengangguk pelan.

"Tapi, kamu suapin aku kan Yoongi?" tanya Min Ji dengan nada yang masih terdengar berat.

"Yak. Aku akan menyuapi kamu Min Ji," balasnya.

Yoongi mulai mengambil satu sendok bubur itu dan mencoba menyuapkan nya pada mulut Min Ji, gadis itu merima satu sendok bubur yang masuk kedalam mulutnya. Mengunyahnya perlahan, sebelum iya menelannya masuk.

"Kok buburnya hambar sih Yoongi?"

"Tidak apa-apa Eonni, itu karena Eonni sedang sakit. Makanya rasanya hambar. Eonni makan saja biar Eonni sehat kembali!" ucap Yoonji, Min Ji hanya melirik ke arah Yoonji. Dia melemparkan senyumannya pada gadis kecil ini.

"Iya yah. Hee ... yaudah deh gak apa-apa, tapi aku gak mau banyak-banyak yak Yoongi," pintanya. Yoongi mengangguk iya dengan permintaan dari Min Ji, gadis itu tersenyum bahagia. Terasa bahagia dia merasa jika Yoongi sangat memanjakan dia. Itu alasan kenapa Min Ji selalu tersenyum.

.
.
.
.
.

Kini Min Ji, sudah kembali tidur. Yoonji menemani kakak iparnya tidur di samping dia. Meski dia hanya memakan beberapa sendok bubur saja. Setidaknya perutnya terisi dan tidak kosong.

Yoongi sangat merasa frustasi saat ini. Dia duduk tak tenang, Namjoon sadar akan keadaan kakaknya itu dia pasti sangat merasa cemas pada Min Ji, tapi Namjoon juga berpikir jika pikiran Yoongi bukan tertuju pada hal itu saja. Pasti dia sangat merasa bimbang saat ini.

Penuh pasti saja pikiran dia sangat penuh saat ini. Memikirkan hal yang baik untuk bisa  Mengambil keputusan yang tepat, tapi Namjoon harap dia bisa mengambil keputusan yang tepat saat ini.

"Bang," panggil Namjoon. Duduk sampinnya, Yoongi melirik ke arah Namjoon dengan pandangan sayu. Namjoon mengusap bahu Yoongi.

"Tenang bang, aku harap ini gak akan berakibat fatal, aku harap Nonna tidak sakit yang serius," ucapnya.

"Ku harap juga begitu. Aku sangguh merasa cemas pada keadaan dia. Bagaimana dengan mudahnya iya terus terseyum, padahal keadaan dia seperti ini. Terbuat dari apa dia ini, Ya Tuhan ... Dia sudah membuatku ingin menangis darah dengan keadaan dia saat ini."

"Justru itu adalah hal yang membuat Abang harus mempertahankan dia! Apa abang tidak sadar dibalik senyumannya. Tersimpan rasa sakit yang luar biasa, dia tersenyum agar Abang tidak terlalu cemas. Dia menyembunyikannya, dia gadis tegar! Kurasa Abang harus mempertahankannya."

Yoongi terdiam dengan ucapan Namjoon. Dia untuk hal memilih itu, memilih hal yang benar-benar tidak bisa iya lakukan.

"Untuk itu-"

"Apa Abang masih ragu pada hati Abang? Apa Abang gak sadar kalau Nonna. Hanya ingin bersamamu, dia hanya ingin bersamamu Bang, apa Abang tega ingin menyakitinya dan meninggakan Naonna?"

Yoongi benar-benar terpaku. Dia sama sekali tidak bisa mengatakan apa-apa. Namjoon terlalu mendesaknya, membuat dia tidak bisa berpikir jernih. Tapi Namjoon melakukan ini juga karena dia takut kakaknya mengambil keputusan yang salah!

"Pikirkan ini secara baik-baik bang. Ambil keputusan yang terbaik, aku sih berharap Abang lebih memilih Nonna dari pada Aera. Nonna lebih membutuhkan mu!" jelas Namjoon kembali. Yoongi hanya melirik, membuang napasnya gusuh. Ini hal yang sulit.

 
.
.
.
.
.
.
Tbc.

Bad Husband MYG (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang