◽◽ Happy Reading ◽◽
Jam di dinding sudah menunjukkan pukul 17.00 KSL.
Masih diam di kamar tanpa kata, Min Ji yang sibuk menonton TV. Yoongi entah kemana dia sadari tadi tidak ada di samping Min Ji.Yoongi datang dengan wajah kebingungan nya. Mencari sesuatu entah apa yang dia cari itu. Yang pasti dia terlihat sangat gelisah dan kebingungan.
"Min Ji!" panggil nya. Min Ji menoleh ke arah Yoongi yang saat ini berdiri tak jauh darinya.
"Apa kamu melihat bungkusan kecil milik ku?"
"Bungkusan apa?"
"Bungkusan kecil yang ada di atas meja sana. Aku lupa!"
"Gak! Lagian aku juga gak tau bungkusan apa yang kamu maksud itu!" ujar Min Ji masih dengan cuek nya tanpa melihat ke arah Yoongi.
"Aku serius Min Ji, kemarin aku tidak sengaja menyimpan nya di sana, tapi saat ini menghilang!"
"Aku tidak tau Yoongi! Lagian kamu itu tidak jelas sekali, menanyakan bungkusan kecil. Bungkusan apa yang kamu maksud itu? Ngasih tau isi nya juga tidak!" ujar Min Ji dengan tatapan heranya.
"Bungkusan itu, isinya putih Min Ji kaya gula pasir!" ujar Yoongi. Min Ji terdiam sesaat, seperti mengingat sesuatu.
"Maksudmu? Yang di bungkus koran? Dalamnya putih kaya gula pasir?" ujar Min Ji.
"Iya itu! Kamu lihat?"
"Oh itu. Aku buang!" jawabnya dengan nada tenang. Tapi mampu membuat Yoongi membulatkan kedua mataku dengan mulut mengagah.
"Kenapa Yoongi?" tanya Min Ji ketika melihat Yoongi yang seketika terpaku.
"Min Ji. Apa kamu sudah gila hoeh! Apa kamu tidak tau kalau bungkusan itu sangat berharga, aku membeli mahal untuk itu dan kau sembarang membuangnya!"
"Kenapa? Lagian, aku cium juga bau nya aneh. Aku pikir itu gula, tapi nyatanya itu pupuk mungkin. Jadi aku buang saja!" ujarnya dengan wajah tanpa dosa.
"Bego kamu Min Ji! Apa kamu gak tau kalau itu bukan pupuk tau nar-" Yoongi terdiam.
"Apa? Nar apa?" ujar Min Ji dengan nada nyolotnya. Yoongi mengatur napasnya mencoba untuk tenang.
"Di mana kamu buang itu?"
"Di halaman belakang, aku pake buat tanaman!" ujarnya. Tanpa basa basi lagi Yoongi segera pergi meninggalkan Min Ji.
"Dasar monyet kulkas!"
.
.
.Yoongi berjalan menuju halaman belakang dengan terus bergerutu tidak jelas. Kenapa Min Ji sangat bodoh sekali, apa dia tidak tau. Jika bungkusan itu isinya narkoba bukan pupuk. Gila dia menang gila, padahal Yoongi membeli nya dengan harga mahal untuk dia jual kembali.
Yoongi tiba di halaman belakang. Dia segera mencari di mana Min Ji membuang Narkobanya.
Sampai dia melihat bubuk putih itu terkumpul di pot dan bercampur dengan tanah di sana.
Jiwa hancur berkeping - keping. Rasanya remuk di saat dia melihat, bubuk yang iya beli dengan harga yang lumayan mahal itu tercampur dengan tanah. Ingin rasanya Yoongi berteriak tapi dia takut di sangka lebay.
.
.
.
.Yoongi kembali ke kamarnya dan menemui Min Ji yang masih terdiam menonton TV.
Min Ji sadar dengan kedatangan Yoongi padanya. Kedua matanya sedikit membulat ketika dia menyadari jika saat ini Yoongi menarik tangan dengan paksa."Apaan sih Yoongi. Kok kamu kasar banget!"
Yoongi tidak menghiraukan Min Ji meski saat ini Min Ji meronta ingin lepas dari cengkeraman nya.
"Yoongi lepas!" ujar Min Ji. Yoongi masih acuh dan terus menyeret paksa Min Ji menuju gudang.
Dia mendorong Min Ji ke arah pintu gudang ketika mereka sampai di gudang belakang.
"Lu tau gak apa yang udah lu perbuat atas kebodohan lu yang haqiqi itu!"
"Apaan sih Yoongi!" ujar Min Ji masih dengan wajah tanpa dosanya.
"Lu tau gak! Kalau bungkusan itu gua beli dengan harga yang mahal. Bisa beli rumah, dan lu dengan enteng nya buang itu bungkusan otak lu ada di mana Min Ji!"
"Mahal? Cuman pupuk Yoongi, kamu bilang mahal! Di sini yang bego itu kamu apa aku sih!"
"Min Ji. Itu bukan pupuk, apa lu gak ngerti hoeh!"
"Kalau bukan pupuk terus apa? Kamu juga tidak memberitahu ku itu apa? Yang jelas aku yakin jika itu adalah pupuk!" tegas Min Ji.
"Terserah lu mau bilang apa Min Ji yang pasti lu harus banyar semua nya. Lu tau kan kalau gua itu orangnya temperamen. Gua bisa ngelakuin apapun yang gua mau kalau gua lagi marah. Gua bisa nekad Min Ji!" ujarnya sambil mengangkat kaos hitam yang iya kenakan. Perlahan Yoongi membuka sabuk celananya. Min Ji menatap akan hal itu. Dia yakin bahwa saat ini Yoongi akan melakukan hal yang menyakitkan untuk Min Ji.
"Sebelum gua ngurung lu. Gua mau bikin lu nangis dulu!" ujarnya kembali. Ketika saat ini sabuk itu telah lepas dari pinggang nya.
"Kamu mau pukul aku cuman gara-gara pupuk Yoongi? Suami macam apa kamu ini!"
"Ini bukan cuman sekedar pupuk Min Ji. Gua benar-benar marah saat ini!"
Min Ji menatap lekat wajah Yoongi yang dirinya saat ini tengah bersiap untuk mengarahkan sabuk itu untuk memukul tubuh Min Ji.
"Cuman gara - gara pupuk kamu mau nyakitin aku Yoongi hiks ... Aku gak nyangka kalau kamu bisa sekejam ini, aku tau kalau ternyata kamu lebih peduli pada pupuk itu daripada aku, kalau dari awal aku tau kamu lebih sayang pupuk dari kamu sayang aku, aku gak mau nikah sama kamu Yoongi hiks ... Kenapa rasanya sakit, di saat aku akan merasakan ssoarang Min Yoongi ingin menyiksaku hanya gara-gara pupuk yang aku buang. Padahal aku tidak salah, aku tau kalau kamu gak pernah cinta sama aku, tapi aku mohon jangan siksa aku hanya gara - gara pupuk Yoongi!"
Yoongi terbelalak dengan apa yang di katakan oleh Min Ji. Apalagi ketika dia melihat Min Ji yang menangis teriak isak saat ini.
Ini membuat Yoongi berpikir ribuan kali untuk menyiksa Min Ji, Yoongi seketika menjadi ragu padahal tadi di sangat yakin ingin menyiksa Min Ji."Aisshh!" Yoongi mendengus dan mendekap tubuh Min Ji. Tangisan Min Ji pecah di dekapan Yoongi saat ini.
"Jangan sakiti aku Yoongi hiks ...."
"Sudah jangan nangis lagi. Aku gak akan nyiksa kamu ko Min Ji!" ujar Yoongi sambil mengusap kepala Min Ji.
Min Ji melepaskan pelukan Yoongi dan menatap dengan senyuman.
"Beneran?" tanya Min Ji. Dengan terpaksa dia mengangukan kepalanya.
"Terimakasih Yoongi. Aku yakin kamu orang yang baik!" ujar Min Ji memeluk Yoongi kembali.
Yoongi terdiam, merasakan pelukan Min Ji. Dia mulai berfikir dengan semuanya.
'Cuman Karena liat dia nangis. Gua jadi lemah, gila!'
.
.
.
.
.Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Husband MYG (END)
HumorBadhusband Book 1 Cinta memang sulit untuk di pahami, ketika kamu mengejar dan menjalani dengan orang lain, yang tidak di harapkan malah datang dan masuk dalam kehidupan mu. Kasar, cuek, dingin, pemarah dan tempramen mu akan luluh oleh. Kelembutan...