80

929 68 3
                                    

"Min Ji, ku mohon bertahan lah."

Tubuh Min Ji sudah sangat dingin dia tak hentinya menggigil, meski Taehyung sedari tadi memeluknya. Sama sekali tidak membuat gadis ini merasa sedikit hangat sekalipun.

Laki-laki itu tidak bisa berbuat apa-apa saat ini dia merasa sangat bingung. Apa yang harus dia lakukan.
Taehyung melihat jelas wajah imut Min Ji yang berada di dekapannya. Min Ji benar-benar membuat kesadaran Taehyung terguncang saat ini.
Entah apa yang di pikiran oleh dirinya saat ini. Yang dia pikirkan adalah selamat kan gadis ini.
Taehyung menyentuh lembut pipi Min Ji. Wajah pucat Min Ji terlihat jelas di kedua matanya. Gadis ini seketika membuat Taehyung terhipnotis.

Min Ji tak hentinya menepuk pelan dadanya. Seperti dia mulai kehabisan napas karena terlalu kedingan. Deru napasnya pun tidak beraturan saat ini, Min Ji membutuhkan oksigen.

Taehyung semakin merasa bingung entah apa yang harus iya lakukan saat ini pada gadis yang tengah sekarat di pelukanya.

"Aku hanya ingin menyelamatkan mu, dengan ini mungkin kamu akan merasa sedikit hangat, maaf Yoongi, aku memang menginginkan gadis mu tapi--"

Tak terasa bibir hangat Taehyung menyentuh bibir dingin Min Ji. Bau anyir sangat terasa karena tadi Min Ji sempat mimisan. Ciuman lembut itu, tangan kanannya tak henti mengusap pipi Min Ji sedangkan tangan kirinya mempererat pelukanya.
Min Ji sadar akan apa yang di lakukan laki-laki itu. Dia sedikit mendorong dadanya meskipun tidak di rasakan oleh Taehyung karena tenaga Min Ji sudah tidak ada lagi.
Kau pikir ini semua baik Taehyung? Kamu membuat aku marah, tapi ini demi kebaikan Min Ji. Yoongi-ah ku harap kau tidak melihat moment ini. Ini menyakitkan!

BRAK

Yoongi telah berhasil membuka pintu ruangan pendingin itu dan melihat moment menyakitkan ini di depan matanya.

Taehyung terkaget dengan suara pintu itu. Dia melepaskan ciuman karena Yoongi sudah ada di hadapannya.

Jimin segera meraih tubuh Min Ji yang masih lemah itu.
Sedangkan Yoongi kalian tau? Kedua mata itu memerah sempurna dia seperti  benar-benar hilang kendali

Brug. Maka satu hantaman keras di pipi Taehyung membuat pemuda itu terpental ke dinding dengan sangat keras.
Tak berhenti cukup di situ. Yoongi kembali memukulnya berkali-kali.
Taehyung tidak melawannya, dia sadar jika apa yang dia lakukan pasti mengundang amarah Yoongi. Dia tidak tau harus berbuat apa lagi saat itu untuk menyelamatkan Min Ji. Dia tidak ingin berbicara karena semua percuma Yoongi tidak akan mendengarkan perkataan.

"Yoongi, berhenti." ujar Min Ji yang berada di dalam dekapan Jimin.

Yoongi tidak menghiraukan nya, dia memukul kembali Taehyung meski Taehyunh sudah tidak berdaya.

"Yoongi berarti ku mohon jangan sakiti dia." ujar Min Ji dengan nada lemasnya.

Yoongi menoleh kerah Min Ji "Min Ji-ah, kau membelanya?"

"Jangan sakiti dia ku mohon." ujarnya dan pada akhirnya dia pingsan.

"Min Ji " ucap Jimin menepuk pelan pipi Min Ji.

"Sudahlah. Yoon, lebih baik kita keluar dari sini. Kondisi Min Ji sudah sekarat." ajak Jimin.

Yoongi terdiam. Dia masih marasa Shock  dengan ucapan Min Ji yang membela Taehyung, dia tidak percaya kalau Min Ji akan mengatakan itu.

"AAHHH. sialan, berengsek!" ujar Yoongi sambil memukul Taehyung kembali.

.
.

Yoongi dan Jimin, pergi dari tempat itu meninggalkan Taehyung yang masih terpaku meringis kesakitan.

Saat sebelum mereka datang.
Tempat ini sudah sepi dan tidak ada siapa-siapa. Di saat Yoongi sampai di sini. Iya bertemu dengan Jimin dan Aera, tapi Aera tidak ikut kedalam. Iya menunggu di luar bersama dengan para sahabat Yoongi.

Kondisi Min Ji sangat kristis. Sepertinya iya hiportemia, karena sangat kedinginan. Badannya mengingil. Di pangkuan Jimin.

Mereka terus berlari membawa Min Ji keluar dari tempat itu sampai seseorang menghentikan langkah gusuh mereka.

Mingyu tersenyum miring, menatap ke arah Yoongi dan Jimin.

"Apakah gadis mu. Tengah sekarat? Oh, maafkan aku Yoongi, telah membuat di hampir mati!" ucap Mingyu. Yoongi menatap ke arah Jimin, dia mengode untuk menyuruh Jimin pergi dan membiarkan dia tetap di sini. Jimin mengerti, dia mengangguk. Tapi tidak pergi.
Kenapa? Karena saat ini. Min Ji sadar dan memegang punggung tangan Yoongi, di saat Jimin ingin membawanya pergi. Tatapan sayu itu terlihat jelas, menunjukan. Bahwa dirinya ingin tetap ada di sini.

Pasrah, Yoongi, membiarkan Jimin dan Min Ji tetap di sini.

Yoongi, melangkahkan kakinya. 2 langkah ke arah Mingyu, pria itu menerima satu lemparan pistol ke arahnya, tangan Yoongi, menangkap tepat pistol itu. Menatapnya sesaat.

"Satu nyawa hilang dan temanmu telah menghilangkan nyawa temanku. Berarti kita seri," ucap Mingyu. Yoongi smirk dengan ucapan Mingyu padanya, mengerti akan kata-katanya itu.

"Apakah kamu ingin, skor kita menjadi 2 : 1?" balas Yoongi, Mingyu tersenyum kecil.

"2 : 1? Hmm ... Siapa pemilik skor unggul? Apakah dirimu, atau kah aku? Mari kita bermain-main Tuan. Min Yoongi," ucap Mingyu kembali.

"Kau benar-benar ingin bermian-main? Baiklah," balas Yoongi, dia mulai mengarahkan pistol itu. Ke depan, tepat ke arah Mingyu. Mingyu hanya terseyum.

"Coba saja," ucapnya. Yoongi terdiam sesaat, dia menurunkan pistol itu dan membuangnya.

"Sayangnya. Aku tau kalau pistol ini tidak berpeluruh. Jika kau ingin membunuhku, mari bertarung tanpa senjata!" ujar Yoongi. Mingyu sedikit tercengang iya menurunkan pistolnya yang tadinya sama mengarah ke arah Yoongi.

Pria itu, melangkah mendekat ke arah Yoongi. Yoongi terdiam, tanpa iya sadari jika saat ini. Mingyu sudah mengarahkan kembali pistol itu ke arah Yoongi dan

DOR
DOR

Suara pistol itu, mengema nyaring di rungan ini. Terpaku, mematung. Merasakan apa yang membus dadanya. Brug! Hilang kesadaran.

Jimin dan Min Ji bahkan seperti membisu!

.
.
.
.
.
.

Tbc.

Bad Husband MYG (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang