◽◽ Happy Reading ◽◽
Kalut. Hanya wine yang bisa menemani Yoongi saat ini. Apalagi yang harus iya lakukan, pikiranya tertuju pada ke adaan Min Ji yang benar-benar membuat dia stres dan khawatir setengah mati.
"Min Ji, Ya Tuhan. Aku rindu pada sikap polosnya, aku rindu dia yang ceria seperti dulu. Kenapa dia sakit di saat Aera datang, kenapa kondisi dia seperti ini di saat gadis yang aku cintai datang menemuiku. Kenapa semua jadi seperti ini, aku benar-benar bisa gila!" gumamnya yang terus meneguk wine dia.
"Yoongi."
Suara itu seketika membuat Yoongi terdiam. Mematung seketika, menoleh ke belakang dan melihat ibunya yang tengah berjalan ke arah dia.
"Yoongi, apa yang kamu lakukan ini. Soju? Ya Tuhan, Mommy sudah melarangmu untuk minum Yoongi, kau bisa sakit!" omel Mommy berdiri di hadapan Yoongi.
Yoongi yang sedang duduk, mendongkrak ke atas, menatap sayu wajah ibunya dan tiba-tiba memeluk pinggang iya. Mommy terdiam dengan pelukan anaknya itu.
"Mom, peluk aku, aku merasa sangat lelah. Tolong aku, rangkul aku," lirihnya membuat Mommy benar-benar terpaku. Apalagi ketika iya mendengar isakan tangis Yoongi.
"Tolong peluk erat jiwaku Mom, aku merasa sangat lelah. Ini benar-benar membuatku menjadi seorang pengecut. Ini menyakitkan!"
Mommy tersenyum dengan air mata yang menetes begitu saja, tanganya mengusap penuh kasih sayang surai hitam milik Yoongi.
"Tolong ajari aku menjadi kuat. Tolong ajari aku tetap tersenyum saat terluka. Jujur, aku merasa seperti laki-laki lemah yang tidak bisa mengambil keputusan yang tepat. Aku tidak bisa menyelesaikan masalahku dan semua kecemasaanku, Mommy. Ajari Yoongi mejadi orang tegar!"
"Tetaplah tersenyum Yoongi, apapun yang kamu rasakan. Berpikir jernihlah. Jauhi semua hal yang buruk, jangan lari ke sini lagi. Kamu harus bisa mengambil keputusan yang tepat, Mommy tau semua masalah yang tengah kamu hadapi, Mommy tau. Namjoom berkata benar, dia menyangimu dan tidak ingin kamu terluka, atau salah mengambil keputusan Yoongi, Mommy ingin kamu mendapatkan yang terbaik," ucap Mommy, tanganya tak henti mengusap kepala Yoongi. Kata-kata Mommy benar-benar membuat Yoongi terdiam tanpa kata. Semua orang tau masalah dia saat ini, kini ibunya pun tau dengan semua kebimbangan yang di alami oleh Yoongi.
Mommy melepaskan pelukan Yoongi, dia duduk hadapan Yoongi. Mengusap pipi putih Yoongi, menghapus air mata yang membasahi pipi ya.
Yoongi berbaring menyandarkan kepalanya pada pangkuan ibunya, dengan sigap Mommy mengelus kepala Yoongi dengan penuh kasih sayang. Agar Yoongi bisa lebih tenang.
"Mommy yakin, kamu bisa lebih kuat Yoon, Mommy yakin kamu bisa lewati semua."
"Yoongi tidak yakin bisa sekuat Mommy ini menyakitkan. Sama halnya menyakitkan waktu Daddy meninggalkan kita, ini sakit. Luka ini sama sakitnya dengan luka itu."
Lagi-lagi, Mommy tidak bisa menahan air matanya. Di saat Yoongi membahas hal yang lalu. Membahas soal kepergian ayahnya.
"Ingat dulu waktu awal pertama Mommy mengenalkan mu pada Min Ji? Kamu pasti ingat kan, kata-kata Daddy mu. Yang bilang kalau Min Ji adalah gadis yang baik untukmu Yoongi, dia adalah orang yang akan merubahmu menjadi orang yang lebih baik lagi dan Mommy rasa Min Ji sudah sedikit berhasil akan hal itu, kamu tidak kasar, lebih lembut, jujur itu membuat Mommy senang Yoongi. Saat ini Mommy hanya ingin kamu pikirkan ini secara baik-baik, Mommy menyuruhmu tetap bertahan dengan Min Ji bukan semata agar Daddy mu menurunkan sahamnya untukmu seperti yang iya janjikan dulu. Ingat Yoon, jika kamu berpikir ayahmu jahat waktu dia meninggalkan kita, maka jangan contoh dia. Dengan cara kamu meninggakan Min Ji. Meski kamu sangat mencintai orang lain. Mommy harap kamu mengerti akan hal itu, Mommy harap kamu tidak mengambil keputusan yang gegabah seperti ayahmu, yang pada akhirnya akan menyesal di kemudian hari ... Entahlah jika suatu saat nanti Min Ji hamil. Bagaimana nasib dia nanti? Mommy harap kamu bisa lebih dewasa."
.
.
.
.
.
.
.Yoongi berjalan hampa kembali ke kamarnya, dengan langkah yang benar-benar terasa hilang jiwa ini. Dia berjalan menghampiri Min Ji yang tengah terlelap. Dia merangkak naik, berbaring dan mendekap hangat tubuh Min Ji, gadis itu terusik. Tapi tidak bangun, dia malah tersenyum merasakan hangat tubuh Yoongi yang memeluknya. Yoongi mengusap lembut kepala Min Ji, membuat gadis itu merasa nyaman dengan sentuhan dia.
Yoongi terdiam, dengan pandangan kosong ke depan.
......
"Pikirkan itu Yoongi, kamu harus bisa memikirkan hal ini. Mungkin saat ini Min Ji belum hamil, bagaimana jika di saat kamu meninggalakan nya dia mengandung anakmu? Apakah kamu akan melakukan hal yang sama seperti ayahmu lakukan? Menyakiti Mommy, meninggalkan Mommy di saat Mommy tengah mengandung Yoonji, tolong. Pikirkan apa kata-kata Namjoon, kata-kata Mommy. Jangan kamu jadi seperti ayahmu. Tolong pikirkan ini dengan baik." Mommy.
.......
Kata-kata Mommy benar-benar memenuhi pikiran Yoongi saat ini. Gadis ini tidak tau apa-apa, di sangat polos dan menyanyagi Yoongi, apalah Yoongi akan tetap menyakiti dia?
Yang pasti Yoongi saat ini memikirkan apa yang di katakan oleh ibunya. Pikiranya penuh saat ini.
Pria itu membuang napasnya yang terasa berat, semakin mempererat pelukan itu. Membuat seyuman di bibir Min Ji semakin manis.
"Aku senang Yoongi, kamu sangat hangat, aku senang kamu memelukku sangat erat seperti ini," gumam Min Ji tanpa membuka kedua matanya.
Yoongi tersenyum mendegar kata-kata Min Ji, merasakan bahwa Min Ji memang sangat nyaman bersama dia.
"Kamu senang?" tanya Yoongi, Min Ji membuka kedua matanya ketika iya mendengar pertanyaan dari Yoongi. Gadis itu mengananggukan kepalanya.
"Tentu Yoongi, kenapa kamu selalu menanyakan hal itu. Padahal aku sudah mengatakannya berubu-ribu kali. Kalau aku sangat nyaman kamu memelukku!" kesalnya dengan bibir yang sedikit manyun. Yoongi tertawa kecil.
"Apa kamu sudah merasa baik?"
"Memangnya aku kenapa? Bukan kah aku baik-baik saja Yoongi?" tanya Min Ji, dengan tatapan polosnya. Tatapan yang Yoongi rindukan. Pria itu hanya tertawa kecil. Mengusap gemas kepala Min Ji.
"Tidak apa-apa kok Min Ji."
"Sungguh? Ah, aku tau kamu pasti sangat merasa cemas padaku kan? Haha ... aku senang jika kamu seperti itu, tolong menangis untukku agar aku percaya bahwa kamu memang mencemaskanku!" rengeknya. Yoongi sedikit mengerut dengan permintaan Min Ji.
"Apakah aku harus menangis?" tanya Yoongi kembali. Min Ji mengangguk gemas. Yoongi terdiam sesaat. Sebelum dia mengikuti apa keinginan Min Ji.
"Hiks ... Huahh ... Hiks ... Min Ji, aku sangat merasa cemas padamu. Hiks ... Kenapa kamu sakit hiks ... Apa kamu tidak tau kalau aku sangat khawatir padamu hiks ...." tangis bombai Yoongi, Min Ji tertawa mendengar tangis canda Yoongi ini. Ini terlihat sangat lucu, dia tertawa renyah seakan melupakan semua hal yang iya rasakan. Yoongi benar-benar merasa lega ketika melihat Min Ji yang tertawa tanpa beban lagi.
"Huahh ... Min Ji aku sangat takut kehilanganmu hiks ...." rengek Yoongi. Min Ji benar-benar tertawa puas dengan tingkah Yoongi saat ini. Sampai dia memenangi perutnya yang terasa nyeri, karena terlalu puas tertawa.
'Ku harap dia tetap tertawa seperti ini. Meski aku harus menjadi orang bodoh agar dia bahagia, akan aku lakukan.' batin Yoongi.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc.
Setidaknya ini tidak terlalu sakit kan:')
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Husband MYG (END)
HumorBadhusband Book 1 Cinta memang sulit untuk di pahami, ketika kamu mengejar dan menjalani dengan orang lain, yang tidak di harapkan malah datang dan masuk dalam kehidupan mu. Kasar, cuek, dingin, pemarah dan tempramen mu akan luluh oleh. Kelembutan...