81. Last Chapter

1.5K 89 7
                                    

DOR
DOR

Suara pistol itu, mengema nyaring di rungan ini. Terpaku, mematung. Merasakan apa yang membus dadanya. Brug! Hilang kesadaran.

Jimin dan Min Ji bahkan seperti membisu!

Yoongi smirk, ketika melihat Mingyu yang ambruk begitu saja. Pria itu menoleh ke belakang. Melihat Taehyung dari kejauhan sana. Kalian tau? Suara pistol yang mengema itu adalah suara pistol dari Taehyung, dia menembak Mingyu tepat di dada dan di perutnya. Sesaat sebelum Mingyu menembak Yoongi.

Tak ada kata kala itu, semua hening tak ada suara. Yoongi, berlari ke arah Min Ji yang saat ini sudah sangat kritis. Dia harus menerima pertolongan segera.

.
.
.
.

Menunggu, dengan harap cemas. Yoongi berdiri, bersadar di dinding luat ruangan UGD. Raut gelisah, cemas, khawatir tak usah di tanya lagi. Kegetiran benar-benar terasa.

Tak ada yang ingin bersuara, meski saat ini, teman-teman Yoongi, ikut dan menunggu di sini. Bahkan Taehyung pun, ada bersama Aera. Yoongi sama sekali tidak ingin melihat ke arah Taehyung, rasa kesal dan amarahnya pada pria itu masih terasa. Apalagi ketika iya mengingat, betapa jelasnya Taehyung yang mencari kesempatan menikmati bibir Min Ji di saat gadis itu sekarat. Bajingan memang!

Kedua mata Yoongi masih memerah. Menahan amarahnya, jika saja ini bukan di rumah sakit, mungkin saat ini Yoongi sudah melangkan kembali pukulan demi pukulan untuk Taehyung, jujur saja. Dia benar-benar sangat emosi saat ini.

Tapi! Yoongi juga memikirkan untuk hal yang Taehyung lakukan padanya tadi. Bagaimana dia menyelamatkan dirinya dari Mingyu. Betapa nekadnya dia yang melayangkan tembakan pada Mingyu dan membunuhnya. Yoongi sadar akan hal itu, dia juga berpikir. Seharusnya. Dia berterimakasih atas hal itu. Tapi, entah mengapa, rasanya sulit. Meski Taehyung sudah menyelamatkan nyawanya tadi.

'Peduli setan untuk hal itu! Bajingan. Sekali bajingan tetap bajingan!' batin Yoongi berseru. Mengepal tanganya. Ketika iya melihat ke arah Taehyung, yang saat ini tengah membalas tatapannya.

Ckrek.

Suara pintu terbuka. Membuat Yoongi tersadar, iya menghampiri Jimin yang baru keluar dari ruangan UGD itu.

"Bagaimana keadaan Min Ji?" tanya Yoongi. Jimin hanya teridiam, pria itu menundukkan kepalanya sesaat, mengode Yoongi untuk masuk saja. Tanpa dia ingin menjelaskan keadaan Min Ji saat ini.

Yoongi mengerti dengan itu. Dia langsung masuk ke dalam untuk melihat keadaan Min Ji saat ini. Jimin mengikuti Yoongi masuk kedalam.
.
.
Ketika di dalam, iya melihat Min Ji yang masih terbaring lemah di atas ranjang nya. Dengan banyaknya alat yang terpasang dan penghangat dari segala sisi. Yoongi melangkah mendekati Min Ji yang menutup kedua matanya. Pria itu melirik ke arah Jimin. Jimin hanya terdiam membuang napasnya sesaat.

.
.

Di luar ruangan. Dengan pandangan tertuju ke arah Min Ji yang ada di dalam, Yoongi dan Jimin tidak bisa lama-lama berada di dalam ruangan itu hingga dia hanya bisa melihat dari luar ruangan bersama dengan Jimin.

"Dia koma, akan butuh waktu lama untuk dia sadar. Entah dia akan sadar atau tidak. Suhu tubuhnya belum stabil. Darah, saraf-saraf dalam tubuhnya masih membeku. Aku tidak tau untuk kedepannya bagaimana. Aku takut dia tidak akan membuka kembali kedua matanya," jelas Jimin, ketika sebelumnya dia tidak berkata apa-apa.

Deg.

Terasa menusuk dan menghentikan detak jantung untuk sesaat. Yoongi tercengang untuk sesaat.

"Ini bukan hal yang besar Jimin. Ini bukan akhir dari segalanya. Aku yakin, dia akan sadar kembali, kau jangan berkata bahwa tidak ada hari esok, aku yakin pada keajaiban."

Bad Husband MYG (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang