75

1K 76 4
                                    

Nyali Min Ji, benar-benar menciut di saat dia melihat tatapan menakutkan dari Yoongi. Entah apa yang akan di lakukan oleh laki-laki ini, yang pasti Min Ji merasa sangat takut. Ketika tubuh nya yang semakin mendekat. Bibir tipis itu yang tiba-tiba menyentuh pipinya, bermain. Seakan memberikan sensasi untuk Min Ji. Gadis itu menelan susah salivanya sambil mendorong dada Yoongi dengan kuat agar pria itu menjauh.

"Yoongi ...." lirihnya, terus mendorong dada Yoongi, tapi pria itu tidak peduli akan dan bibirnya malah beralih melumat lembut bibir mungil Min Ji. Membuat sang empu nya refleks menukul pelan dada Yoongi.

"Empphh ...."

Yoongi memperdalam ciumannya, meski sedikit mendapakan respons dari Min Ji. Hal itu membuat semua terasa menjadi kasar dan sedikit brutal. Jika sesuatu hal seperti semalam terjadi lagi, Min Ji benar-benar tidak ingin itu. Dia berusaha lepas, ketika dia merasa tangan Yoongi yang mulai nakal itu. Mengusap pelan payudaranya dengan bibir yang terus bermain.

Menolak dengan sensasi yang di berikan oleh Yoongi padanya, Min Ji benar-benar tidak ingin. Jika semua terjadi seperti semalam, karena itu sungguh terasa menyakitkan.

Ting dong ....

Buyar! Ketika mendengar suara bell. Menyadari ada tamu yang datang, Yoongi terdiam. Menatap Min Ji yang saat ini tengah terpejam sambil mengatur napasnya yang tersengal-sengal.

Yoongi bangkit, pria itu berjalan keluar kamar. Min Ji yang menyadari bahwa semua itu telah berakhir. Dia bernapas lega, bangkit dan mengikuti langkah kaki Yoongi keluar dari kamar.
.
.

Sesungguhnya Yoongi malas. Untuk membuka pintu dan melihat siapa yang datang, tapi dia juga tidak bisa membiarkan tamu yang datang kerumahnya.

Pria itu berjalan ke arah pintu. Membukanya. Di saat pintu itu terbuka, kedua bola matanya sempat terbelalak di saat iya melihat siapa yang datang.

"Mingyu ...."

Pria itu hanya tersenyum. Min Ji yang baru saja datang kehadapan Yoongi, langsung bersembunyi di balik punggung Yoongi. Di saat iya melihat sosok Mingyu, Min Ji ingat laki-laki ini pernah membuat dia sangat ketakutan.

"Apa kabar Tn. Min Yoongi," sapa dia dengan senyuman. Yoongi seperti muak mendengar Mingyu yang sok ramah padanya.

"Ada hal apa kamu kesini?"

"Yang pasti adalah hal yang penting Tuanku, apa kamu tidak ingin menyuruhku masuk?"

Yoongi terdiam sesaat. Dia melirik ke arah Min Ji yang saat ini tengah bersembunyi di balik punggungnya. Yoongi berbalik ke hadapan Min Ji.

"Kamu ke kamar Namjoon sekarang dan kunci pintu," suruhnya. Min Ji mengangguk mengerti dengan titah Yoongi padanya. Dengan segera Min Ji berlari ke kamar Namjoon.

Setelah Min Ji pergi. Yoongi mempersilahkan Mingyu untuk masuk kedalam. Dengan senang hati Mingyu masuk dan duduk di sofa.
.
.
Min Ji, tiba di kamar Namjoon. Gadis itu segera masuk kedalaman. Namjoon yang tengah sibuk pada laptopnya terdiam dengan kedatangan Min Ji tiba-tiba ke kamarnya.

"Nonna ada apa?" tanya Namjoon.

"Namjoon di bawah ada Mingyu yang jahat menemui Yoongi," jawabnya. Membuat Namjoon terbelalak kaget dan tanpa bertanya lagi  dia langsung berlari keluar kamar.

Dengan perasaan yang campur aduk. Namjoon berlari keluar kamar, menghampiri Yoongi dan Mingyu.

Ketika langkahnya sampai di ruangan utama. Seketika terhenti di saat iya mendengar percakapan Yoongi dan Mingyu. Namjoon mendegarkan semua percakapan Yoongi dan Mingyu. Pria itu terdiam dengan semua hal yang di bahas oleh Kakaknya dan Mingyu.

.
.

Setelah semua selesai dan Mingyu sudah pergi. Namjoon menghampiri Yoongi.

"Aku tidak pernah ingin Abang melalukan itu!" ujar Namjoon tiba-tiba membuat Yoongi mengerut heran dengan ucapannya itu.

"Pikirkan baik-baik tawarannya dan dampak dari semua hal yang Mingyu inginkan Bang. Jangan gegebah!" ucap Namjoon kembali. Yoongi hanya terdiam menunduk sesaat.

"Yakin saja kalau Abang bisa ngelakuin ini semua. Dia hanya ingin bertanding di lapangan!"

"Tapi Bang, apa Abang gak curiga di saat dia mengajak Abang bertanding dengan mobil yang sudah iya siapkan. Meski dia memberi jaminan kalau dia kalah, dia akan menyerahkan diri ke polisi. Apa Abang gak curiga kalau dia berniat buat nyelakain Abang!"

"Abang tau. Dia memang terlalu bodoh akan hal itu. Tapi Abang sudah pikirkan semuanya, dan Abang pikir semua akan baik. Kita bisa andalkan teman-teman kita untuk hal ini!"

"Bang aku takut. Udah deh, daripada gini. Mending kita serang markas mereka dan bawa polisi ini lebih baik. Daripada harus mempertaruhkan nyawa Abang. Aku yakin kalau dia udah nyusun rencana buat nyelakain Abang!" ucap Namjoon kembali. Gurat kecemasan dan kegelisahan sangat terlihat jelas di wajah pria itu. Tapi Yoongi sedari tadi hanya memasang wajah tenang tanpa rasa takutnya.

Yoongi menepuk pelan pundak Adiknya ini. "Kamu tenang saja, semua akan baik-baik saja!" ujar Yoongi. Namjoon hanya meliriknya sendu berusaha yakin dengan apa yang di katakan oleh Kakaknya ini.

Yoongi berjalan meninggalkan Namjoon untuk menghampiri Min Ji di kamarnya. Namjoonpun berbalik dan mengikuti langkah kaki Yoongi.

Ketika Yoongi sampai di kamar Namjoon. Iya melihat Min Ji yang tengah tidur bersama dengan Aeri dan Yoonji. Pria itu tersenyum. Duduk di sampingnya dan menatap lekat wajah Min Ji.

"Abang yakin kan semua akan baik-baik aja!" ujar Namjoon yang baru saja datang. Yoongi melirik ke arah Namjoon.

"Semua akan baik Njon. Abang punya alasan kuat untuk tetap hidup demi keluarga kita dan demi dia. Abang gak akan ceroboh yang bikin orang yang sayang sama Abang terluka kehilangan Abang, cukup gak usah terlalu cemas semua akan baik-baik saja!" jelas Yoongi kembali.

"Namjoon membuang napasnya berat. Mengangguk pelan berusaha yakin seyakin-yakinnya dengan apa yang dikatakan oleh Yoongi padanya. Semoga saja semua baik!

.
.
.
.
.
.

Tbc.
Mamasuki masa tegang kembali. Semoga Yoongi baik2 aja ea. Kasihan Min Ji, dia terlalu nekad dan gak mikirin konsekuensi Min Ji:')

Bad Husband MYG (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang