76.

827 66 3
                                    

Sibuk mempersiapkan dirinya untuk pertandingan nanti, Yoongi berpikir untuk menyusun rencana nantinnya bersama dengan sahabat-sahabat dia.

Cara Mingyu memang sangat bodoh dan konyol bagi Yoongi, dia berniat untuk mencelakakan dirinya. Tapi dia tidak tau seberapa cerdasnya seorang Min Yoongi.

Sepasang mata itu yang tadinya tertuju pada laptop iya. Seketika terarah pada sosok Min Ji yang masih terlelap. Ini masih dini hari, jam menunjukan pukul 04. 00. Sedari tadi Yoongi sudah bangun. Tidak! Maksudnya Yoongi tidak tidur. Dia sibuk menyusun rencana dan menghubungi Jimin. Untuk menjaga Min Ji kembali, meski Jimin baru saja pulang, tapi ini benar-benar mendesak. Dia memang harus pergi saat ini.

Yoongi bangkit dari duduknya pria itu berjalan keluar kamar. Ketika iya menerima sebuah pesan.

Berjalan pelan melewati anak tangga, di bawah ada Namjoon yang tengah duduk gelisah di Sofa. Pria itu bangkit ketika iya melihat Yoongi yang datang padanya.

"Jimin baru sampai kesini," ujar Yoongi, pria itu berjalan ke arah pintu. Membukakannya dan melihat Jimin yang ada di luar bersama Taehyung.

Ketika kedua matanya melihat sosok Taehyung. Membuat wajah Yoongi seketika berubah begitu saja, ada gurat emosi ketika iya sadar, mengapa Jimin harus datang bersama Taehyung di saat dirinya ingin pergi?

Meski sedikit kesal. Tapi Yoongi tidak harus memperlihatkan rasa itu, dia berusaha baik-baik saja karena ada Jimin di sini.

"Apa kamu akan lama untuk pergi?" tanya Jimin. Ketika dirinya sudah masuk kedalam dan duduk di sofa.

"Hanya dua hari," jawab Yoongi dengan pandangan yang tertuju pada Taehyung.

"Min Ji masih tidur?" tanya Taehyung. Yoongi berdecak dengan pertanyaan yang keluar dari mulut Taehyung itu. Pria ini sama sekali tidak ingin menjawab nya.

"Kurasa Nonna memang masih tidur," jawab Namjoon.

"Tolong Jimin, bantu jaga Min Ji selama aku pergi. Jangan biarkan dia ternodai atau di dekati oleh orang jahat!" ujar Yoongi. Dia menyidir Taehyung. Taehyung sadar akan hal itu, pria ini tertawa kecil.

"Tenang saja Yoongi, jika bagian dari mereka datang kesini. Kita akan lawan itu, aku akan jaga Min Ji, tapi tolong mohon cepat kembali!" ujar Jimin. Yoongi mengangguk.

"Aku pasti akan kembali, tolong jangan kasih tau Min Ji kemana aku pergi. Dia pasti akan khawatir, aku takut sakitnya akan kambuh jika dia terlalu mengkhawatirkanku," ujar Yoongi kembali.

"Tenang saja. Tidak ada yang akan memberitahu Min Ji kemana kamu pergi, aku pastikan dia juga akan lupa dirimu, hingga kamu bisa tenang," sambung Taehyung dengan sedikit tawa.

Meski ini menyebalkan. Tapi Yoongi dan yang lainnya berusaha untuk tersenyum. Berpikir jika itu hanya lelucon.

"Baiklah jika itu bisa membuat Min Ji tenang dan tidak menangis jika dia tau aku pergi. Ok! Aku akan siap-siap dulu," ujar Yoongi, pria itu bangkit dari duduknya. Berjalan meninggalkan mereka.

.
.

Yoongi memakai jaket Levi'snya, membuang napasnya pelan. Menatap sendu Min Ji. Gadis itu masih damai dalam tidurnya. Yoongi jongkok, tanganya bergerak pelan mengusap kepala Min Ji.

"Aku janji akan kembali Min Ji, aku janji! Aku harap kamu tidak terlalu cemas di saat kamu sadar aku pergi," lirih Yoongi. Dia bangkit dari jongkoknya.

Bersiap untuk pergi meninggalkan Min Ji. Siap atau tidak, dia benar-benar harus meninggalkan Min Ji saat ini. Meski berat, ini terasa berat. Yakin tidak akan ada hal buruk yang terjadi padanya nanti. Tidak akan! Ini hanya dua hari, kamu pasti pulang Yoongi pasti!

Chu.

Yoongi mengecup hangat kening Min Ji, kedua matanya sempat terpejam kala bibir itu menyentuh kening gadis ini. Semua terasa berat, seperti akan ada hal yang buruk. Tapi iya yakin ini hanya pikiranya saja.

Ketika dia masih fokus pada Min Ji. Yoongi menyadari kedatangan Taehyung kekamarnya.
Dengan malas Yoongi melirik ke arah Taehyung yang tersenyum ke arahnya.

Kakinya melangkah menghampiri Taehyung di ambang pintu.

"Benalu. Kenapa kau harus ikut hoeh! Shit ... Menyebalkan sekali!" ujar Yoongi. Taehyung sedikit tertawa.

"Aku ikut karena ada kesempatan Yoongi, kenapa kamu mengnggapku benalu? Apa kamu merasa terbebani hoeh? Rasa takutmu terlalu besar Yoon," ucap Taehyung. Tangannya mengusap kedua bahu Yoongi. Dengan segera Yoongi menepis kasar tangan Taehyung. "Tenang saja, aku tidak akan merebut bidadari mu itu. Aku tau, dia sangat bergantung padamu, aku hanya ingin merasakan sedikit saja, bagaimana bahagia nya memiliki dia," lantang Taehyung membuat Yoongi smirk.

Kalau saja di sini tidak ada Min Ji yang tertidur. Ingin rasanya Yoongi memukul pipinya dengan sangat keras.

"Silahkan jika kamu bisa melakukan itu!"

"Aku akan berusaha. Membuat dia lupa, dua hari? Waktu yang aku punya. Kurasa itu tidak cukup dan aku sangat berharap memiliki waktu yang lama, maksudku kau pergi lama Yoongi, ups!" menutup mulutnya.

Yoongi menatap dengan tajam. Rasa emosi yang tak bisa iya tahan lagi.
Yoongi meret Taehyung keluar dari kamarnya.

Brug. Maka satu hantaman keras pun di terima oleh Taehyung, membuat dirinya tersungkal.

Taehyung mencoba untuk bangun. Mengusap sudut bibirnya yang sedikit berdarah, dia smirk Yoongi membalas itu.

"Bukan itu tidak cukup keras? Kau mau lebih dari itu? Mari lakukan!" ujar Yoongi. Taehyung hanya terdiam.

"Ini bukan hal yang besar, tapi bagiku berkelahi dengan mu bukan hal yang penting. Aku takut Min Ji bangun dan melihat aku memukuli mu dan dia akan beranggapan, kalau aku ini orang jahat. Tidak, aku tidak ingin semua itu terjadi!"

"Taehyung ssi! Kau bahkan lebih parah dari itu. Oh ... Kau takut Min Ji menganggapmu orang jahat? Tidak, jangan sampai dia beranggapan seperti itu. Guru Kim tetap harus terlihat baik di depan murid ke sayangannya. Tunggu ... Guru Kim?" Yoongi terdiam untuk sesaat.

"Akan kah ada seorang guru dengan prilaku bajingan seperti ini? Sangat miris sekali ketika aku mengingat gelarmu. Tapi kau? Seorang bajingan yang ingin merebut istri orang!" ucap Yoongi sedikit smirk.

Tidak ada rona amarah dari Taehyung. Pria itu memasang wajah innocentnya. Dia mungkin sadar akan ucapan Yoongi, tapi semua tidak harus dia pikirkan.

"Kau bahkan tidak cocok menjadi seorang guru. Oh, apa itu hanya sebuah gelar saja? Omo! Aku tidak percaya akan hal itu. Min Ji tidak boleh tau soal ini. Guru Kim ingin merebut dia dari Min Yoongi lelaki yang sangat iya cintai. Jaga rahasia ini Guru Kim, jangan sampai Min Ji tau!" sindirnya. Puas? Tentu saja.

Yoongi tertawa kecil. Pria itu melangkah meninggalkan Taehyung yang terdiam. Ucapan Yoongi membuat dirinya skakmat. Dia sadar akan hal ini.

"Guru Kim? Aku memang menyanyagi Min Ji. Tapi aku tidak pernah berniat untuk merebutnya dari Yoongi, tidak sama sekali. Tapi Yoongi? Dia terlalu over. Tapi ini baik untuk Min Ji. Aku sadar bahwa Yoongi memang benar- benar mencintai Min Ji. Aku harap dia tidak akan meninggalkan Min Ji. Tenang Yoongi, aku tidak akan merebut Min Ji darimu!" gumam Taehyung.

.
.
.
.
.
.
.
.
.

Tbc.

Bad Husband MYG (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang