Ketika langkah ini tiba-tiba berada di sebuah taman. Min Yoongi tersenyum menatap, suasana yang benar- benar terasa nyaman. Kakinya terus melangkah menyusuri taman ini.
Sampai akhirnya terhenti di saat iya melihat sosok cantik di kejauhan sana. Gadis bergaun putih dengan kelinci di pangkuannya.
Yoongi tersenyum malu ketika iya sadar bahwa gadis itu adalah Park Min Ji, istrinya.Yoongi melangkahkan kembali kakinya menghampiri Min Ji yang saat ini tengah sibuk bersama dengan seekor kelinci.
"Min Ji ...."
Panggilan dari Yoongi, membuat gadis itu menoleh ke arahnya. Park Min Ji tersenyum ke arah Yoongi yang saat ini tengah berjalan ke arahnya.
"Yoongi ah," balas Min Ji, gadis itu bangkit dari duduknya. Berjalan menghampiri Yoongi.
Ketika kaki itu terus melangkah untuk menghampiri, tiba-tiba terhenti oleh kedatangan Park Jimin yang mengadang Yoongi untuk sampai di hadapannya dan Kim Taehyung yang saat ini ada di samping Min Ji.
Hal itu membuat Yoongi terdiam membisu. Jimin smirk ke arah Yoongi.
"Anda masih punya muka menghampiri adik saya?"
Satu kata yang mampu membuat Yoongi mengerut heran. "Apa maksudmu?"
Smirk dari Jimin terlihat kembali. Kakinya melangkah menghampiri Yoongi. Sampai iya tiba di hadapan Min Yoongi yang saat ini menatap heran dirinya.
"Kau tau Min Yoongi? Oh, aku tau kau pasti lupa pada janjimu saat itu? Ingat apa yang pernah kita ucapkan. Sebelum Min Ji pergi bersamamu? Kau janji tidak akan menyakiti hati dia! Tapi apa Min Yoongi ... Kau bahkan membuat dia sangat menderita! Hah ... Aku menyesal telah membuat dia bersamamu!" ujar Jimin.
"Apa maksud dari ucapanmu Jimin?"
"Kau tidak usah berpura-pura Tn. Min Yoongi! Kau ingat saja pada janji kita dulu dan pada ucapanku. Jika kau melukai dia," Jimin menunjuk ke arah Min Ji. "Aku akan mengambilnya dari tanganmu!" ujar Jimin dengan tatapan tajam ke arah Yoongi.
Yoongi membalas smirk Jimin, meski dia masih menatap datar laki-laki itu.
"Dia miliku, kau tidak bisa mengambilnya begitu saja. Meski kau Kakakanya dan ingat Jimin, aku tidak pernah melukai Min Ji!"
"Kau mungkin tidak sadar akan kesalahanmu. Karena kau tidak pernah mengerti apa yang di rasakan oleh adikku. Apa kau tau dia sakit? Apa kau tau dia menderita hah!"
Kata-kata Jimin membuat Yoongi terdiam. Dengan hati yang seketika retak, oleh perkataan yang tidak iya ketahui.
"Kau pergi begitu saja, tanpa kau memikirkan, apa yang akan terjadi pada dirinya. Di mana otakmu Yoongi hah di MANA!" nada suara Jimin mulai meninggi.
"A-aku, aku tidak pernah berniat untuk meninggalkannya Jimin, aku terpaksa dan aku juga tidak tau di sakit apa!"
"Pantas saja kau tidak tau akan hal itu. Karena kau tidak pernah bisa lembut padanya, kau mengaku suaminya, tapi tidak tau! Taehyung saja yang hanya gurunya tau apa yang dia rasakan dan kau?"
"Aku selalu bertanya, tapi Min Ji hanya tertawa Jimin. Kau jangan salah paham kalau aku tidak mempedulikan Min Ji, aku mencintainya dan sangat peduli pada dirinya!"
"Jika kau peduli. Kau tidak akan pergi! Sudahlah aku muak mempercayai dirimu lagi Yoongi!" ujar Jimin. Di menepukkan sebuah berkas di dada Yoongi. Yoongi menatap berkas itu.
"Tanda tangani ini. Aku tunggu di pengadilan!" ujar Jimin kembali. Pria itu berbalik, melangkah meninggalkan Yoongi yang terpaku menatap surat cerai di tangannya.
"Ayo Min Ji, kita pergi. Dia tidak baik untukmu, dia hanya akan membuatmu menderita!" ucap Jimin pada Min Ji. Min Ji menatap polos Jimin yang ada di hadapanya.
Lalu kedua bola matanya terarah pada Yoongi yang terpaku menatap dirinya, rona kesedihan sangat terlihat jelas di wajah Yoongi. Membuat Min Ji seketika menitihkan air matanya.
"Aku akan lebih memilih Taehyung dari pada dia. Setelah kau cerai dengan Yoongi, aku akan menikahkan mu dengan Taehyung," ucap Jimin kembali. Min Ji melirik ke arah Taehyung yang ada di sampingnya.
"Lalu Yoongi?" tanya Min Ji dengan wajah polosnya.
"Dia tidak lebih baik dari Taehyung. Dia tidak mencintaimu. Taehyung lebih baik darinya Min Ji!" jelas Jimin. Min Ji tersenyum dengan ucapan Jimin padanya. Gadis itu tersenyum ke arah Taehyung dan menggenggam tangannya.
Sebelum akhirnya iya melihat ke arah Yoongi. Wajah Min Ji seketika berubah ketika menatap ke arah Yoongi. Tapi Min Ji tidak bisa apa-apa. Dia hanya diam menurut apalagi ketika Jimin dan Taehyung menuntunnya untuk pergi dari hadapan Yoongi.
Membuat Yoongi tak kuasa lagi. Melihat langkah kaki Min Ji yang terasa ringan untuk pergi meninggalkan dirinya. Ini terasa menyakitkan.
Yoongi tak bisa pergi. Hanya diam terpaku menatap surat cerai itu. Min Ji pergi tidak bisa iya cegah, dia sadar akan kesalahan nya. Dia salah kerena pergi meninggalkan Min Ji. Dia tidak pernah tau apa yang Min Ji rasakan, dia tidak bisa membahagiakan Min Ji, Yoongi sadar akan hal itu.
"Apa ini memang akhir dari segalanya?"
"Min Ji ...."
Kedua mata ini terbuka sempurna, menatap langit-langit kamarnya dengan napas yang terasa sesak tak beraturan.
Yoongi bangkit dari tidurnya dan duduk. Pria itu mengacak rambutnya frustrasi. Ketika iya sadar pada mimpi yang barusan terjadi.
"Kenapa aku bisa memimpikan hal yang sangat menyakitkan dan terasa sangat nyata. Ini membuat dada benar-benar sesak. Bagaimana Min Ji saat ini? Apa dia baik-baik saja? Aku sangat rindu ...." lirih Yoongi. Dia memijat pelipis nya pusing, takut akan mimpi ini benar- benar terjadi.
Takut Jimin datang di saat dirinya tidak ada. Takut Jimin mengambil Min Ji. Itu pasti terjadi, apa lagi ketika iya mengingat kata-kata nya dulu. Bahwa dia akan membahagiakan Min Ji, meski saat itu Yoongi berjanji hanya karena uang untuk membahagiakan Min Ji dan menikahinya juga karena uang. Tapi saat ini semua berubah dan dia sangat kakut Jimin mengambil Min Ji darinya.
"Aku harap ketika aku menjelaskan kenapa aku pergi Jimin akan mengerti dan memaafkanku jika dia datang di saat aku tidak ada. Aku harap Jimin tidak berpikir untuk mengambil Min Ji, apalagi menyandingkannya dengan Taehyung! Min Ji ... Aku rindu, maafkan aku Min Ji, semoga kamu baik- baik saja, aku akan pulang. Tunggu Min Ji ...." lirih Yoongi.
.
.
.
.
.
.
.Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Husband MYG (END)
HumorBadhusband Book 1 Cinta memang sulit untuk di pahami, ketika kamu mengejar dan menjalani dengan orang lain, yang tidak di harapkan malah datang dan masuk dalam kehidupan mu. Kasar, cuek, dingin, pemarah dan tempramen mu akan luluh oleh. Kelembutan...