Seorang gadis menggunakan seragam sekolah lengkap tengah menuruni tangga sembari bersenandung kecil dengan senyum tipis yang menghiasi wajah tirusnya.
"Selamat pagi, Buna!" pekiknya ketika menginjakkan kaki di ruang makan dan mendapati seorang wanita setengah baya yang masih terlihat sangat fresh dan muda.
Wanita itu tersenyum hangat. "Selamat pagi juga, Fayoona."
Gadis bernama lengkap Fayoona Disha itu kerap di sapa Fay oleh orang sekitarnya, termasuk wanita cantik bernama Disha yang tidak lain dan tidak bukan merupakan bundanya. Gadis bertubuh kurus, kulit coklat, wajah tirus yang di hiasi jerawat berwarna merah muda serta rambut hitam panjang yang di kuncir layaknya ekor kuda, merupakan anak tunggal Disha yang sekarang tengah duduk di bangku kelas dua SMA.
"Sarapan yang banyak biar cepet gemuk!" ucap Disha setelah menyajikan nasi beserta lauk pauknya di dalam piring sang anak.
Gadis bernama Fay itu sepertinya kurang tertarik dengan apa yang di sajikan sang bunda, ia menatap Disha dengan tatapan yang tidak bisa di definisikan. "Buna cantik banget," ucapnya tulus dengan senyum mengembang.
"Ah masa sih?" ujar Disha tersenyum geli menatap sang anak.
"Buna mau kemana? Ketemu klien ya?" tanya Fay lagi, membuat senyum Disha semakin mengembang.
"Iya sayang," jawab Disha.
"Kasusnya berat nggak, Bun?" tanya Fay lagi.
"Nggak kok."
"Hem bagus deh, Bun. Fay nggak mau ya, Buna nanganin kasus yang berat-berat trus Buna sering kepikiran sampe Buna nggak mikirin kesehatan Buna."
Mendengar penuturan sang anak, membuat Disha terharu. Bahkan ini bukan untuk yang pertama kalinya gadis itu mengingatkannya, bahkan hampir setiap hari. "Iya sayang, udah ayok sarapan, ntar telat."
Fay menyantap makanannya dalam diam, tidak sampai lima menit ia akhirnya selesai. "Udah, Buna."
Disha berdecak. "Makanannya habisin sayang."
"Fay udah kenyang, Bun."
"Ck! Berasa ngasih makan anak burung gue," decak Disha bergumam melihat Fay yang hanya memakan sedikit sarapannya.
Ah iya, jika kalian bertanya apa profesi yang di tekuni Disha, maka jawabannya, Disha merupakan seorang pengacara yang namanya sudah tidak asing lagi di dunia politik bahkan media sekalipun. Pengacara cantik dengan senyum manis di padukan potongan rambut pendek serta memiliki kepribadian baik pula, membuat ia banyak di kagumi oleh orang-orang. Tapi tidak sedikit pula orang yang membencinya. Ah iya mengingat kembali jika itu adalah konsekuensi yang harus di terima oleh seorang pengacara dan kembali mengingat jika hidup ada yang menyukai dan ada yang membenci merupakan hal yang sangat lumrah bukan?
***
S
etelah menyelesaikan sarapannya, seperti biasanya Disha akan mengantarkan sang anak bersekolah. Dan di sinilah mereka sekarang, di depan SMA Acacia .
"Belajar yang rajin ya anak Buna," ujar Disha dengan senyum keibuannya.
"Iya, Buna. Fay masuk dulu ya." setelah mendapat anggukan dari Disha, gadis berambut panjang itu segera menyalami sang Bunda tidak lupa memberikan kecupan singkat di pipinya, lalu beranjak keluar mobil.
"Hati-hati, Buna." Fay melambaikan tangannya, dan di balas anggukan oleh Disha.
Fay melangkahkan kakinya memasuki gerbang sekolah bersamaan dengan siswa lain yang baru saja datang sama seperti dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
INSECURE LOVE (END)
Teen Fiction[ YU DI FOLLOW DULU YUUU ] _AREA DI LARANG INSECURE!!!_ "Gue buruk banget ya?" lirihnya, bertanya ntah pada siapa. Fay tersadar, ia mengusap kasar air matanya. "Harus ya, semua cewek itu cantik? Harus ya, putih? Glowing? Nggak jerawatan? Body goals...