Masih di kediaman Nuraga. Selesai makan malam, tidak seperti malam minggu sebelum-sebelumnya. Kali ini Rehan hadir di antara mereka, biasanya lelaki itu akan jarang berada di rumah apalagi di hari minggu. Maka dari itu, kesempatan ini di manfaatkan oleh mereka untuk berkumpul di ruang keluarga, sekedar bercanda atau bertukar cerita.
"Sky, besok Papa harus berangkat ke Jerman, buat ngurusin pekerjaan dan Mama ikut," ujar Rehan, menghentikan Kay yang tengah ikut andil dalam drama barbie yang tengah di lakoni oleh Debay.
"Mamsky ikut?" tanya Kay.
Shena mengangguk ragu. "Iya Bang, Mama ikut nemenin Papa, Kamu bisa kan, jaga Debay, selama kita pergi?" ucap Shena ragu.
Kay menghela nafas berat. "Berapa lama?" ah ya, bukannya apa-apa, pasalnya ini pertama kalinya Shena ikut dengan Rehan, menemani lelaki itu mengurusi pekerjaan di luar negeri. Jika di luar kota, itu sudah sering, dan Debay kadang ikut, kadang juga di tinggalkan bersama Kay di rumah.
"Sekitar dua mingguan, Papa udah minta Bi Asti bersama suaminya tinggal di sini selama kita pergi," jelas Rehan.
Debay yang mendengar itu, mengalihkan atensinya, yang sedari tadi fokus dengan barbie miliknya. "Mambay sama Papbay, mau pelgi?" tanyanya polos.
Shena mengangguk ragu. "Iya sayang, nggak lama kok, Mambay cuma temenin Papa kerja, Debay nggak papa kan, kalo dirumah sama Abang?" tanya Shena lembut.
Bocah itu berpikir sejenak. "Debay nggak boleh ikut?"
Shena menatap Rehan, meminta lelaki itu untuk memberi pengertian pada putri bungsu mereka.
"Yaudah, nggak papa deh kalo nggak boleh ikut, Debay temenin Abang aja di lumah," ujarnya menggemaskan.
Rehan dan Shena serempak menghela nafas lega.
"Tapi ntar nggak boleh nakal ya, kalo Mama sama Papa, pergi?" tanya Rehan lembut.
Debay mengangguk cepat. "Nggak kok! Debay kan biutipul, mana ada nakal-nakal!" jawabnya menggebu. Aish, sangat menggemaskan.
Benar sekali, Debay tidak seperti bocah kebanyakan, yang jika di tinggal akan meraung-raung meminta untuk ikut. Bocah kecil itu nyatanya sudah terbiasa, lagi pula ia memiliki banyak teman di rumah selain Kay, ada juga para pasukan barbie miliknya.
"Awas aja kalo ada yang nangis-nangis, langsung Abang jual timbang!" celetuk Kay tidak santai.
"Nggak dong! Lagian Debay kan tellalu mahal, mana bisa di bayal sama Abang tukang loaknya!" balas Debay cepat.
Shena mengelus lembut surai bocah itu. "Pinter banget sih, anak Mama."
Debay tersenyum manis, beralih menatap Rehan. "Tapi ntal pulang, halus ada oleh-oleh buat Debay," ucapnya, membuat Rehan dan Shena mengernyit. Tidak biasanya bocah itu meminta oleh-oleh selagi Rehan pergi.
"Debay mau oleh-oleh apa, hem?" tanya Rehan, dengan senyum lembut terpatri di bibirnya.
"Debay mau Abang balu!"
Shena dan Rehan sontak terkejut. Lain halnya dengan Kay yang memasang ekpresi datar.
"Kok Abang baru? Emang Abang Kay, kenapa?" tanya Rehan.
Debay mengerucutkan bibirnya, menunduk memainkan jari-jari mungilnya. "Bang Kay, pelit! Masa nggak mau beliin Debay belbi," ujarnya. Mengingat kembali kejadian di mall hari itu, dimana Debay meraung-raung minta di belikan barbie baru, namun Kay hanya membelikannya baju barbie. Kan, Debay jadi kesal!
"Barbie mulu, lama-lama jadi panti asuhan barbie nih rumah!" cibir Kay yang langsung saja mendapat lemparan tatapan tajam oleh bocah itu.
Debay menatap memelas Shena dan Rehan. "Ya..ya, Mam, Pap, bawain Debay abang balu, yang nggak pelit, yang baik hati tidak sombong dan yang ganteng, kalo pellu bawa dua ya," pintanya, dengan puppy eyesnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/253105983-288-k544785.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
INSECURE LOVE (END)
Fiksi Remaja[ YU DI FOLLOW DULU YUUU ] _AREA DI LARANG INSECURE!!!_ "Gue buruk banget ya?" lirihnya, bertanya ntah pada siapa. Fay tersadar, ia mengusap kasar air matanya. "Harus ya, semua cewek itu cantik? Harus ya, putih? Glowing? Nggak jerawatan? Body goals...