Seusai mengantar Naina, Kay langsung pulang ke rumahnya. Kay memasukkan motor kesayangannya ke dalam garasi, lalu berjalan menuju pintu utama.
"ANAK GANTENG MAMSKY PU---"
"SALAM ABANG, BUKAN TERIAK-TERIAK!!"
Seolah sudah menjadi kebiasaan buruk Kay sejak sekolah dasar, pria itu kembali keluar rumah, menutup pintu lalu membukannya kembali seraya masuk.
"ASSALAMUALAIKUM, ANAK GANTENG MAMSKY PULANG!!" salam Kay seperti biasa.
Kay mengernyit heran, biasanya setelah mengulang salam, Shena akan berteriak kembali menyuruhnya ganti baju lalu turun makan. Namun, kali ini tidak. Kay berjalan ke arah dapur, menghampiri Shena.
"Pantesan, lagi ngasih makan cebong anyut rupanya," gumam Kay yang mendapati Shena tengah menyuapi Debay. Akan tetapi, keduanya belum menyadari kedatangan Kay.
Kay tersenyum miring. Terlintas sebuah ide akan mengerjai adik kecilnya itu.
Kay berjalan semakin mendekat. "Wah, si ugly lagi di suapin Mamsky!" Kay menatap spageti carbonara kesukaan Debay dengan mata yang berbinar.
Debay menatap Kay tidak suka melalui ekor matanya. Jelas saja! Siapa yang suka di katai jelek!
"Abang ganti baju dulu sana, baru makan," ujar Shena, kembali menyuapi Debay.
Kay tidak mengubris ucapan Shena, ia menarik kursi yang berada di depan Debay, dan duduk di sana.
"Abang, ganti baju dulu ih!"
"Laper banget, Mamsky." Kay menatap Shena memelas.
Shena berdecak. "Yaudah, sana ambil makan sendiri, Mama masih nyuapin Debay ini," ujar Shena.
Kay tidak bergeming, menatap Debay dengan senyum miring. "Abang mau itu juga Mam, suapin dong!"
Mendengar itu, Debay semakin menatap Kay tidak suka.
"Makan sendiri, Abang ih! Udah gede juga!"
Debay menjulurkan lidahnya ke arah Kay.
Kay menatapnya tajam. "Ayo dong, Mamsky, kan udah lama Abang nggak di suapin Mamsky," pinta Kay semakin memelas.
Shena mendengus. "Yaudah sini." Shena menyuapi Kay spageti milik Debay.
"Ih Mambay! Itukan spageti punyanya, Debay!" protes bocah kecil itu.
Kay menjulurkan lidah ke arahnya.
"Bagi-bagi dong, sayang."
Debay mencebikkan bibir kesal. "Cuap Debay, Mam!" Shena kembali menyuap Debay.
Kay lagi-lagi tersenyum miring. "Kay dong, Mam." Shena kembali menyuapi Kay.
"Mambway Dwebwya mwa---uhuk, uhuk.."
"Astaga, abisin dulu yang di dalam mulut, baru ngomong." Shena dengan segera memberikan Debay minum.
Lain halnya dengan Kay yang sudah tertawa karena berhasil mengerjai bocah kecilnya itu.
"Ekhem!"
Kay menghentikan tawanya, mendapati seorang lelaki seumuran dengan Shena, berdiri tidak jauh dari mereka.
Kay menatap tajam lelaki itu. "Mau apa anda ke sini?"
***
Seperti sudah menjadi kebiasaan, Fay berdiri tepat di depan cermin full body yang ada di dalam kamarnya. Fay mengangkat bajunya, memperlihatkan perut rampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
INSECURE LOVE (END)
Подростковая литература[ YU DI FOLLOW DULU YUUU ] _AREA DI LARANG INSECURE!!!_ "Gue buruk banget ya?" lirihnya, bertanya ntah pada siapa. Fay tersadar, ia mengusap kasar air matanya. "Harus ya, semua cewek itu cantik? Harus ya, putih? Glowing? Nggak jerawatan? Body goals...