58 || INSECURE LOVE

772 118 22
                                    

Setelah mengantarkan Naina pulang, Kay melajukan motornya menuju markas. Selama di perjalanan, pikiran Kay hanya tertuju pada gadisnya--Fay. Jujur saja, saat melihat kejadian tadi pagi yang menimpa gadisnya, ingin rasanya ia menolong, membelanya dan berteriak sekeras mungkin tepat di telinga para siswa yang menetrawai gadisnya jikalau mereka berdua belumlah putus. Akan tetapi, egonya lebih tinggi daripada keinginannya itu. Ia masih kecewa terhadap gadis itu.

Tidak membutuhkan waktu lama, Kay sampai di markasnya. Di sana sudah ada Bian, Rega, dan juga adik dari keduanya. Kalian tentu masih ingat dengan adik kembarnya Bian bukan? Ya, Galang dan Gilang. Lalu, adiknya Rega? Erga? Ah, sepertinya kalian sudah lupa. Kembali lagi dengan Kay. Kay berjalan memasuki rumah yang sering mereka sebut markas itu.

"Woy Bang, ngapa muka lo kusut gitu?" tanya Galang.

"Kek alur idupnya Bang Bian aja," celetuk Gilang. Setelahnya mereka berdua tertawa.

Bian mencebik kesal seraya mengerutu. "Kurang adab sialan! Gue masukin perut emak lagi baru tau rasa!" kesalnya.

Kay tidak mengubris, ia dengan segera masuk ke ruangan tengah, dan mengambil posisi duduk di sofa. Mereka semua menatap Kay iba. Tentu, mereka sudah tahu, permasalahan apa yang tengah di hadapi oleh pria itu.

Bian menggeleng-gelengkan kepalanya. "Masalah cinta," ujarnya, lalu terkekeh.

Rega menatap adiknya--Erga dengan tatapan yang sangat sulit di mengerti. Lalu, keduanya serempak menghela nafas kasar.

Lain halnya dengan Kay, pria itu tengah menyandarkan tubuhnya pada sofa, lalu memejamkan matanya. Tidak lama, matanya terbuka, Kay meremas rambutnya frustasi. Kay lelah, lelah menahan rindu untuk tidak bertemu dan bertegur sapa dengan gadisnya. Kay sudah jatuh cinta, Kay sangat menyayangi gadisnya, Kay tidak ingin berpisah, Kay tidak ingin situasi seperti ini. Akan tetapi, rasa kecewa itu masih saja mendekam di relung hatinya. Kay ingin, gadis itu menjelaskan sendiri padanya jika ia dan Kenan tidak pernah ada hubungan apa-apa. Bukan ingin mendengarkan penjelasan Kenan. Shit, Kay jadi teringat akan hari dimana Kenan menjelaskan semuanya saat di kelas. Tidak, Kay tidak boleh mempercayai omongan pria itu, tidak!

"Gue harus cari jawabannya sendiri!" Kay bertekad, pertama-tama ia harus mencari jawaban tentang apakah benar Fay yang melabrak Naina hari itu. Kay cukup sadar, jika dirinya hanya mendengar pernyataan Lisana, tidak langsung dari mulut Naina sendiri, maka dari itu, Kay berniat akan bertanya langsung pada Naina.

Lagi-lagi Kay meremas rambutnya. Ia memejamkan matanya, tanpa ia sadari, bulir bening jatuh begitu saja dari pelupuk matanya. Kay sudah tidak tahan, Kay teramat merindukan gadisnya itu, Kay sangat mencintainya, dan tidak ada satupun yang mampu menggantikan posisi Fay di hatinya. Tidak!

***

Fay dan Kevin baru saja sampai di tujuan mereka, yaitu dokter kecantikan. Sepulang sekolah, keduanya hanya pulang untuk mengganti baju, tidak sempat makan ataupun beristirahat sejenak. Bukan tanpa sebab, Fay hanya tidak ingin Disha pulang kerja dan mengetahui permasalahan wajahnya. Tidak, Fay tidak ingin Disha khawatir dengan keadaannya.

"Masih perih?" tanya Kevin, memperhatikan wajah Fay yang memerah. Kevin juga tahu, kondisi kulit wajah adiknya itu yang menipis.

"Masih," jawab Fay sendu.

Kevin menghela nafas pelan, lalu mengusap pelan rambut Fay. "Jangan takut, kita periksa ya?" ujarnya lembut. Fay hanya mengangguk.

Kevin keluar dan berjalan ke pintu sebelah, membukakannya untuk Fay. Fay tersenyum manis. Fay tidak henti-hentinya merapalkan syukur dalam hatinya karena memiliki Kevin di sampingnya. Fay sangat beruntung, dan Fay sangat menyayangi pria itu.

INSECURE LOVE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang