32 || INSECURE LOVE

1K 167 61
                                    

Setelah jam menunjukan waktunya pulang sekolah, Kay membawa Fay pulang setelah keduanya menyantap makanan yang di pesan oleh Kay. Tentunya setelah Fay terbangun dari tidurnya. Ya, Fay tertidur di atas sofa, ah lebih tepatnya di dalam pelukan Kay. Pria itu juga tidak henti-hentinya mengelus lembut perut ramping gadis itu.

Selama di perjalanan pulang, tidak ada sama sekali yang membuka suara. Bahkan Fay melingkarkan tangannya pada perut Kay, dengan dagu yang di topangnya pada pundak pria itu. Ah, sepertinya Fay sangat merasa nyaman. Dan sialnya mungkin ia sudah kecanduan memeluk pria itu.

Setelah beberapa lama di perjalanan, Kay tiba di kediaman Disha. Kay sengaja memasukkam motor miliknya ke dalam garasi rumah itu.

"Sini, helmnya di lepas dulu." Fay menurut saja, membiarkan Kay melepas helm yang ia kenakan. Lebih tepatnya, helm yang pria itu ambil di markasnya. Ntah, siapa yang punya, Fay tidak tahu.

Keduanya tidak sengaja melihat mobil yang jelas asing, dan mereka tidak tahu milik siapa.

Kay menatap Fay. "Ada tamu, ya?" tanyanya.

Fay mendengus kesal. "Mana gue tau! Orang dari tadi gue sama lo juga!" jawabnya jutek.

"Biasa aja, biasa aja. Nggak usah ngegas kau," cibir Kay.

"Bodo amat! Mulut, mulut gue!" balas Fay galak, lalu melangkah menuju pintu utama, meninggalkan Kay.

Kay mengelus dada sabar. "Untung lagi PMS lo ngegas. coba kagak, udah gue cipok tu bibir," gumamnya tanpa sadar.

Kay menggeleng cepat, mengusir jauh-jauh pemikiran iblis dalam dirinya. Setelahnya, segera ia mengikuti langkah Fay.

"Assalamu'alaikum," salam Fay lemah.

"Wa'alaikumsalam," jawab Disha yang kebetulan tengah duduk di ruang tamu, bersama dengan seorang lelaki seumuran dengan dirinya. Ah mungkin rekan kerjanya.

"Loh, kok pake baju ini, seragam sekolahnya mana?" tanya Disha mendekat. Jelas saja ia bertanya, pasalnya Fay masih mengenakan celana beserta kaos putih kebesaran milik Kay.

"Assalamu'alaikum, Bunda" salam Kay, yang tiba-tiba masuk.

Disha tersenyum, lalu menjawab ucapan salam pemuda itu.

"Tadi Fay pulang pas jam pelajaran, Buna," jawab Fay jujur. Hei, Fay itu rajin menabung tahu!

Disha menautkan alis. "Kenapa? Kamu bolos?"

"Terpaksa Bunda, Kay yang ajak. Tadi Fay em, itu," Kay menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Merasa sedikit malu mengatakannya.

"Bocor, Buna," bisik Fay.

Disha mengangguk paham. "Trus ini baju sama celana siapa?" tanya Disha.

"Sekai yang beliin Buna."

Disha tersenyum ke arah Kay. "Makasih ya, Nak. Pasti Fay ngerepotin kamu," ucap Disha.

"Ah nggak papa Bunda, itung-itung belajar nafkahin istri." Kay terkekeh mendengar ucapannya sendiri, begitupun dengan Disha. Lain halnya dengan Fay yang menatap tajam ke arah Kay.

"Bisa aja kamu, tapi Bunda setuju sih." detik itu juga, Fay menatap tajam sang Bunda, lalu mereka tertawa.

Ah hampir terlupakan. "Oh iya, Fay, kenalin ini Om Rama, rekan kerja Bunda."

Lelaki itu bangkit dari duduknya.

"Fay, Om," ucap Fay menyalami pria itu.

"Cantik, mirip Bundanya," ucap Lelaki itu, tersenyum tulus.

Fay tersenyum memaksa. Jujur saja, ia tersinggung dengan ucapan lelaki itu. "Cantik? Yang benar saja!" ucap Fay membatin.

"Oh iya, kenalin Kay, Om." Kay sama halnya dengan Fay, menyalami Rama dengan sopan.

INSECURE LOVE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang