65 || INSECURE LOVE

861 122 31
                                    

Di sebuah ruangan yang di dominasi oleh warna kuning itu, Fay terduduk di atas kasur king size Moa seraya memeluk kedua lututnya dengan air mata yang tidak henti-hentinya mengalir.

Sesak. Sesak rasanya ketika mengingat kembali bagaimana perlakuan Kay kepadanya. Fay sendiri tidak menampik, jika ia juga sangat mencintai pria itu, akan tetapi Kay telah mematahkan hatinya. Kay sama sekali tidak mempercayainya. Fay sakit, Fay kecewa. Menurut Fay, Kay tidak berbeda dengan Disha dan juga Kevin. Kay menyatakan jika ia mencintainya dan menyayanginya, akan tetapi, itu semua hanya bualan semata.

Fay menundukkan kepalanya dalam, menenggelamkannya pada kedua lipatan tangannya seraya terisak. Fay mendongak, menatap Moa yang mengusap lembut pundaknya. Lagi-lagi Fay terisak, detik itu juga Fay menghambur memeluk Moa. Moa membalas pelukan itu hangat, seraya menenangkan Fay.

"Udah, jangan nangis lagi. Mata lo udah sembab banget. Jelek tau gak," ledek Moa. Fay tidak mengubris, ia semakin terisak.

"Kenapa orang tua gue tega buang gue, Mo?" tanya Fay lirih, dengan tangis yang terdengar memilukan. Moa merasakan dadanya nyeri seketika.

"Nggak Fay, mereka nggak mungkin buang lo." Moa mencoba menenangkan Fay.

"Apa karena gue anak haram?"

"Hus, jangan ngomong gitu. Nggak mungkin lo anak haram. Lo sendiri belum denger penjelasan bunda kan? Nah lo nggak boleh berpikir yang nggak-nggak," kata Moa, mencoba menepis semua pemikiran gadis itu.

Fay menghentikan isakannya.

"Mereka nyembunyiin ini dari gue, mereka pembohong, termasuk Sky. Dia bilang dia cinta sama gue, dia bilang dia sayang sama gue, tapi dia bohong, Mo," adu Fay. Mencoba mengeluarkan semua yang ada dalam hatinya.

Moa melepas pelukannya. "Fay, Kay berusaha minta maaf sama lo, dia udah ngakuin kesalahannya, dia nyesel, dia mau perbaiki semuanya, jadi nggak salah kan, kalo lo ngasih kesempatan sekali lagi buat dia? Lo cinta juga kan, sama dia?"

Fay terdiam.

"Kasih Kay kesempatan satu kali lagi, Fay."

"Tapi Mo--"

"Kalian enak, hubungan kalian masalahnya nggak serumit hubungan gue, yang jelas-jelas bertentangan. Sulit banget buat bisa sama-sama, kalaupun kita tetap maksa, orang tua kita, bahkan ... Tuhan, nggak bakal ngerestuin." Moa menatap Fay sendu. Fay bungkam, tertegun mendengar penuturan Moa.

"Lo harusnya bersyukur, kalian masih sama, sedangkan gue sama Rega, kita beda, Fay. Dia anak Tuhan, sedangkan gue? Gue hamba Allah."

Lagi-lagi Fay di buat terkejut. Pemikirannya tentang hubungannya dengan Kay seketika lenyap.

Moa meraih tangan Fay, menggenggamnya seraya menatap Fay hangat dengan mata yang berkaca-kaca. "Kasih Kay kesempatan ya? Dia bener-bener sayang sama lo."

Sama halnya dengan Moa, mata Fay berkaca-kaca. Bukan, bukan karena Kay, akan tetapi karena Fay yang dapat melihat jelas bagaimana tatapan terluka Moa pada saat mengungkapkan masalah hubungannya dengan Rega. Kali ini Fay menarik Moa ke dalam dekapannya.

"Lo kuat Mo, gue yakin, pasti ada jalan keluarnya," ujar Fay. Berbalik, kini dirinya yang menenangkan Moa.

"Nggak bakal ada jalan keluar, Fay," lirih Moa, seraya menahan isakannya.

"Pasti ada. Tuhan pasti punya rencana yang lebih indah dari ini. Lo nggak lupa kan, jodoh itu di tangan Tuhan?"

"Jodoh di tangan Tuhan? Jika Tuhannya saja berbeda, bagaimana tangannya bisa sama?"

INSECURE LOVE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang