Fay bersama dengan Moa, kini keduanya berencana pergi ke kantin untuk sekedar mengisi perut mereka seperti biasa. Di sepanjang perjalanan tidak sedikit dari mereka yang menanyakan siapa pria yang tadi pagi bersama Fay. Namun, gadis itu sama sekali tidak menjawab. Kini dirinya, Kevin, Kay dan Naina menjadi trending topik se-SMA Acacia. Ya, foto yang terpajang di mading itu merupakan foto Kay yang tengah berboncengan dengan Naina, dengan kedua tangan melingkar erat di pinggang Kay.
"Katanya Abang lo itu ganteng banget, Fay! Wah pokoknya lo harus ngenalin gue sama dia!" ujar Moa yang tidak henti-hentinya mengoceh perihal Kevin.
"Siapa tadi namanya? Kel--"
"Kevin, Moa!" gemas Fay.
Moa memperlihatnya cengiran khasnya. "Pokoknya lo harus ngenalin gue, Fay! Kalo perlu lo comblangin gue deh!" ucap Moa lagi.
Fay mengembuskan nafas kasar. "Trus Rega mau lo kemanain?"
Moa bungkam, raut yang tadinya ceria berubah menjadi flat. "Apaan sih, udah jangan bahas dia lagi!"
Fay tersenyum menggoda membuat Moa mencebik bibir sebal. "Yok, sana kosong!" keduanga berjalan menghampiri bangku kosong yang ada di kantin.
Kejadian hari itu, terulang kembali. Kantin berubah menjadi senyap, tatapan seisi kantin menuju ke arah pintu yang memperlihatkan seorang pria dengan baju yang tidak di masukkan serta dua kancing atas yang terbukan. Ah, jangan lupakan, kedua tangannya yang berada di dalam saku celananya.
"Eh, itu murid baru bukan sih? Kok gue baru liat."
"Iya anjir murid baru!"
"Gans parah!!"
"Lah, bukannya itu yang tadi pagi ke sekolah bareng si kuker?"
"Kuker siapa anjir?!"
"Ck, si Fay! Anak Bahasa satu!"
"Yang bener aja lo?! Nggak cocok banget, iyuh!"
"Iya, mana mungkin cogan kayak dia mau sama si Fay! Mending sama gue!"
"Huuuuu!!"
Fay memutar bola mata malas, sedangkan Moa, gadis itu menatap ke arah Kevin dengan mata berbinar.
"Eh Fay, Fay, dia nyamperin gue!!" girang Moa ketika melihat Kevin menghampiri bangku mereka.
"Iya, Mo, iya, sebahagianya lo aja dahh!"
"Siang, Yoona." Kevin duduk tepat di samping Fay, mengacak lembut rambut gadis itu. Tentu itu membuat siswi yang ada di sana menahan pekikan untuk tidak memuji perlakuan manis Kevin dan hujatan untuk Fay.
"Apaan sih, Bang Ke! Rambut gue ntar berantakan tau! Bang Ke jangan deket-deket dong," ujar Fay berbisik, agar tidak ada yang dapat mendengar.
"Emang kenapa? Lo takut di bully?" tanya Kevin datar.
Fay menelan kasar salivanya. Ia menghindari tatapan mengintimidasi Kevin, menatap Moa yang tengah memandang Kevin penuh puja. "Mo-Moa, kenalin nih, Kevin."
Moa tersadar, ia mengulurkan tangannya pada Kevin. "Moana Chrystal Asterixa," ucap Moa sambil tersenyum manis.
Kevin terdiam menatap uluran tangan Moa, tidak lama, pria itu juga tersenyum, membalas uluran tangan Moa. "Kevin Kaivandra," jawabnya.
Perkenalan Kevin dan Moa, tidak luput dari pandangan seisi kantin. Tidak sedikit dari mereka yang iri bahkan terang-terangan memperlihatkannya.
"Lo temannya, Yoona?" tanya Kevin pada Moa.
Moa mengerutkan kening. "Yoona?"
"Iya Mo, dari kecil dia emang panggil gue itu," ujar Fay.
"I-iya Kak, lebih tepatnya sahabat," jawab Moa gugup.
KAMU SEDANG MEMBACA
INSECURE LOVE (END)
Roman pour Adolescents[ YU DI FOLLOW DULU YUUU ] _AREA DI LARANG INSECURE!!!_ "Gue buruk banget ya?" lirihnya, bertanya ntah pada siapa. Fay tersadar, ia mengusap kasar air matanya. "Harus ya, semua cewek itu cantik? Harus ya, putih? Glowing? Nggak jerawatan? Body goals...