50 || INSECURE LOVE

825 119 52
                                    

Fay membereskan buku pelajaran Matematikanya setelah bel istirahat baru saja menggema. Gadis itu memasukkan semua alat tulisnya ke dalam tasnya, tak lupa pula ia keluarkan ponsel pintarnya untuk sekedar mengeceknya. Ya, walaupun tidak ada yang mengiriminya pesan. Bahkan Kay sama sekali tidak pernah mengiriminya pesan, hanya beberapa kali saja kekasihnya itu menelponnya, selebihnya mereka lebih sering bertemu. Tentu saja, rumah mereka kan berdampingan.

Fay mengotak-atik ponselnya, menyalakan data seluler. Fay mengembuskan nafas kasar ketika mendengar suara notifikasi yang masuk secara beruntun ke salah satu aplikasi chattingnya.

Fay bergumam. "Ada gosip apa lagi?" ujarnya bertanya ntah pada siapa. Fay sudah tahu, jika notifikasi bejibun itu, pasti berasal dari grup satu angkatannya atau tidak grup kelasnya.

Dengan malas, Fay membukanya. Mata Fay sedikit melebar dengan jantung yang berpacu cepat dan sedikit terasa ... nyeri. Bagaimana tidak, salah satu teman seangkatannya mengirimi sebuah foto yang dimana saat Kay--kekasihnya menggendong tubuh Naina dengan raut yang terlihat sangat khawatir. Bahkan di sana pun tertulis jelas, jika Kay membawa Naina yang pingsan ke UKS, dan terlihat Kay yang sangat mengkhawatirkan keadaan gadis itu. Lagi-lagi Fay menghela nafas kasar, mencoba mengerti, lalu menguatkan hatinya untuk tidak goyah. Jujur saja, Fay sedikit terganggu dengan.raut Kay yang terlihat sangat khawatir.

"Ngantin yok!!" ajak Vio memekik.

Moa berdecak sebal, lalu menatap Fay. "Fay, ayo ke kantin," ajak Moa.

"Kalian aja, gue nggak laper, males jalan juga," jawab Fay malas. Jujur, Fay hanya tidak ingin mendengar para siswa siswi membicarakan Kay dan Naina, yang jelas saja membuat hatinya sesak.

"Yaudah deh, gue nggak juga, nggak laper banget-banget juga," ucap Moa.

"Jadi di kelas aja nih?" tanya Vio.

"Kalo lo mau ngantin, gih sana," ujar Moa pada Vio.

"Nggak ah, gue juga kagak laper-laper banget, lumayan juga hemat uang jajan," ucap Vio.

"Yaudah deh."

"Eh, emang lo kagak mau ketemu your boyfriend, gitu?" tanya Vio pada Moa.

Moa menghela nafas pelan. "Nggak ah, ntar pulang sekolah juga ketemu."

Vio ber oh ria. Mengambil ponselnya dari dalam tas, mengotak atiknya sebentar. Mata Vio membulat sempurna. "Fay, Fay, lo harus liat in--"

"Gue udah liat," potong Fay malas.

"Apaan?" tanya Moa penasaran.

Vio memperlihatkan gosip yang sedang hangat-hangatnya di sekolahnya ini. Tentu kalian sudah menebak itu apa.

Moa mendekat, memegang lembut pundak Fay seraya berujar. "Positif thinking aja Fay, mungkin Naina emang beneran pingsan, terus Kay bantuin dia bawa ke UKS," ujar Moa.

Fay tersenyum paksa. "Iya Mo, gue ngerti kok."

Mendengar itu, Vio menyodorkan dua jempolnya. "Mantep! Jangan sampe lo cemburu buta!" ujarnya menggebu.

Fay dan Moa memutar bola mata malas.

Fay bangkit dari duduknya. "Gue ke toilet bentar ya," pamitnya.

"Mau di temenin?" tanya Moa. Fay menggeleng.

"Bentar aja kok." setelahnya, Fay pergi menuju toilet.

Sepanjang koridor, Fay merasakan panas pada telinganya, mendengar gosip-gosip siswi yang ia lewati. Pembahasannya pun, tidak ada yang lain selain Kay dan Naina. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang menyeret-nyeret namanya dalam pembahasan unfaedah mereka. Menyebalkan!

INSECURE LOVE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang