Sore ini, Kay baru saja selesai dengan ritual mandinya. Sepulang dari markas, tidak seperti biasa, pria itu tertidur karena kelelahan. Ntahlah, ia merasa bukan hanya lelah fisik, melainkan batin.
"Enak juga tidur siang," ujar Kay bergumam sambil mengeringkan rambutnya menggunakan handuk sembari memantau aktifitas binatang peliharaannya di bawah sana. Ya, Kay sekarang tengah berada di balkon kamarnya.
Jika di ingat-ingat, Kay jarang sekali tidur siang, bahkan mungkin tidak pernah. Jelas, bagaimana bisa dirinya tidur siang jika Debay--sang adik, selalu saja mengganggunya. Jadinya, Kay tidak terbiasa tidur siang. Dan hari ini karena lelah, dirinya bisa tertidur tanpa gangguan bocah itu. Ntah kemana bocah tengil itu.
Saat tengah asik menggosok-gosok rambutnya, ingatan Kay kembali terulang saat kejadian di sekolah tadi pagi. Kejadian dimana dirinya sangat emosi hanya karena seorang pria yang berniat akan merebut pacarnya. Huh, ini untuk pertama kalinya Kay marah dan emosi dengan sangat.
Kay tersadar. Pria itu tersenyum tipis, sambil menatap ke bawah sana. "Bisa-bisanya gue se-emosi itu," gumamnya.
"Kayaknya gue udah bener-bener cinta deh, sama Fay," ujarnya lagi. Aish, Kay merasa geli. Apalagi ini hubungan pertamanya dengan seorang gadis.
"Pokoknya si Kanan nggak boleh rebut Fay dari gue! Coba aja, auto gue lempar tu anak ke pluto," ujarnya, tanpa sadar mengepalkan kedua tangannya kala mengingat ucapan Kenan hari itu.
"Fay, kalo misalnya gue berjuang lebih keras lagi buat dapetin lo, boleh?"
Sial!
Rahang Kay mengeras dengan tangan yang masih mengepal kuat. Tidak lama, ia tersadar. Kay mulai mengatur emosinya, tiba-tiba ia teringat gadisnya.
"Kangen Fay," lirihnya.
"Samperin aja kali ya," gumamnya sembari berpikir.
"Samperin aja deh! Gue nggak kuat nahan kangen lama-lama." setelahnya Kay melempar handuknya ke sembarang arah, lalu keluar dari kamarnya.
Baru saja Kay menuruni tangga, dan mendapati Shena dengan style ala ibu-ibu sosialita, baru keluar dari kamarnya.
"Mamsky cantik banget, mau kemana sih?" tanya Kay sengaja menggoda sang Mama.
"Baru tau kamu, kalo Mama cantik? Kemana aja?" balas Shena dengan gaya angkuhnya.
"Udah tau dari dulu, Mam. Lagian mana mau Papsky kalo Mamsky jelek," ejek Kay.
Shena melotot mendengarnya. "Enak aja kamu! Kamu nggak tau aja, kalo Papa kamu itu tergila-gila sama Mama. Mau Mama jelek kek, burik kek, Papa kamu tuh cinta mati sama Mama!" balas Shena.
Kay terkikik geli mendengarnya. "Iyain aja dah. Btw, Mamsky mau kemana?"
"Mama mau arisan sama temen-temen," jawab Shena.
Kay ber oh ria seraya berujar. "Kirain mau cari Papsky bar--"
"Udah gausah di terusin! Ntar Mama beliin adab yang banyak buat kamu! Mama pergi dulu, bye!" Shena berlalu meninggalkan anak kurang adabnya itu.
"Eh, Mam! Debay mana?!" pekik Kay bertanya.
"Main sama Fay!" balas Shena dari ruang tamu.
Tidak lama Kay mendengar suara seseorang yang baru saja datang. Senyum Kay mengembang seketika lalu berjalan keluar.
"Hati-hati, Tante!" pekik Fay, dan di balas acungan jempol oleh Shena.
Kay yang baru saja datang, melihat Fay dengan mata berbinar.
KAMU SEDANG MEMBACA
INSECURE LOVE (END)
Ficção Adolescente[ YU DI FOLLOW DULU YUUU ] _AREA DI LARANG INSECURE!!!_ "Gue buruk banget ya?" lirihnya, bertanya ntah pada siapa. Fay tersadar, ia mengusap kasar air matanya. "Harus ya, semua cewek itu cantik? Harus ya, putih? Glowing? Nggak jerawatan? Body goals...