Setelah puas berjalan-jalan, Fay dan Kevin segera pulang ke rumah. Mengingat jika waktu sudah menjelang petang. Tidak membutuhkan waktu lama, keduanya sampai di kediaman Disha. Petugas keamanan membukakan gerbang, lalu mobil yang di kemudikan oleh Kevin tersebut masuk ke dalam garasi. Ah ya, sekedar informasi, Kevin mempekerjakan seorang petugas keamanan sejak hari dimana rumah itu di masuki maling.
Fay yang sedari tadi fokus memainkan ponselnya dengan alasan tengah chattingan dengan Moa, mengalihkan pandangan, lalu turun dari mobil milik Kevin. Fay mengernyitkan dahi, ketika melihat sebuah mobil yang sangat di kenalnya terparkir di garasi, berdampingan dengan mobil Kevin.
Fay mengembangkan senyumnya. "Bang Ke, itu mobil Buna, ya?" tanyanya pada Kevin.
Pria itu berdecak, memandang mobil tersebut. "Mana gue tau, Fay. Kan gue belum pernah liat mobil Bunda, gue ke sini aja, Bunda di luar kota."
Ah ya, Fay baru ingat!
"Bener Bang Ke, itu mobil Buna, berarti Buna udah pulang!" girang Fay, berjalan mendekati pintu utama dengan tidak sabarnya.
Fay perlahan membuka pintu, lalu masuk di ikuti oleh Kevin di belakangnya.
"BUNA," panggil Fay berteriak.
"SINI SAYANG, DI DAPUR!" jawab Disha sedikit berteriak.
Fay berjalan ke arah dapur dengan wajah riang.
"Aaaa,,, Buna, Fay kangen!" pekik Fay, menghampiri Disha yang tengah sibuk dengan oven, lalu memeluk wanita itu dari belakang.
Disha sibuk dengan ovennya, namun senyum yang di bibirnya senantiasa mengembang. Tidak bisa di pungkiri jika ia juga merindukan anak semata goleknya itu.
"Dari mana aja, hem?" tanya Disha.
Fay masih memeluk erat wanita itu dari belakang, menyembunyikan wajahnya pada ceruk leher sang bunda. "Abis jalan-jalan, Buna."
"Sama siap---"
"BUNDA! KEVIN RINDUUU!!" Kevin berlari, memeluk Disha, tentunya di balas pula oleh wanita itu.
"Wah, anak Bunda makin ganteng aja," puji Disha.
Fay yang masih memeluk Disha dari belakang, sedangkan Kevin memeluknya dari depan. Jadilah Disha di himpit oleh kedua remaja itu.
"Iya dong, masa iya makin burik." Kevin mempererat pelukannya begitu pula dengan Fay.
"Aduh jangan erat-erat dong kalian peluknya, Bunda nggak bisa nafas nih."
Mendengar itu Fay dan Kevin menyerigai serempak. Keduanya semakin mengeratkan pelukan mereka.
"Ih kok makin erat sih! Bunda nggak bisa nafas nih!" keluh Disha pura-pura kesal.
"Eh kue Bunda gosong ih!"
"Nggak mau lepas, nggak Bunda kasih kue!"
Detik itu juga, keduanya melepas pelukannya, lalu serempak tertawa menggelegar karena berhasil mengerjai Disha.
Disha menatap datar keduanya. "Kurang adab!"
***
Motor Kay baru saja memasuki gerbang kediamannya lalu berjalan memasuki garasi. Debay, bocah itu duduk di depan Kay, menggunakan jaket kulit hitam serta di padukan dengan celana jeans robek dan jangan lupakan helm full face sama seperti helm yang di miliki oleh Kay, namun dengan ukuran anak-anak yang ia gunakan.Kay lebih dulu turun dari motornya. Ah ya, jika kalian menanyakan kemana semua belanjaan keduanya setelah dari mall, maka jawabannya, sang supir lah yang membawanya, sedangkan keduanya pulang menggunakan motor Kay.
KAMU SEDANG MEMBACA
INSECURE LOVE (END)
Teen Fiction[ YU DI FOLLOW DULU YUUU ] _AREA DI LARANG INSECURE!!!_ "Gue buruk banget ya?" lirihnya, bertanya ntah pada siapa. Fay tersadar, ia mengusap kasar air matanya. "Harus ya, semua cewek itu cantik? Harus ya, putih? Glowing? Nggak jerawatan? Body goals...