Kay baru saja menampakkan kakinya memasuki rumah. Pria itu mengerutkan kening kala tidak mendapati siapa-siapa, bahkan suara Debay pun tidak terdengar.
"Belum bangun tidur kali ya," gumam Kay.
"Eh, Den Kay udah pulang?" bi Asti tiba-tiba datang dari dapur, seraya bertanya.
"Belum Bi, ini masih di jalan," jawab Kay sekenanya. Aish, padahal lihat sendiri jika sudah di rumah, masih saja bertanya, dasar bi Asti!
Bi Asti terkekeh mendengar jawaban tuan mudanya itu. "Bisa aja si aden."
"Oh iya Bi, Debay mana?" tanya Kay.
"Ada di kamarnya den, kayaknya lagi main deh," jawab bi Asti.
"Sama Fay?"
Bi Asti menggeleng. "Sendiri aja. Non Fay nggak ada dateng dari tadi, den."
Kay menghela nafas kasar. Padahal ia berharap gadis itu sudah berada di rumahnya bermain bersama Debay. "Yaudah bi, Kay ke atas dulu." Setelahnya, Kay berjalan menaiki tangga menuju kamarnya.
Saat tengah mengganti pakaiannya, seseorang membuka pintu kamar Kay. Ia tidak terkejut, pasalnya ia sudah tau siapa pelakunya.
"Bang Kay, balu pulang?" tanya Debay dengan suara imut khasnya.
"He'em," jawab Kay singkat.
"Tatak Pay mana?" tanya bocah itu lagi.
Kay sudah selesai mengganti pakaiannya, lalu duduk di tepi ranjang. "Ada di rumahnya."
Bibi Debay mencebik. "Debay mau main sama Tatak Pay."
Kay menghela nafas kasar. "Main sama Abang aja ya?"
Debay mengangguk, membuat senyum Kay seketika mengembang.
"Tapi sama Tatak Pay juga."
Detik itu juga, senyum manis Kay luntur seketika, bergantikan dengan raut datar. "Yaudah tunggu Kakak Fay di bawah," ujar Kay. Dengan segera Debay ngacir keluar dari sana.
Kay mencari-cari keberadaan ponselnya, dan akhirnya ketemu. Jempolnya menari-nari di atas layar.
-Sky
Assalamu'alaikum Bunda maaf Kay ganggu, Fay nya ada? Kalo ada, Kay minta tolong sampein kalo Debay nyariinTidak lama, sebuah pesan balasan dari Disha masuk.
-Bunda Disha
Wa'alaikumsalam sayang, ada kok, ntar Bunda bilangin ya, ntar Bunda suruh kesanaKay tersenyum membaca balasan wanita itu. Ah ya, meskipun keduanya belum terlalu lama kenal, Disha sudah menganggapnya sebagai anak, begitu pula dengan Kay.
-Sky
Makasih Bunda-Bunda Disha
Sama-sama sayangSelanjutnya, Kay tidak lagi membalas, ia memilih menuju balkon, memantau kegiatan para binatang peliharaannya di bawah sana.
***
Lain halnya dengan Fay, mengenakan baju kaos kebesaran seperti biasa, ia baru saja mencuci mukanya, lalu mengambil barang berupa skincare yang di pesanya pada Rara. Sebelumnya, Fay sudah membaca aturan pakainya, sebenarnya ia masih ragu, karena di sana terdapat peringatan jika efek menggunakannya kulit wajah terkelupas atau tahap detox, ah maksudnya kulit mati. Dengan ragu-ragu, Fay mengambil salah satunya yang bertuliskan day cream di sana. Fay membukanya, mengoleskan seraca merata krim berwarna kuning itu ke wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
INSECURE LOVE (END)
Teen Fiction[ YU DI FOLLOW DULU YUUU ] _AREA DI LARANG INSECURE!!!_ "Gue buruk banget ya?" lirihnya, bertanya ntah pada siapa. Fay tersadar, ia mengusap kasar air matanya. "Harus ya, semua cewek itu cantik? Harus ya, putih? Glowing? Nggak jerawatan? Body goals...