Fay berjalan menyusuri koridor dengan kepala yang sedikit mendongak, memperlihatkan gaya angkuhnya. Suasana koridor kali ini mulai sepi di kerenakan jam istirahat sudah habis. Fay sendiri sebenarnya tadi sudah masuk kelas, akan tetapi, sebuah pesan masuk dari orang yang sangat di kenalinya, dan meminta Fay untuk menemuinya di rooftop. Setelah memantapkan hati, Fay segera menemui orang itu.
Sepanjang koridor kelas XII, telinga Fay rasanya sangat panas mendengar para kakak kelasnya yang mengibahi dirinya, beruntungnya Fay sudah kebal, maka dari itu, dirinya sudah tidak peduli.
Sesampainya di rooftop, Fay berhenti tepat di pintu sana, memandang punggung tegap orang yang sangat di rindukannya di depan sana dengan jantung yang berdegub kencang. Ya, orang itu membelakangi Fay.
"Gue harus kuat, gue nggak boleh lemah," gumam Fay, meyakinkan dirinya sendiri.
Dengan langkah pasti, Fay menghampiri orang itu.
"Kenapa?" tanya Fay to the point, dengan wajah dan intonasi datarnya.
Kay membalikkan badannya, menatap Fay sendu. Ya, orang itu adalah Kay--kekasihnya. Setelah dari kantin tadi, Kay mengirimi pesan untuk pertama kalinya kepada Fay. Ia meminta agar gadis itu menemuinya di rooftop, karena ada yang ingin ia bicarakan.
"Mau ngomong apa? Kalo nggak ada yang penting gue balik ke kel--"
Grep
Belum sempat Fay menyelesaikan ucapannya, Kay menarik tubuh kurus gadis itu kedalam pelukannya. Kay memeluk Fay sangat erat, seolah tidak ingin gadis itu pergi.
Fay membeku di tempat dengan jantung yang berpacu dengan sangat cepat. Otaknya pun belum sepenuhnya mencerna kejadian yang tengah terjadi saat ini. Fay terlampau terkejut.
"Gue kangen sama lo, Fay," lirih Kay, meletakkan dagunya di atas pundak Fay seraya mengeratkan pelukannya.
Fay masih membeku di tempat, tidak lama ia sadar, setelah merasakan pundaknya yang sedikit basah. Fay yang tadinya berusaha kuat dan tidak terpengaruh dengan Kay, gagal. Nyatanya pertahanannya runtuh, ia tidak menampik jika dirinya juga sangat merindukan prianya ini.
"Sky," panggil Fay.
"Bentar aja, Fay. Gue kangen banget sama lo." Kay menjawab lirih dengan suara yang bergetar.
Fay sudah tidak tahan, ia membalas memeluk Kay tidak kalah erat, seolah tidak ingin lagi prianya menjauh ataupun pergi. Tanpa Fay sadari pun, bulir bening yang sedari tadi di tahannya, mengalir dengan sangat deras.
"Gue cinta sama lo, Fay, gue sayang banget sama lo," racau Kay masih dengan suaranya yang gemetar.
Fay terisak mendengarnya, ia semakin memeluk Kay erat. "Gue juga cinta sama lo, Sky." Fay sudah tidak bisa lagi berbohong. Ia lemah, ia teramat mencintai pria ini, ia sangat menyayanginya.
Kay mengusap air matanya, melepas pelukannya, menarik pinggang ramping Fay untuk mendekat, sehingga tubuh keduanya menyatu. Kay menatap lembut manik mata Fay. Manik yang mampu membuat jantungnya berpacu cepat. Kay mengusap lembut air kata Fay. "Balik kayak dulu lagi ya? Lupaian masalah yang kemaren, lupain semuanya, soal Naina, gue udah nggak marah sama lo, kita selesain semua. Lo minta maaf sama Naina, dan gue mohon sama lo, akhiri hubungan lo sama Kenan, gue mohon, balik sama gue lagi," ujar Kay lembut.
Mendengar penuturan Kay, air mata Fay kembali mengalir, kali ini bukan air mata kerinduan ataupun kebahagiaan. Nyatanya, hatinya kembali sakit kala mendengar itu. Nyatanya, Kay masih tetap tidak mempercayainya, bahkan pria itu tidak mempercayai apa yang sudah di jelaskan oleh Kenan kepadanya. Fay sakit, Fay kecewa.
KAMU SEDANG MEMBACA
INSECURE LOVE (END)
Ficção Adolescente[ YU DI FOLLOW DULU YUUU ] _AREA DI LARANG INSECURE!!!_ "Gue buruk banget ya?" lirihnya, bertanya ntah pada siapa. Fay tersadar, ia mengusap kasar air matanya. "Harus ya, semua cewek itu cantik? Harus ya, putih? Glowing? Nggak jerawatan? Body goals...