69 || INSECURE LOVE

857 122 10
                                    

Di sebuah rumah yang terbilang sangat mewah, sebuah keluarga bahagia tengah menikmati makan siang mereka, sesekali di selingi canda tawa. Fay tersenyum manis, rasanya apa yang ia damba-dambakan selama ini akhirnya terwujud. Duduk di satu meja yang sama, bersama dengan keluarga lengkapnya. Fay bahkan tidak berpikiran jika angannya ini akan menjadi nyata.

Fay sesekali terkekeh, mendengar Naina yang sedari tadi mengoceh tanpa henti. Satu fakta yang baru ia ketahui dari gadis yang merupakan adik kandungnya sendiri ini, adalah Naina yang manja, kekanakan, dan ... polos. Fay bahkan sempat di buat tercengang. Pasalnya, di sekolah yang dirinya tahu, Naina merupakan gadis yang bisa di bilang sangatlah perfect. Ya, sesuai rencana, sepulang sekolah, Fay dan Naina di jemput oleh Akash untuk makan siang bersama di rumahnya. Seolah sudah di atur sedemikian rupa, Akash bahkan meminta kepada kepala sekolah untuk memulangkan siswa lebih awal.

"Iya tau, dari dulu Naina pengen banget punya saudara, eh tau-taunya beneran punya, Naina seneng banget!!" girang Naina. Lagi-lagi membuat Fay tertegun.

Sia dan Akash terkekeh di buatnya. Sia tersenyum tipis, baru kali ini dirinya melihat anak bungsunya itu terlihat sangat senang. Sia juga teramat bersyukur, karena Fay mau maafkannya, bahkan mau mengakuinya sebagai seorang ibu, yang bahkan dirinya sendiri telah merasa gagal menjadi seorang ibu. Sia sangat bersyukur di buatnya.

"Naina, maafin Mama ya. Mama udah jahat, misahin kamu sama kakak kamu," lirih Sia sendu. Suasana meja makan seketika menjadi hening.

Naina tersenyum manis, membuat Sia semakin merasa bersalah. "Nggak papa, Ma. Pasti pas waktu itu juga Mama terpaksa kan lakuin itu? Lagian, Fay juga udah gabung sama kita, jadinya Naina punya kakak!" ujar gadis itu, membuat Fay tersenyum senang. Ntahlah, Fay bersyukur saja, dirinya sangat di terima oleh Naina.

"Iya kan, Fay?" tanya Naina antusias. Fay mengangguk tanpa ragu. Ya, Fay meminta Naina untuk tidak memanggilnya kakak. Lagi pula umur keduanya hanya berbeda satu tahun.

"Udah, udah, jangan di bahas lagi, abisin makanannya baru ngobrol lagi," pinta Akash, lalu di setujui oleh mereka.

Suasana makan siang itu terasa sangat hangat, membuat mereka tidak henti-hentinya merapalkan syukur dalam hati, karena bisa bergabung kembali dengan keluarga mereka. Terlebih, Naina. Sejak dulu, Naina sudah mendambakan seorang saudara agar bisa menjadi teman untuk sekedar berkeluh kesah. Ah, mengingat perihal Lisana, Naina sudah menganggapnya sebagai kakak kandung sendiri, akan tetapi bisa-bisanya gadis itu menyuruh ia berbuat yang tidak baik. Naina bersyukur, hasutan Lisana tidaklah berjalan lama. Dan yang lebih di syukuri oleh Naina kali ini, adalah kehadiran Fay, yang merupakan kakak kandungnya. Naina sempat tidak percaya, Naina berpikir jika ini tidak mungkin. Akan tetapi, semua itu benar adanya. Maka, dengan senang hati Naina menerima takdir yang menurutnya sangat menyenangkan ini.

***

Hari kini berganti menjadi sore. Sudah beberapa jam lamanya Fay berbincang, bertukar cerita dengan keluarganya. Bercerita dengan Sia dan Naina, sedangkan Akash, selesai makan siang, pria itu langsung kembali ke kantornya. Tapi tak apa, Fay sudah cukup senang. Fay tidak pernah membayangkan sebelumnya jika berbincang dan berkumpul dengan keluarga lengkap seperti ini sangatlah menyenangkan.

Kini, tiba saatnya Fay pulang ke rumah Disha. Perempuan yang sudah merawatnya sejak kecil. Sedari tadi, Naina tidak henti-hentinya membujuk ia agar mau menginap, akan tetapi Fay tidak ingin. Bukan bermaksud begitu, pasalnya Fay meminta izin pada Disha hanya untuk makan siang saja. Ah, kalaupun Fay tidak meminta izin dan akan tetap menginap, Disha tidak akan marah.

"Fay, nginep aja ya, trus besok berangkat sekolah bareng deh, di anter Papa. Pasti seru banget!" Naina masih berusaha membujuk Fay.

Fay tersenyum manis. "Kapan-kapan aja ya, Nai." Naina mendesah kecewa. Tidak lama, gadis itu kembali tersenyum.

INSECURE LOVE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang