Pagi ini, masih mengenakan masker untuk menutupi setengah wajahnya, Fay berjalan dengan raut datar menuju kelasnya. Berbagai macam bisikan tentang kabar jika dirinya dan Kay yang tengah menjalin hubungan, terdengar jelas di telinganya, bahkan ada yang terang-terangan bertanya pada gadis itu.
Fay berjalan menuju kelasnya dengan tatapan yang senantiasa mengarah ke depan. Demi Tuhan, mood Fay saat ini sangatlah buruk. Ntahlah, hanya saja ia tidak suka menjadi pusat perhatian. Lebih baik dirinya menjadi bahan cibiran beberapa siswa daripada menjadi pusat perhatian banyak siswa.
"Fay!!" teriak seorang gadis dari belakang sana. Fay sama sekali tidak berniat melangkahkan kakinya.
"Fay!! Aduh tungguin dong! Gue mau nanya nih sama lo!" teriak Rara lagi, masih berusaha menyejajarkan langkahnya dengan Fay.
"Fay ih, berenti napa!" Rara mencekal tangan Fay, membuat gadis itu terpaksa menghentikan langkahnya.
"Gue mau nanya, lo jadi mau obat penambah nafsu makan itu nggak?" tanya Rara.
Fay menghela nafas lega. Ia kira gadis itu akan menanyakan benar atau tidaknya berita hubungan dirinya dengan Kay sama seperti kebanyakan siswa siswi lain. Syukurlah.
"Jadi nggak? Udah ada ready soalnya di rumah," tanya Rara lagi.
"Kayaknya nggak dulu deh, gue belum minat, kapan-kapan aja," jawab Fay enteng.
"Yaudah deh, kabarin gue aja kalo lo udah minat," ujar gadis itu tersenyum manis.
Fay sama sekali tidak berniat membalas, ia bergegas pergi menuju kelasnya, namun gadis itu kembali menahannya.
"Eh, eh, Fay, lo beneran pacaran sama Kay?"
Sial! Telinga Fay panas mendengar pertanyaan itu sedari tadi!
Fay menatap Rara datar. "Perlu gue jawab?"
"Ya-ya eng---EH!"
Fay pergi begitu saja meninggalkan Rara di sana.
Istirahat tiba, dan mood gadis itu semakin memburuk saja. Bagaimana tidak, Vio dan Moa menyeretnya ke kantin untuk makan. Demi Tuhan, Fay bosan mendengar banyak siswa siswi yang membicarakannya dan Kay. Tadi saja di kelas, dirinya lagi-lagi menjadi bahan cibiran mereka. Menyebalkan!
"Eh Fay, lo beneran pacaran sama Kay, ya?" tanya seorang siswi yang tengah duduk di meja yang tidak jauh dari meja Fay dan kedua sahabatnya.
"Kalo iya, kenapa? Iri lo?!" bukan, bukan Fay yang menjawab. Melainkan di suara cempreng. Siapa lagi jika bukan Vio.
"Dih, bukannya iri ya, tapi si Fay nggak cocok sama Kay!"
"Iya, emang! Nggak ada cocok-cocoknya."
"Lagian Kay itu terlalu ganteng buat Fay yang buruk rupa!!"
"Bener banget! Kalo gue sih setujunya Kay sama Naina, cocok bangettt!!!"
"Ah ya, gue kapalnya SkyNai aja deh, kalo sama Fay mah nggak cocok!!"
"Gue doain semoga kapal lo bedua cepet tenggelem, alias cepet putus!"
"HAHAHAHA!!!"
Dan ada banyak lagi cibiran-cibiran yang sialnya membuat kedua gadis yang duduk di meja yang sama dengan Fay itu sontak naik pitam.
"BISA DIEM KAGAK, MULUT LO SEMUA?!"
"BAU TAU NGGAK!!" teriak Vio, membuat mereka sontak menutup rapat telinga mereka.
"KURANG ADAB BANGET LO PADA, DOAIN YANG NGGAK BENER!!"
"MULUT SAMPAH!!" celetuk Moa menohok, membuat mereka menutup mulut mereka dan berhenti tertawa. Bukan, bukan karena ucapan Moa, melainkan karena ada Kay dan kedua temannya baru saja memasuki kantin.
KAMU SEDANG MEMBACA
INSECURE LOVE (END)
Genç Kurgu[ YU DI FOLLOW DULU YUUU ] _AREA DI LARANG INSECURE!!!_ "Gue buruk banget ya?" lirihnya, bertanya ntah pada siapa. Fay tersadar, ia mengusap kasar air matanya. "Harus ya, semua cewek itu cantik? Harus ya, putih? Glowing? Nggak jerawatan? Body goals...