Bel istirahat baru saja berbunyi, belum saja pak Muhaimin meninggalkan kelas, semua siswa sudah berhamburan terlebih dahulu untuk keluar. Lelaki paruh baya itu menatap datar ke arah mereka, mau menegur pun sudah tidak ada gunanya. Lagian ini sudah bel istirahat, jadi tidak ada gunanya kan, melarang mereka untuk keluar? Ah, tapi tetap saja, itu tidak sopan!
"Sumpah, demi segitiga bermuda yang nggak tua-tua, gue nggak nyangka banget bisa ketemu kalian, apalagi sekelas kayak SMP dulu!!" gadis bernama Vio itu tidak henti-hentinya mengoceh sedari tadi. Bahkan selama pelajaran berlangsung, gadis itu tidak berhenti berbisik-bisik bersama dengan Fay dan juga Moa yang kebetulan dirinya duduk di bangku tepat di belakang keduanya.
"Nggak berubah-berubah ya lo dari dulu," ujar Moa di akhiri dengan kekehan khasnya.
"Oh iya dong! Kalo gue berubah mah ntar jadi Adudu! Gue kan sukanya sama Gopal!" balas Vio dengan suara cemprengnya.
"Lah, masih jadi penggemar Boboboy lo?" tanya Fay sembari memasukkan alat tulisnya ke dalam tas.
"Jelaslah! Eh ralat, bukan Boboboy, tapi Gopal ya!"
"Iye Vi, iye! Sebahagianya bapack lo ajadah!"
"Hahaha!!"
Ketiganya berjalan keluar kelas dengan tujuan akan mengunjungi kantin, untuk sekedar mengisi perut mereka. Selama di perjalanan, Fay dan Moa tidak henti-hentinya tertawa ketika mendengar cerita Vio selama tinggal di Bandung. Bahkan di sepanjang perjalanan ketiganya menjadi pusat perhatian. Bukannya apa-apa, pasalnya suara Vio sangat memekakan telinga!
"Anjir kantinnya gede yah!" pekik Vio dengan mata berbinar. Ya, kini ketiganya baru saja memasuki kantin, memilih tempat duduk sesuai yang mereka inginkan. Lagi pula kantin belum terlalu ramai.
"Eh Fay, pacar lo yang kakel itu mana? Gue minta nomernya dong," ujar seorang gadis yang duduk tidak jauh dari ketiganya.
Fay memutar bola mata malas. "Dia bu---"
"Lo udah punya pacar Fay? Siapa? Kakel? Gans kagak? Wah, dabest!! Oh ya, jangan-jangan lo juga udah punya ya, Mo?" cerocos Vio tanpa jeda.
"Gue nggak punya pacar! Lagian males, apaan pacaran bawaannya sakit ati mulu!" kesal Moa.
"Bener juga sih, lagian pacaran kan dosa, tapi kalo cowoknya gans ya nggak papa sih, mwehehe."
Fay dan Moa serempak menghela nafas kasar. Ingin rasanya mereka menyentil kening Vio, akan tetapi mereka urungkan. Masa iya baru masuk sekolah Vio sudah teraniaya!
"Lo pada mau pesen apa?" ulang Moa.
"Gue mie ayam aja deh," jawab Fay.
Moa beralih pada Vio, gadis itu tengah berpikir keras sembari menatap ke arah rombong makanan yang tidak jauh dari ketiganya.
"Gue mau bakso, Siomay, mie ayam, ah sama tahu gejrot satu, minumannya air mineral satu botol sama jus jeruk dua."
Fay dan Moa menatapnya datar. Ah ya, mereka jadi tahu kenapa gadis itu sangat mengidolakan Gopal. Karena Gopal bisa mengubah semua benda berubah menjadi makanan!
"Fay bisa ikut gue sebentar?"
Fay yang sedari tadi berbincang bersama dengan Vio, mendongak, mendapati Kenan sudah berdiri di sampingnya. Vio--gadis itu menatap Kenan dengan mata berbinar penuh puja, sedangkan Moa sudah berlalu untuk memesan makanan mereka.
Fay tersenyum manis. "Bisa."
Fay beralih menatap Vio, menepuk pelan lengan gadis itu agar tersadar. "Vi, gue pergi bentar boleh kan?"
![](https://img.wattpad.com/cover/253105983-288-k544785.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
INSECURE LOVE (END)
Teen Fiction[ YU DI FOLLOW DULU YUUU ] _AREA DI LARANG INSECURE!!!_ "Gue buruk banget ya?" lirihnya, bertanya ntah pada siapa. Fay tersadar, ia mengusap kasar air matanya. "Harus ya, semua cewek itu cantik? Harus ya, putih? Glowing? Nggak jerawatan? Body goals...