Kay melajukan motornya dengan kecepatan tinggi dengan tatapan fokus ke depan tanpa memperdulikan beberapa pengendara lain yang tidak segan mengumpatinya sepanjang jalan. Tidak lama, Kay sampai di sebuah rumah sakit yang ada di pusat kota.
Sepulang sekolah, Kay sama sekali tidak pulang ke rumah, pria itu berniat akan menjenguk Naina ke rumah sakit. Tanpa menunggu lama, Kay berjalan menyusuri koridor rumah sakit untuk menuju dimana ruang rawat Naina yang sebelumnya sudah di beri tahu oleh Lisana.
Kay mengetuk pelan pintu berwarna putih itu, tidak lama seseorang membukanya.
Deg
Kay membeku di tempat. Manik serta sorot mata itu, tidak asing di mata Kay. Bahkan setelah melihatnya, jantung Kay berpacu dengan sangat cepat.
"Temannya Naina?" tanya pria paruh baya yang terlihat masih fresh dan tampan itu dengan senyum mengembang.
Kay tersadar. "I-iya, Om," jawabnya gugup.
Pria itu membuka lebar pintu ruang rawat sang anak, sehingga Kay dapat melihat Naina yang tengah duduk bersandar di kepala brankar dengan senyum manis khasnya.
"Masuk, Nak." Kay mengangguk, lalu segera masuk ke dalam sana.
Kay menghampiri Naina seraya tersenyum hangat. "Hai, gimana kabar lo?" tanya Kay.
"Udah baikan kok," jawab Naina, tanpa memudarkan senyumnya.
Kay mengangkat keranjang buah yang ia belikan sebelumnya. "Di makan ya," ujarnya. Naina mengangguk.
"Ah iya Kay, kenalin, ini Papa aku," ucap Naina, mengenalkan sang Papa yang berdiri di sebelah kanan brankar Naina.
Kay tersenyum, menyodorkan tangannya. "Kay, Om."
Pria itu membalas uluran tangan Kay seraya berujar. "Panggil aja Om Akash." Kay mengangguk paham. Pikirannya berkelana, lagi ia memperhatikan manik hitam legam pria paruh baya itu. Kay sangat penasaran, dimana ia pernah melihat manik itu? Rasanya tidak asing.
"Kay?" panggil Naina.
Kay tersadar. "Eh, iya?"
"Pasti capek ya, pulang sekolah langsung ke sini? Lagian kenapa jenguk sih, ntar sore juga aku udah boleh pulang," ujar Naina.
"Nggak papa, Nai. Gue juga pengen tau gimana keadaan lo," jawab Kay, membuat senyum Naina lagi-lagi mengembang manis.
"Satu kelas sama Naina?" tanya Akash.
"Ah, nggak Om," jawab Kay. Akash menganggukkan kepalanya.
"Kalo Om boleh tau, nama Papa kamu siapa?" tanya Akash lagi.
"Rehandra Nuraga, Om."
Akash terlihat sedikit terkejut mendengarnya. Namun tidak lama ia ber oh ria seraya mengangguk-anggukkan kepalanya.
Kay kembali berbincang-bincang dengan Naina sesekali bercanda layaknya dua orang yang sudah lama dekat bahkan tanpa memikirkan masalah yang ada, sampai-sampai pria itu tidak menyadari jika waktu sudah mulai petang. Sedangkan Akash telah kembali ke kantornya, lalu menyerahkan kepulangan Naina kepada sang istri.
***
Di lain tempat, selesai makan malam, Fay pamit untuk kembali ke kamarnya. Gadis bertubuh kurus itu sekarang ini tengah berbaring terlentang sambil menatap langit-langit kamarnya. Pikiran Fay berkelana, memikirkan berbagai rentetan masalah yang ia hadapi akhir-akhir ini. Kay pun tidak pernah absen memenuhi pikirannya. Fay lagi-lagi teringat pada kejadian tadi siang di sekolah. Kejadian dimana Kay yang kembali salah paham akan hubungannya dengan Kenan.
KAMU SEDANG MEMBACA
INSECURE LOVE (END)
Teen Fiction[ YU DI FOLLOW DULU YUUU ] _AREA DI LARANG INSECURE!!!_ "Gue buruk banget ya?" lirihnya, bertanya ntah pada siapa. Fay tersadar, ia mengusap kasar air matanya. "Harus ya, semua cewek itu cantik? Harus ya, putih? Glowing? Nggak jerawatan? Body goals...