Kay berjalan menyusuri koridor, melangkahkan kaki jenjangnya dengan tergesa-gesa, mencari keberadaan seseorang. Di sepanjang jalannya, tidak sedikit siswa yang menggodanya perihal hubungannya dengan Naina. Ya, Kay sudah mengetahuinya, ntah siapa yang memotret keduanya, lalu memajangnya di mading, Kay tidak peduli, lagi pula itu bukan sesuatu yang penting.
Sesuai feelingnya, Kay melangkahkan kaki menuju taman belakang sekolah. Kay menghentikan langkahnya kala melihat seseorang yang di carinya.
Fay. Ya, Kay mencari keberadaan gadis itu. Bukan bermaksud apa-apa, Kay hanya ingin menanyakan apa hubungan gadis itu dengan murid baru tersebut, dan jika apa yang di dengannya di kantin, bagaimana bisa gadis itu mengajak pacarnya menginap di rumahnya, dan hanya berdua.
Kay berdiri tidak jauh dari kursi yang gadis itu duduki, Kay masih memantau apa yang di lakukan oleh gadis itu, mulai dari meluapkan kekesalannya bahkan hingga ia menangis. Kay cukup terkejut saat melihat air mata gadis itu mengalir di pipinya. Kay hendak mendekat, namun ia urungkan. Pasalnya seorang pria mendekat, lalu duduk di samping Fay. Kay memicingkan matanya, melihat siapa pria itu.
"Kenan," gumam Kay. Ya, Kay mengetahui Kenan, bagaimana tidak, pasalnya pria itu adalah murid baru yang masuk ke kelasnya.
Kay masih mengamati keduanya dengan kening mengerut, mulai dari Kenan yang menggenggam tangan Fay, dan mencoba menajamkan telinga agar dapat mendengar apa yang keduanya bicarakan.
"Mereka ngomongin apa dah," gumam Kay lagi.
Lagi-lagi Kay di buat terkejut kala Kenan menarik Fay ke dalam pelukan pria itu. Kay semakin bertanya-tanya atas apa yang di saksikannya.
"Sebenarnya, mereka ada hubungan apa sih?" tanyanya ntah pada siapa. Ntah kenapa akhir-akhir ini Kay mulai tertarik dengan kehidupan gadis yang merupakan tetangganya itu sejak dua bulan yang lalu.
Kay mengalihkan pandangannya, ntahlah, saat ia melihat Kenan memeluk Fay, ada yang bergejolak di dadanya, ntah apa itu, Kay juga tidak tahu.
"Kayaknya dada gue mulai bermasalah," gumam Kay.
Ia berpikir sejenak. "Tapi kan, gue jarang minum, apalagi ngerokok, kenapa bisa nyeri ya?" Kay memegang dadanya.
"Pokoknya gue harus minta Mamsky bawa gue periksa ke dokter!" ujarnya, lalu melangkah pergi dari sana dengan berbagai pertanyaan memenuhi otaknya.
***
Bel pulang sekolah menggema di seantero SMA Acacia. Para siswa berhamburan keluar kelas, memenuhi koridor."Kalian tau nggak?"
"Nggak!"
Bian mendesah kesal mendengar jawaban serempak Kay dan Rega.
"Yaudah kalo lo bedua nggak tau! Nih biar gue kasih tau!" Kay dan Rega bungkam, masih menunggu apa yang akan di katakan pria itu.
"Nih ya, seumur-umur baru kali ini gue ngerasain tahun 2021, sebelum-belumnya mah, kagak pernah!" ucap Bian menggebu.
Kay dan Rega menghentikan jalannya, menatap Bian menahan emosi.
"Kenapa berenti? Ada yang ketinggalan?" tanya Bian, menatap bingun kedua temannya.
Kay dan Rega saling melempar pandangan.
"Bukan teman gue," kata Kay, lalu berjalan mendahului keduanya.
"Bukan teman gue juga," timpal Rega, lalu mengikuti jejak langkah Kay.
Bian menatap kepergian keduanya dengan kening mengernyit. "Gue salah apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
INSECURE LOVE (END)
Roman pour Adolescents[ YU DI FOLLOW DULU YUUU ] _AREA DI LARANG INSECURE!!!_ "Gue buruk banget ya?" lirihnya, bertanya ntah pada siapa. Fay tersadar, ia mengusap kasar air matanya. "Harus ya, semua cewek itu cantik? Harus ya, putih? Glowing? Nggak jerawatan? Body goals...