Di ruangan dengan nuansa hitam putih yang di padukan dengan warna abu-abu itu, Kay tengah duduk di kursi yang terdapat di balkon kamarnya, seraya memantau kegiatan para binatang peliharaannya ke bawah sana. Benar, kebun binatang mini itu merupakan miliknya, Kay sangat menyukai binatang sejak kecil, maka dari itu, Rehan berinisiatif untuk membuatkannya kebun binatang mini tersebut.
Kay menatap ke arah kandang monyetnya. Seketika kejadian hari itu, kembali terlintas di kepalanya. Kejadian ketika Kyutti--monyet peliharaannya bertengger di tubuh kurus Fay seraya menjambak rambutnya, dan gadis itu terlihat sangat panik, namun terlihat ... menggemaskan. Kay terkekeh geli mengingatnya. Tidak lama, Kay menggeleng cepat, ketika bayangan dirinya yang mengecup lembut leher gadis itu bahkan bisa membuatnya bergairah. Aish, ia jadi mengingat kejadian saat pulang sekolah tadi.
Kay mengembuskan nafas kasar. "Gue kenapa sih?" tanyanya, ntah pada siapa.
"Kenapa gue nggak suka kalo dia deket sama si Kanan?" Kay lagi-lagi bertanya.
Kay menggeleng cepat. "Masa iya gue suka sama dia, tapi kenapa jantung gue bereaksi cepat kalo deket-deket dia?" memang benar. Nyatanya jantung pria itu selalu saja bereaksi dengan sangat cepat ketiga berdekatan dengan Fay, dan sangat tidak suka ketika melihat Fay bersama Kenan.
Kay meremas rambutnya. "Gue mikirin apaan sih?!" kesalnya pada diri sendiri.
"Bang Kay," panggil seorang bocah dengan manjanya, baru saja memasuki kamar Kay.
Debay berjalan mendekati Kay. "Abang," panggilnya Manja, dengan muka bantalnya. Ya, sepulang sekolah tadi, bi Asti--asisten rumah tangganya, memberitahukan jika Debay tengah tidur siang.
Kay berjongkok, menyejajarkan tingginya dengan Debay.
Debay menghambur memeluk leher Kay, menenggelamkan wajah imutnya pada ceruk leher sang abang.
Kay beralih menggedongnya. Seperti biasanya, gadis kecil itu akan bersikap manja jika baru saja bangun tidur.
"Debay baru bangun, hem?" tanya Kay lembut, mengusap-ngusap punggung mungilnya.
"Iyalah balu bangun, masa abis salto," jawab Debay, masih menyembunyikan wajahnya pada ceruk leher Kay.
Kay berdecak kesal mendengar jawaban bocah itu. "Di ajarin siapa jawab kek gitu, ha?"
"Belajal dali Abang," jawab Debay santai.
Kay menghela nafas kasar. Ternyata apa yang sering di lakukannya dengan Shena, di ikuti pula oleh Debay. Aish, Kay merasa jika ia bukan abang yang baik.
"Mandi ya," pinta Kay lembut.
Debay menggeleng, membuat Kay mengernyit heran. "Kenapa nggak mau?"
"Debay mau di mandiin Tatak Pay," jawabnya bergumam.
Kay sempat membelalak, namun kembali mengingat jika adik semata goleknya ini, akan sangat manja dan berbuat sesukanya jika baru saja bangun tidur.
"Abang aja yang mandiin, ya?" tanya Kay sangat lembut, berusaha dapat mengalihkan kemauan bocah itu.
Debay menguap seraya menggeleng. "Nggak mau, ntal Abang liat, Debay kan malu," ujarnya.
Demi Kyutti dan Beauty yang nggak akur-akur, ingin rasanya Kay menggigit adik kecilnya ini karena gemas! Bayangkan saja, anak umur empat tahun sudah tahun malu jika di mandikan oleh abangnya sendiri! Aish, mungkin sudah hal yang lumrah bagi kalian, tapi tidak bagi Kay.
Kay lagi-lagi menghela nafas kasar. Ia tidak punya cara lain, selain menuruti kemauan bocah ini. Kay berjongkok meraih ponselnya yang ada di atas meja yang berada di sana. Mengotak-atiknya sebentar.
KAMU SEDANG MEMBACA
INSECURE LOVE (END)
Ficção Adolescente[ YU DI FOLLOW DULU YUUU ] _AREA DI LARANG INSECURE!!!_ "Gue buruk banget ya?" lirihnya, bertanya ntah pada siapa. Fay tersadar, ia mengusap kasar air matanya. "Harus ya, semua cewek itu cantik? Harus ya, putih? Glowing? Nggak jerawatan? Body goals...