Kay baru saja menapakkan kakinya di ruang makan, dan mendapati Debay yang tengah di suapi oleh bi Asti. Senyum manis yang senantiasa mengembang, tidak pernah pudar dari bibir baby pink pria itu.
"Mowning, Bang Kay!" pekik Debay ceria.
Menggunakan atribut sekolah lengkap, Kay berjalan menghampiri Debay. "Mowning too, Adeknya abang!" balasnya, mencium puncak kepala gadis kecil itu.
Bi Asti tersenyum melihatnya. Sungguh hangat, pikirnya.
Kay duduk di samping Debay, mengambil roti tawar, lalu mengolesnya dengan selai. Setelahnya, ia melahapnya dengan rakus.
"Pelan-pelan, Den," ujar bi Asti memperingati, kala Kay meminum habis susu miliknya hingga tandas.
Kay tersenyum manis, bangkit dari duduknya, mencium pipi Debay. "Abang sekolah dulu ya, Debay jangan nakal-nakal sama bi Asti," pesannya. Debay mengangguk patuh.
"Woke Abang!"
Kay mengeluarkan motor yang sudah di terlebih dahulu di siapkan oleh suami bi Asti. Kay berhenti tepat di depan kediaman Disha.
Sesampainya di pintu utama, Kay terlebih dahulu menekan bel di sana. Tidak lama, Disha keluar.
"Nak Kay," ucapnya dengan senyum keibuannya.
Kay terlebih dahulu menyalami Disha. "Kay mau ajak Fay berangkat sekolah bareng, Bunda," ujarnya.
Disha mengangguk. "Yaudah, Bunda panggil Fay dulu ya." Disha masuk setelahnya, ia sengaja tidak meminta Kay masuk terlebih dahulu, pasalnya Fay juga sudah selesai sarapan dan akan tinggal berangkat saja ke sekolah.
Kay duduk di kursi yang di sediakan di teras rumah itu. Tentu, masih dengan senyumnya yang mengembang.
"Woy! Kesambet lo?!"
"Anjir, kaget gue jamet!" Kay berjingkrak. Demi skincare Upin Ipin yang di rahasiakan merknya, Kay kaget setengah mati.
Kevin terbahak. Sungguh bahagia pikirnya, mengejutkan orang. "Ngapain lo?" tanya Kevin.
"Mau ngajak Fay berangkat bareng," jawab Kay tanpa basa basi.
Kevin menatap menyelidik ke arah pria itu. "Suka lo ya, sama Fay?"
Mendengar itu, Kay seketika gugup. "Ngadi-ngadi, lo."
"Yakin? Ngaku aja kali, kalo emang iya, gue bantu!"
Kay seketika berbinar mendengarnya. "Beneran?"
Kevin terkekeh. "Bener kan, lo suka sama dia?"
Kay berdecak kesal. "Beneran mau bantu gue?"
Kevin mengangguk. "Apa yang perlu gue bantu?" tanyanya.
"Jauhin si Kanan dari Fay," jawab Kay serius.
Kevin mulai serius. Hendak bertanya, namun mendengar langkah seseorang yang mendekat, ia urungkan. "Lo tenang aja, btw tuh si Fay udah selesai, urusan kita belum selesai, gue duluan." Kevin berlalu meninggalkan Kay, mengendarai mobilnya keluar gerbang.
"Se-sekai?" kaget Fay gugup. Jujur saja, mengingat kejadian tadi malam, ia merasa sedikit malu. Tapi ia juga tidak menampik, jika ia senang. Ya, tadi malam dirinya menginap di rumah Kay. Tidur di satu kamar dan ranjang bersama bertiga dengan Kay dan Debay! Kay juga sudah meminta izin pada Disha.
"Berangkat bareng gue," ucap Kay tersenyum.
Sontak Fay semakin gugup setengah mati. "Ha, i-iya."
"Bunda mana? Nggak pamit dulu?"
"U-udah tadi, Buna juga lagi di toilet."
Kay menggut-manggut, lalu meraih pergelangan tangan Fay, membawa gadis itu menuju motornya. Jelas saja, jantung Fay kembali bereaksi!
KAMU SEDANG MEMBACA
INSECURE LOVE (END)
Novela Juvenil[ YU DI FOLLOW DULU YUUU ] _AREA DI LARANG INSECURE!!!_ "Gue buruk banget ya?" lirihnya, bertanya ntah pada siapa. Fay tersadar, ia mengusap kasar air matanya. "Harus ya, semua cewek itu cantik? Harus ya, putih? Glowing? Nggak jerawatan? Body goals...