38 || INSECURE LOVE

960 138 162
                                    

Pagi ini, kelas XI Bahasa 1 tengah ada pelajaran olahraga. Semua siswa siswi sudah berada di lapangan sebelum gurunya datang. Sepertinya mereka sangat menyukai pelajaran yang satu ini. Tidak terkecuali gadis bertubuh kurus dengan masker duckbill yang menutupi setengah wajahnya itu. Fay bersyukur hari ini adalah hari terakhir ia menstruasi.

"Fay, lo yakin mau olahraga? Bukannya masih PMS, ya?" tanya Moa. Ya, Moa sangat mengetahui kelemahan gadis itu. jelas saja, pasalnya mereka berdua sudah bersahabat sejak SMP.

"Iya Fay, ntar lo pingsan lagi. Mending kalo ada cokep yang nolongin kayak yang di wetpet, wetpet. Lah kalo kita yang di suruh angkat lo gimana?" celetuk Vio dengan panjang lebar.

Fay menatap kedua sahabatnya itu. "Nggak papa, gue udah selsai kok."

Kedua gadis itu mengangguk paham. Tidak lama, pak Ridwan-- guru olahraganya datang.

"Selamat pagi!" salam pak Ridwan tegas.

"Pagi Pak," jawab mereka, terdengar sangat lesu.

"Ck, masih pagi kenapa udah lesu? Harus semangat dong!" ujar pak Ridwan menggebu.

"BUTUH ASUPAN COKEP PAK!" celetuk Vio berteriak dengan suara cemprengnya.

Mata pak Ridwan sontak membulat. "KAMU SERING NONTON BOKEP, VIOLETA?!"

Mendengar pertanyaan pak Ridwan, mereka semua terbahak.

"Yaampun Pak, bukan bokep, tapi cokep!" ralat Vio.

"Porno mulu pikirannya si Bapak," lanjutnya mencibir.

"Trus cokep itu apa?" tanya pak Ridwan yang masih belum paham.

"Cowok cakep dong Pak! Kalo cogan kan udah pasaran, udah basi!" jawab Vio menggebu.

"Lah, ngapain 'kan udah ada saya di sini yang cakep," ujar pak Ridwan, berpose sok cool, membuat mereka semua memutar bola mata malas, lalu bubar membuat barisan masing-masing.

"Salah saya apa?"

Hari ini materi olahraga adalah voli. Para siswa siswi berbaris saling berhadapan, melempar bola satu sama lain, lalu di tangkis menggunakan pasing atas maupun pasing bawah.

"Fay!" Rian yang menjadi pasangannya, melemparkan bola ke arahnya, lalu di tangkis oleh Fay menggunakan pasing atas. Dan sialnya gadis itu melakukannya terlalu bersemangat hingga bola melambung jauh.

"Anjir Fay, pelan aja woy! Tangan lo kurus banget itu. Kan nggak lucu kalo jari-jari lo rontok semua!" cibir Rian.

"Ck, tenang! Kalo rontok mah bisa gue lem lagi!" balas Fay.

"Anjay, emang bisa? Pake lem apa tuh?" tanya Rian.

"Pake lem China dong!"

Lalu, keduanya tertawa, dan melanjutkan permainan mereka.

Pelajaran olahraga telah selesai, bersamaan dengan bel istirahat pertama berbunyi. Ketiga gadis itu memilih mengganti baju olahraga mereka dengan seragam terlebih dahulu. Kini ketiganya tengah berada di toilet.

Vio dan Moa baru saja selesai, keduanya keluar dari bilik toilet secara bersamaan.

"Fay belum selsai ya?" tanya Moa pada Vio.

"Nggak tau juga."

"FAY, LO UDAH SELSAI BELUM?!" teriak Vio bertanya dengan suara cemprengnya,membuat Moa sontak menutup telinganya.

"Bentar, kalian duluan aja ke kantin!" jawab Fay dari dalam sana.

"Nggak, kita nungguin aja deh," ucap Moa.

INSECURE LOVE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang