WEDDING DAY
_____________________________
"Saya terima nikahnya Fayoona Disha binti Akash Atmajaya dengan maskawin tersebut di bayar tunai!"
"Bagaimana para saksi? Sah?"
"SAH!"
"Alhamdulillah."
Kay menghela nafas lega seraya mengusap wajahnya menggunakan kedua tangan dan melafalkan hamdalah dalam hati. Tidak berbeda dengan Kay, Fay melakukan hal yang sama, bahkan tanpa ia sadari air matanya mengalir begitu saja tanpa persetujuan. Demi Tuhan Fay masih tidak menyangka jika di usianya yang terbilang masih muda ini, dirinya sudah menyandang status sebagai seorang istri.
Fay mengangkat wajahnya, menoleh ke samping dimana Kay--suaminya duduk di sampingnya. Kay tersenyum hangat, menyodorkan tangannya yang langsung saja di raih oleh Fay, lalu mencium punggungnya. Setelahnya, Kay mencondongkan badan mendaratkan bibirnya tepat di kening Fay. Kay menciumnya cukup lama.
Ya, pagi ini tepat di hari ketiga setelah acara perpisahan melepas masa sekolah mereka, Kay dan Fay membulatkan tekad mereka untuk meresmikan hubungan keduanya dalam sebuah ikatan pernikahan. Dengan niat menunaikan ibadah serta menjauh dari zina.
Tidak pernah terpikirkan sebelumnya jika hubungan yang sempat di terpa masalah itu bahkan hampir saja usai, akan berlanjut hingga ke jenjang pernikahan. Apalagi mengingat usia mereka yang terbilang masih muda, tentu bukan hal yang mudah. Keduanya membulatkan tekad untuk melangkah ke tahap ini bukan tanpa sebab. Tentu, atas dasar cinta dan dorongan dari orang tua.
Jika kalian ingin tahu siapa yang paling senang dan lega atas pernikahan ini, maka jawabannya adalah Rehan. Jelas saja, pasalnya kurang lebih setahun lelaki paruh baya itu mengorbankan waktu kerjanya untuk memantau anak sulungnya itu kala bersama dengan Fay--menantunya sekarang ini. Rehan hanya tidak ingin, putranya itu melakukan hal-hal yang melanggar batas sebelum adanya pernikahan. Dan hari dimana Kay dan Fay mengutarakan niatnya, Rehan dan para orang tua yang lain langsung menyetujui, termasuk Akash dan juga Sia.
***
Fay bergerak gelisah sesekali menunduk mengelus betisnya yang terasa pegal karena kelamaan berdiri. Kali ini kedua pengantin yang tengah berbahagia itu menyambut para tamu yang datang untuk mengucapkan selamat kepada mereka.
Senyum yang tidak pernah luntur dengan aura yang sarat akan kebahagiaan, Kay menyalami tamu undangan sesekali melirik sang istri yang berdiri tepat di sampingnya. Lagi-lagi Kay tersenyum. Demi Tuhan ia sangat bahagia, sebelumnya tidak pernah terpikirkan apa yang ia inginkan tercapai, yaitu menikah dengan orang yang ia cintai dan merupakan cinta pertamanya.
Lama Kay memandang Fay yang tengah berbincang dengan Naina di sela-sela padatnya tamu undangan yang datang, hingga suara heboh Bian melunturkan senyum Kay.
"Woy ma Bruh!! Demi apa gue nggak nyangka banget lo nyandang status suami dalam waktu sesingkat ini!" heboh Bian menyalami Kay lalu saling memeluk ala pria.
"Iyalah, lebih baik nikah kan, daripada zina?"
"Widdih!! Eh tapi lo udah siap belum?" tanya Bian berbisik di akhir.
Kay mengerutkan kening.
"Ck, siap ntar malem."
Kay ber oh ria. "Udah siap lahir batin gue," jawab Kay tanpa ragu.
"Yakin? Nggak minat obat kuat?"
Kay membulatkan matanya. "Emang ada?"
"Ad--"
KAMU SEDANG MEMBACA
INSECURE LOVE (END)
Teen Fiction[ YU DI FOLLOW DULU YUUU ] _AREA DI LARANG INSECURE!!!_ "Gue buruk banget ya?" lirihnya, bertanya ntah pada siapa. Fay tersadar, ia mengusap kasar air matanya. "Harus ya, semua cewek itu cantik? Harus ya, putih? Glowing? Nggak jerawatan? Body goals...