💞AmbarSita💞
Selesai mengisi perut Ambar dan Ismet memutuskan pulang kerumah masing-masing untuk mengganti seragam sekolah. Mereka sudah berjanji untuk berkumpul lagi dibalai dengan teman mereka yang lainnya.Saat Ambar hampir mendekati jalan menuju kerumahnya. Cowok itu langsung kaget melihat Sita duduk menjongkok sambil menyandarkan punggung di dinding pagar pembatas halaman rumahnya. Gadis itu terlihat begitu lesu, kepalanya tertunduk menatap tanah.
"Kamu ngapain disini?" tanya Ambar sambil berjalan mendekatinya.
Sita langsung mengangkat kepalanya saat mendengar suara Ambar. Wajah dan bibir gadis itu terlihat begitu pucat. Dia menangis sambil memegangi kaki Ambar yang kini sudah berdiri tepat di hadapannya.
"Kamu kemana aja? Aku nungguin kamu pulang dari tadi" rengek Sita sambil menopang tubuhnya di kaki kekasihnya itu.
Ambar terperangah mendengar jawaban Sita. Dia langsung membawa Sita untuk masuk ke dalam rumahnya. Sita pun terus merengek memeluk Ambarnya yang begitu lama pulang dari sekolah hari ini.
"Buk Ita kemana?" tanya Ambar saat akan membuka pintu kamar Sita.
Gadis itu hanya diam, dia masih menangis jadi tidak bisa menjawab pertanyaannya. Ambar kemudian pergi kedapur untuk mengambilkan minum. Setelah memberi Sita minum, Ambar membelai rambutnya berusaha menenangkan gadisnya itu.
Suhu badan Sita juga begitu panas saat ini, sepertinya dia sedang terkena demam tinggi. Ambar sebenarnya tidak suka mendengar suara tangis Sita tapi untuk marah seperti biasanya Ambar benar-benar tidak tega. Sudah hampir 10 menit lamanya Sita menangis, Ambar jadi lelah juga menunggu untuk diam.
"Kalo masih nangis aku pergi!" Ancam Ambar dengan pelan.
Sita langsung diam seketika sambil menggenggam tangan Ambar erat, takut cowok itu benar-benar meninggalkannya.
"Buk Ita kemana? Kan kamu lagi sakit kenapa malah ditinggal?" tanya Ambar setelah suara tangis Sita hilang.
"Aku yang nyuruh ibuk buat pergi ke seberang. Tadi aku nggak apa-apa, tapi karna kelamaan nunggu kamu di pinggir jalan kepala aku jadi pusing" jawab Sita dengan sedikit merengek.
"Lagian kamu kenapa harus nunggu aku. Kan tadi pagi udah dibilang jangan tunggu! luka di kaki kamu nggak baik kena udara diluar!"
Sita hanya diam mendengar perkataan Ambar yang terdengar begitu tegas. Kebiasaannya untuk menunggu Ambar tidak akan pernah hilang meski dia dalam keadaan sakit sekalipun.
"Udah makan siang?" tanya Ambar lagi. Sita hanya menggelengkan kepalanya lemah.
"Lah terus kamu mau nambah penyakit? Kalo belum makan, obat yang dari rumah sakit kemarin gimana cara minumnya?!" bentak Ambar dengan cukup keras.
Sita sampai memejamkan mata mendengar kemarahan Ambar yang sepertinya benar-benar sudah tidak terkendali olehnya. Melihat Sita ketakutan Ambar langsung terdiam. Dia jadi merasa bersalah kembali, karna disaat pacarnya sakit dan butuh perhatian tapi dirinya malah membentak-bentak gadis itu.
"Aku ambilin makan ya" ujar Ambar yang berusaha melembutkan nada suaranya lagi, setelah itu Ambar berlalu pergi kedapur.
*****Dengan sabar Ambar menyuapi nasi kemulut Sita meski gadis itu begitu lama mengunyah makanannya. Sita juga sebenarnya tidak bernafsu untuk makan karna demam yang baru menghinggapi tubuhnya siang ini. Tapi kalau tidak menerima suapan Ambar bisa-bisa cowok itu marah lagi. Selesai makan dan memberikan Sita obat, Ambar menyuruh kekasihnya itu untuk tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
AmbarSita : The beginning of love [TAMAT]
Teen FictionKatanya 'Cinta itu gila' dan sialnya Sita salah satu orang yang terkena kegilaan dari cinta tersebut. Banyak dari teman-temannya yang tidak percaya seorang gadis seperti Sita yang terkenal cantik, pendiam, pemalu, pintar, dan tidak suka jadi pusat p...