Bab 14 : Sita Itu Jailangkung

19 4 7
                                    

AmbarSita
☆☆☆☆☆


Sepulang sekolah Sita terus melihat kuku-kuku jarinya yang masih berwarna pink. Buk Ita sampai heran melihat anaknya selalu mengembangkan jari tangan setiap memegang sesuatu.

"Sita udah makan?" tanya buk Ita yang tidak melihat Sita duduk dimeja makan sejak pulang sekolah tadi.

"Suapin buk"

"Eeeh! Udah kelas tiga masa makannya masih disuapi ibuk"

"Nanti kuku Sita rusak" rengeknya manja.

Buk Ita semakin kebingungan dengan perkataan anaknya.

"Kenapa emangnya kuku kamu?"

Sita langsung menunjukkan kuku-kukunya yang sudah berwarna pink.

"Kok coret-coret kuku sih, pasti pake pensil warna yang baru dibeli itu ya?! Itu kan untuk mewarnai buku gambar bukan mewarnai kuku! Aneh-aneh aja kamu ini, udah cuci tangannya cepat!" nyinyir buk Ita memarahi putrinya.

"Enggak!" jawab Sita menolak.

"Yaudah makan sama sendok aja kalo gitu"

Sita tetap diam. Pak Adam yang sedang memainkan ponsel akhirnya datang sebagai pahlawan, mengambil makan siang untuk Sita dan mulai menyuapi anak gadisnya. Sepanjang hari Sita benar-benar menjaga jari-jarinya agar tidak tersentuh air. Entah kenapa Sita malah mempertahankan coretan-coretan anak nakal itu ditangannya.

~~~♡♡♡~~~

Keesokan paginya buk Ita yang arwahnya belum terkumpul semua terkejut melihat Sita berdiri didepan pintu kamar mandi yang ada didapur.

"Belum mandi?" tanya buk Ita menatap putrinya dengan heran.

"Beluuuum"

"Kenapa belum, ntar telat kesekolahnya"

"Buk mandiin" pinta gadis itu manja.

"Heeeh... Kenapa? Kamu gak mau jari-jari kamu basah? Bersihin tuh tangan! Jorok, kuku kok dicoret-coret!!"

Sita mengelak dan tetap berdiri didepan pintu. Buk Ita juga tidak mau mengalah menuruti permintaan Sita, wanita itu memilih untuk menyiapkan sarapan secepatnya.

"Kenapa Sita belum mandi?" tanya nek Lasa yang baru pulang dari mushola.

"Mandiin nek" Sita kembali meminta dengan neneknya kali ini.

"Udah gede, Mandi sendiri aja!!" sanggah buk Ita.

"Yaudah sini nenek mandiin, Sesekali gak apa-apa"

Nek Lasa membawa cucunya kedalam kamar mandi. Sita mengangkat kedua tangannya selama dimandiin nek Lasa agar jarinya tidak terkena air.

"Makin aneh anak aku tinggal didesa ini!" umpat buk Ita kesal saat melihat tingkah anaknya.

~~~♡♡♡~~~

Ismet dan Arul kembali menunggu Ambar bersamaan di pinggir sawah. Mereka asyik memperhatikan ikan-ikan berenang dialiran sungai yang mengairi sawah milik penduduk desa Peringi hilir. Khaidir kali ini kesekolah tidak dengan sepedanya, bocah itu berjalan bersama Abdul dan Ujang yang rumah ketiganya memang berdekatan.

"Kenapa kalian masih disini?" tanya Abdul berhenti didekat Ismet.

"Ambar belum datang" jawab Ismet dengan malas.

"Ayooo Dul, kita duluan aja" Khaidir dan Ujang kompak mengajak Abdul untuk melanjutkan perjalanan.

"Aku juga mau nunggu, lagian kenapa cepat-cepat datang ntar disuruh piket"

AmbarSita : The beginning of love [TAMAT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang