BAB 19 : Pengganggu

22 5 11
                                    

AmbarSita
☆☆☆☆☆

Setelah liburan sekolah mereka selesai. Seluruh anak-anak sekolah didesa Peringi hilir kembali melanjutkan rutinitas mereka sebagai pelajar. Kelas Sita kali ini berjumlah 16 orang karena penambahan murid yang tinggal, namanya Alif dan Fion.

Mereka tinggal kelas karena sama nakalnya dengan Ambar. Bahkan Alif memiliki karakter dan sifat yang begitu mirip dengan Ambar, Jahil dan Usil dengan teman-teman sekelasnya dulu.

Tapi dibanding kedua anak tersebut, masih ada yang bisa disyukuri dari Ambar selain keimutan dan kegantengannya. Ambar itu pintar! Gimana nggak pintar meski disekolah sering bolos, tapi saat malam hari matanya tidak boleh jauh dari buku oleh buk Khadijah dan pak Bahrun.

Karena ada orang asing dikelasnya Sita jadi gugup untuk masuk. Dilihatnya Ambar, Khaidir dan Ujang sedang asyik mengobrol di depan kelas 3. Sepertinya mereka tengah membicarakan tentang sunatnya Khaidir saat liburan kemarin. Melihat Sita masih berdiri didepan pintu Ana langsung menyusulnya.

"Sita kenapa gak masuk?" tanya Ana sambil menepuk pundak Sita.

"Ada murid baru ya dikelas kita?"

"Bukan, mereka murid tinggal. Hati-hati loh, mereka juga nakal kaya Ambar. Tadi pagi aja Imay udah dibuat nangis sama yang itu" tunjuk Ana pada anak yang badannya lebih tinggi.

"Kenapa?"

"Gak tahu, katanya sih wajah Imay nyebelin. Padahal Imay gak ngapa-ngapain loh" Sita hanya mengangguk "Sita duduk ama siapa sekarang? Ana sih sebenarnya pengen duduk bareng Sita. Tapi kasian Imay, dia jadi gak punya teman. Soalnya Iput udah sama Thalib dari dulu"

"Sita duduk dengan Ambar" jawab Sita cepat.

Ana sampai membelalakkan mata mendengar jawaban gadis itu. Terkejut sekaligus heran, kenapa Sita sekarang malah betah duduk bersama Ambar?!

Wali kelas baru mereka datang. Wanita kurus yang masih berumur 40 tahun tapi wajah keriputnya sudah pacu-pacuan dengan nek Lasa. Guru yang suaranya begitu lembut tapi kalo nyubit sakitnya kaya disengat listrik. Namanya buk Ita, mirip dengan nama ibunya Sita.

"Ayo masuk, kenapa malah berdiri didepan kelas" ajak buk Ita dengan Ambar dan Khaidir.

Buk Ita sudah kenal betul dengan Ambar dan kali ini murid nakalnya jadi 3 orang. Keriputnya bakal makin nambah dan mengalahkan nek Lasa setelah ini.

Ambar dan Khaidir masuk kedalam kelas. Khadir sudah tentu duduk kembali dengan Ujang teman sebangku sebelumnya. Ambar melihat dibangku sebelah Sita yang masih kosong. Gadis itu ikut-ikutan memandanginya, berharap Ambar duduk disampingnya, tapi Alif malah nyosor duluan.

"Aku duduk disini ya?" izin Alif dengan lembut padahal sebelumnya nadanya kasar saat bicara dengan Imay, Iput dan Ana.

Sita diam tidak merespon, setelah Alif duduk. Sita kembali melihat kearah Ambar

"Aku kemarin jadi teman sebangkunya Sita!" kata Ambar kesal.

"Kan kemarin, sekarang enggak lagi. Kamu sama Fion aja!"

"Tapi aku mau ama Sita!" Ambar ngotot tidak mau melepaskan bank berjalannya begitu saja.

Sita yang sedang jadi bahan rebutan hanya bisa menundukkan kepala. Gugup karena semua sedang memperhatikan kearah mereka.

"Sudah-sudah, Ambar duduknya sama Fion aja ya" buk Ita akhirnya menengahi dua murid bandelnya yang sedang memperebutkan posisi untuk mendampingi sang tuan putri.

"Ama Sita dong buk. Kemarin Ambar duduk sama Sita kok" rengeknya lagi.

"Kalo gitu Alif balik lagi kebangkunya" pinta buk Ita kepada Alif kali ini.

AmbarSita : The beginning of love [TAMAT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang