💞
Ambar tidak pulang kerumah. Dia juga tidak pergi ke balai desa. Karna pikirannya tengah kacau saat ini, Ambar memutuskan pergi ke kota Peringi. Ke rumah Dian, anak satu-satunya pak Handsome yang tengah hamil muda saat ini. Wanita itu menyambut kedatangan Ambar dengan raut wajah sumringah.
"Ya Allah!! Akhirnya ingat juga kamu sama kakak. Pake apa kesini? Iih kakak senang kamu datang Mbar. Sering-sering dong mengunjungi kakak" ujar Dian begitu bahagia dan mempersilahkan Ambar masuk ke dalam rumahnya.
"Yah, ngapain Ambar sering-sering main kesini kak! Ntar suami kakak cemburu lagi sama Ambar. Ngomong-ngomong kakak dihamili kan sama suami kakak itu?"
Dian langsung menepuk pundak Ambar "Asem! Mulut kamu nggak berubah-ubah ya! Asal nyocos aja! Dihamili?! Udah kaya hubungan terlarang aja kami suami istri dimata kamu! Kakak lagi hamil? Gitu ngomong yang benernya!"
Ambar manggut-manggut "Ouh gitu. Yaudah Ambar ulangi, kakak lagi hamil gitu ngomong yang benernya?" ujar Ambar dengan tampang polosnya menirukan perkataan Dian yang tadi.
Dian merapatkan giginya sambil mengelus-elus perutnya yang mulai membuncit "Tolong begonya oom kamu ini jangan ditiru ya nak. Cukup wajah gantengnya aja yang kamu copy" gumam Dian menasehati anak yang ada di dalam perutnya itu.
"Hahaha, nanti kalau anak kakak udah lahir kasih nama Ultrament ya" usul Ambar memberi nama untuk calon anak Dian dengan tokoh favoritnya.
"Jangan bikin kakak emosi Mbar, kakak nggak mau anak kakak brojol di usia kandungan 4 bulan ini!" sungut Dian berusaha menahan rasa kesalnya.
"Oh ya kenapa kamu baru nongol sekarang?" tanya Dian lagi.
"Ambar malas pulang. Oh ya Ambar nginap disini boleh nggak?"
"Ya boleh dooong hahaha. Eh! Tapi kamu kan besok sekolah!" ujar Dian yang berganti ekspresi dengan raut wajah curiga menatap Ambar.
"Kamu mau bolos sekolah ya? Ntar dimarahin pak Bahrun, kapok!"
"Tujuan Ambar kesini itu sebenarnya mau curhat sama kakak. Ambar butuh saran kak Dian" lirih Ambar.
"Ada masalah?" tanya Dian dengan lembut. Sedari tadi Dian memang melihat raut wajah Ambar tidak seceria biasanya.
Ambar merebahkan punggungnya di sandaran sofa sambil tersenyum simpul dengan pertanyaan Dian tersebut.
"Kakak ini keluarga kamu juga, kalo mau cerita silahkan. Pasti kakak akan dengar dengan baik" bujuk Dian sambil menepuk-nepuk pundaknya.
Ambar memang sudah seperti adik kandungnya sendiri bagi Dian. Saat Dian patah hati saat di tolak dari Universitas-universitas negeri pilihannya. Ambar dan teman-temannya selalu datang ke rumah pak Handsome untuk menghibur perempuan itu.
Saat Ambar habis dipukuli pak Bahrun karna ketahuan mencuri buah warga ataupun merokok, Dian juga lah yang mengobati tubuh Ambar yang memar karena pukulan pak bahrun tersebut. Karena itu Ambar memutuskan kabur menemui Dian saat ini. Ambar yakin Dian akan memberinya saran terbaik.
"Kamu cinta sama Sita?" tanya Dian penuh penekanan.
Ambar tidak menjawab, dia hanya memperhatikan wajah Dian dengan mata yang berkaca-kaca.
"Kakak udah tahu jawabannya dari sorot mata kamu!" ujar Dian pelan.
"Yang namanya orangtua pasti ingin yang terbaik untuk anaknya Mbar. Apalagi Sita itu anak satu-satunya mereka. Saat ini Sita belum jadi istri kamu, jadi suruh dia membahagiakan orangtuanya dulu! Sejauh apapun jarak kalian nanti, seberapa rumitnya kisah asmara kamu sama Sita, yang namanya jodoh nggak akan tertukar sampai kapanpun! Kalo kamu cinta sama Sita paksa dia untuk meraih pendidikan setinggi-tingginya"
KAMU SEDANG MEMBACA
AmbarSita : The beginning of love [TAMAT]
Ficção AdolescenteKatanya 'Cinta itu gila' dan sialnya Sita salah satu orang yang terkena kegilaan dari cinta tersebut. Banyak dari teman-temannya yang tidak percaya seorang gadis seperti Sita yang terkenal cantik, pendiam, pemalu, pintar, dan tidak suka jadi pusat p...