💞
Dibalai desa, semua teman-teman Ambar sudah berkumpul disana. Khaidir dan Thalib yang tidak pernah bolos sekolah pun, ikut-ikutan bolos hari ini. Awalnya mereka tersenyum dengan kedatangan Ambar.
Tapi melihat raut wajah cowok ganteng itu ketika datang, mereka kompak terdiam. Ambar mengambil posisi duduk disamping Ismet kemudian merebahkan badannya keatas meja sambil memejamkan mata.
"Aman Capt?!" sapa Ismet sambil memukul pelan punggung Ambar untuk menghibur temannya itu.
"Mau minum ketua? Beli minum Rul, ketua kita pasti haus niih" perintah Abdul untuk mencairkan suasana tegang diantara mereka.
Ambar mengangkat tubuhnya sambil memandangi wajah teman-temannya satu persatu. Setelah itu Ambar kembali rebahan diatas meja.
"Haah!! Setidaknya masih ada manusia-manusia seperti kalian dalam hidup aku, seandainya Sita mantap memilih option kedua" gumam Ambar pelan.
Semua teman-temannya jelas kebingungan dengan apa yang dikatakan Ambar barusan. Tapi untuk bertanya pun rasanya tidak akan mungkin. Mereka tahu hati dan perasaan Captain Amerika itu begitu galau dan nelangsa saat ini.
~~~♡AmbarSita♡~~~
Sudah memasuki tanggal 2 Juni saat ini, namun Sita tidak kunjung datang ke sekolah. Dihari sabtu dan senin gadis itu meliburkan dirinya.
Buk Ita tidak mengeluarkan suara knalpot bocor untuk menyuruh Sita sekolah, karna dia tahu hati putrinya tengah terluka. Ambar adalah cinta pertama Sita dan tentunya patah hati pertama juga pastinya bagi Sita.
"Sayang, ibuk mau ke desa seberang boleh? Paman Alip kamu itu loh, karna ibuk dua hari absen ke rumahnya. Dia jadi mewek nak. Atau Sita mau ikut ibuk? Kita pergi main ke taman kota yuk sama paman Alip" bujuk buk Ita dengan anaknya yang telah berubah menjadi putri tidur selama 3 hari ini.
Sita menghapus airmatanya dan menatap buk Ita dengan tatapan nanar.
"Buk Ambar minta jawabannya padahal cuma sehari, tapi sekarang udah lebih dari sehari buk. Kenapa Ambar nggak datang buat nuntut jawaban Sita ya buk? Apa dia benar-benar mau putus sama Sita?" rengeknya dengan suara serak.
"Kamunya aja yang di dalam kamar terus. Padahal Ambar udah kaya setrikaan tahu nggak di depan jalan rumah kita itu"
"Haaa? Ibuk tahu darimana? Kenapa nggak nyuruh temui Sita?"
"Sudah! Ambarnya nggak mau, katanya dia cuma butuh jawaban kamu. Jadi gimana? Bentar lagi kamu ujian nasional nih. Habis itu sibuk ngurusin persiapan kuliah, kamu pilih yang mana?" kali ini buk Ita juga memaksa Sita untuk mengeluarkan jawabannya.
"Pilihannya nggak ada yang bagus buk!" jawab Sita lirih.
"Dua-duanya tetap memaksa Sita buat kuliah kan!" ketusnya lagi.
"Kamu benar nggak mau kuliah ya Ta?" tanya buk Ita cepat karena terkejut dengan jawaban putrinya barusan.
"Sita mau kuliah kalo Ambarnya ikut buk!" jawab Sita tegas.
Buk Ita langsung menarik rambut Sita yang sedang dibelainya karena kesal mendengar jawaban putrinya itu.
"Ambar itu bukan suami kamu! Dia masih punya keluarganya! Dia juga harus membahagiakan ayah sama ibuknya dulu" nyinyir buk Ita memberi nasihat dengan raut wajah jengkel.
"Ambar juga ngomong gitu buk, Sita disuruh bahagiain bapak sama ibuk dulu" ujar gadis itu mulai merengek.
"Nah kan..... Bener Ambar itu, tandanya dia sayang bukan sama kamu aja. Sama orangtua kamu juga! Iih ibuk jadi ikutan sayang sama Ambar" ujar buk Ita sambil tersipu malu dengan sendirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AmbarSita : The beginning of love [TAMAT]
Teen FictionKatanya 'Cinta itu gila' dan sialnya Sita salah satu orang yang terkena kegilaan dari cinta tersebut. Banyak dari teman-temannya yang tidak percaya seorang gadis seperti Sita yang terkenal cantik, pendiam, pemalu, pintar, dan tidak suka jadi pusat p...