BAB 38 : Kejadian Buruk Di Tanggal 31 Mei

19 4 5
                                    


**~AmbarSita~**

Setelah alif pulang dari rumah Sita, gadis itu tetap duduk diteras rumahnya. Hatinya jadi tidak enak lagi dengan Ambar. Sita menghentak-hentakkan kakinya lantai teras rumahnya. Kesal dengan dirinya sendiri.

"Kenapa sih Tuhan, mulut Sita jadi sulit buat bergerak kalo ada orang lain disamping kami berdua!!" umpat Sita sambil meremas-remas jarinya dengan begitu kesal.

"Kenapa kamu?" tanya buk Ita yang baru pulang dari desa seberang.

"Udah dikasi kado untuk Ambarnya? Gimana menurut Ambar masakan ibu? Enak kan?"

Sita hanya diam tidak menggubris pertanyaan ibunya. Sita kemudian melepaskan ikatan rambutnya. Kepalanya terasa ingin meledak saat ini. Melihat raut wajah putrinya yang tidak enak, buk Ita memutuskan pergi masuk ke dalam rumah. Tapi Sita tidak ikut menyusul, meski azan magrib sebentar lagi akan berkumandang.

"Heeeh nggak masuk, magrib loh bentar lagi" ujar buk Ita kembali menemui Sita.

"Ibuk pulang kesini tadi liat Ambar nggak?"

Dalam waktu bersamaan, saat Sita menanyakan hal itu Ambar langsung lewat di depan jalan rumahnya dengan baju yang basah kuyup.

"Tuuh orangnya panjang umur" tunjuk buk Ita sebelum Ambar menghilang dari pandangan mereka.

"Ambaar" panggil Sita cepat dan menyusulnya.

Ambar sebenarnya ingin balas dendam atas perlakuan Sita tadi siang dengan balik mengacuhkan gadis itu. Tapi saat ini ada buk Ita yang berdiri didepan pintu rumahnya sambil mengamati kearah mereka, jadi dengan terpaksa Ambar menghentikan langkahnya.

"Maaf___" perkataan Sita terhenti, mulutnya tidak bisa melanjutkkan kalimat permintaan maaf yang akan diucapkannya kepada Ambar. Kedua bola mata Sita juga sudah kabur menahan tangis.

"Magrib nih! Aku harus pulang sebelum pak Bahrun marah" jawab Ambar pelan namun raut wajahnya terlihat begitu dingin.

Sita langsung mencegat langkah Ambar yang akan kembali melanjutkan perjalanan untuk pulang kerumanya. Buk Ita yang masih berdiri di depan pintu jadi malu sendiri dengan tingkah putrinya itu. Buk Ita segera masuk ke dalam rumah untuk menyelamatkan wajahnya.

"Aku benar-benar minta maaf" ujat Sita lagi sambil merengek.

"Kenapa sih bocah!!" bentak Ambar dengan suara yang sengaja dia pelankan.

Meskipun sudah dimarahi Ambar sekalipun tapi Sita tetap tidak mau melepaskan tangan Ambar. Sita terus menggenggam tangan Ambar, karna perasaan Sita begitu ketakutan. Bukan karna kemarahan Ambar, tapi kehilangan Ambar selanjutnya.

Seperti yang sudah-sudah, Ambar pasti akan menjauh dan menghindari Sita setiap hatinya dibuat terluka. Azan magrib yang akhirnya membuat hati Ambar harus sedikit dilunakkan. Mau tidak mau Ambar meladeni Sita.

"Kenapa?" tanya Ambar berusaha menahan emosinya.

"Aku minta maaf Ambar, aku mohooon"

"Kalo kamu nangis kaya anak kecil gini aku nggak akan maafin kamu!" kata Ambar dengan tegas.

Sita langsung diam seketika, menuruti perintah dari Ambar tersebut "Aku minta maaf" ujar Sita lagi.

Ambar hanya menganggukkan kepala tanpa mau mengeluarkan sepatah katapun.

"Ayam balado kamu belum dimakan" ujar Sita dengan suara yang begitu berat.

Tiba-tiba Ambar langsung memukul tangan Sita pelan agar gadis itu melepaskan genggamannya, karna melihat buk Khadijah yang akan berjalan mendekati mereka. Sepertinya wanita itu hendekak berangkat ke mushola.

AmbarSita : The beginning of love [TAMAT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang