🌟🌟🌟🌟🌟
Perjalanan menuju ke kota yang hanya memakan waktu 2 jam jadi terasa begitu lama karna pak Handsome menyetirnya dengan kecepatan 40km/jam. Pria itu sudah seperti menyetir di kawasan zona sekolah dasar!
Ambar benar-benar tidak tahan berada di dalam mobil tersebut. Perutnya ikutan mual melihat Yudi yang tidak berhenti mengeluarkan muntahnya disamping Ambar.
Sedangkan Sita malah ingin pak Handsome mengurangi kecepatannya lebih pelan lagi. Sita begitu senang duduk sambil menggenggam tangan Ambar , selain itu Ambar juga terus merebahkan kepala di bahunya.
Pukul 2 Siang mereka akhirnya sampai di bandara. Masih ada waktu 1 ½ jam lagi sebelum keberangkatan Sita. Dengan kebaikan hati pak Handsome, kepala desa yang nyentrik dengan kopiah miringnya itu mengajak Ambar cs makan dulu di restoran yang ada di bandara.
Selesai makan siang mereka semua duduk diruang tunggu penumpang. Ambar sengaja memilih bangku yang paling ujung agar bisa mengobrol banyak dengan Sita.
Untung saja teman-teman Ambar begitu pengertian. Mereka menyibukkan diri dengan mengobrol dengan kepala desa 'Sedeng' Peringi hilir, agar pria itu tidak mengganggu waktu kebersamaan Ambar dan Sita.
"Niiih" kata Ambar, menyerahkan boneka Pangeran Ken kepada Sita.
"Maaf sayang, bukan aku yang beli kadonya" gumam Sita dengan perasaan bersalah.
"Aku tahu kok. Lagian kamu juga aneh, jelas ibu-ibu kita itu lahir di jaman primitive. Malah disuruh beli action figure. Bertahan hidup di jaman teknologi seperti sekarang aja mereka udah syukur hahahah"
Sita hanya diam, saat ini hatinya sudah tidak peduli dengan kado yang dibelikan ibunya. Airmata gadis itu sudah tidak bisa ditahan lagi. Melihat Sita yang sudah menangis Ambar langsung mengajaknya pergi.
"Pak, Ambar sama Sita keluar dulu ya. Kami duduk di taman sebentar" pamit Ambar dengan pak Handsome.
Ambar menggandeng tangan Sita menuju ke taman yang ada di dekat parkiran. Sesampainya disana, Ambar memilih posisi duduk dihadapan Sita. Cowok itu kemudian mengeluarkan sapu tangan yang pernah diberikan Sita sebagai kado pertamanya.
"Naaah ada gunanya juga kan sapu tangan kamu" kata Ambar berusaha terlihat ceria dan menghapus buliran airmata yang sudah membasahi pipi gadisnya itu.
Sita semakin merengek, menatap wajah Ambar dengan lekat kemudian menggelengkan kepalanya tidak jelas dalam hal apa. Mulutnya terasa sulit untuk berbicara saat ini.
Ambar juga tidak tega melihat kekasihnya yang terlihat kesulitan mengontrol suara tangisnya. Sesekali nafas Sita terdengar sesak karna menahan tangisnya sendiri. Ambar mengecup mesra tangan Sita yang ada di genggamannya.
"Cuma empat tahun sayang, semoga aja kamu bisa menyelesaikan kuliah kamu dengan cepat. Belajar yang rajin disana ya"
Sita justru semakin merengek mendengar nasihat Ambar tersebut.
"Sudah, jangan nangis lagi. Kalo nangisnya nggak berhenti, aku bakar mobil pak Handsome ya!!" Ambar mengeluarkan ancamannya kali ini agar Sita berhenti menangis.
Sita memandangi wajah Ambar, bibirnya justru semakin melengkung. Airmatanya juga masih awet mengalir di pipinya. Ambar memeluk erat gadisnya itu. Membiarkan Sita menangis di dalam dekapannya. Ambar sudah tidak peduli jika posisi mereka di tempat umum saat ini. Karna hatinya juga begitu terpukul melepas kepergian Sita yang sebentar lagi.
"Aku akan rajin nelfon kamu selama disana. Ingat kata aku 'Perjuangan cinta kita baru dimulai dari sekarang' Aku mohon jaga diri baik-baik selama kamu disana. Jaga hati kamu juga, jangan pernah naksir sama fizi! Meskipun dia yang paling ganteng dari teman-temannya" nasihat Ambar sambil membelai rambut Sita.
KAMU SEDANG MEMBACA
AmbarSita : The beginning of love [TAMAT]
Teen FictionKatanya 'Cinta itu gila' dan sialnya Sita salah satu orang yang terkena kegilaan dari cinta tersebut. Banyak dari teman-temannya yang tidak percaya seorang gadis seperti Sita yang terkenal cantik, pendiam, pemalu, pintar, dan tidak suka jadi pusat p...