BAB 22 : Kelas Lima dan Komputer

13 4 3
                                    

AmbarSita
☆☆☆☆☆
 

Selesai ujian kenaikan kelas dan liburan. Ambar kembali bersatu dengan teman akrabnya, Ismet. Sedangkan Abdul harus tinggal lagi dikelas 3. Berarti hanya Arul, Ambar dan Ismet yang menjadi 'biang onar' dikelas empat sekarang.

Seperti biasanya sebelum berangkat kesekolah, Ismet dan Arul menunggu Ambar ditempat biasa. Pukul 7.45 bocah itu akhirnya datang dengan raut wajah sumringah karena pak Bahrun membujuknya agar mau kesekolah dengan dua buah beng-beng. Bahkan waktu itu keluar varian rasa baru dari produk kesukaan Ambar tersebut yaitu beng-beng rasa vanila, Ambar mendapatkan keduanya.

"Wuiiih beng-beng kamu dua Mbar, bagi satu dong!" mohon Ismet yang sudah ngiler duluan.

"Iya, tapi besok ya! Aku mau simpan dulu ampe besok"

"Ampe besok! Lama amat, keburu basi entar"

"Enggak apa-apa, kalo yang basi itu beng-beng aku tetap makan"

Sita yang dari tadi mengekori ketiga orang itu langsung tersenyum mendengar perkataan Ambar.

"Kasian Abdul" ujar Ismet dengan raut wajah mengiba.

"Dipukul ya sama pak Anto?" tanya Arul penasaran.

"Iyaa... Pak Anto sampe pinjam rotan pak Bahrun" kata Ambar memberitahu.

"Kamu gimana? Dimarah pak Bahrun juga?" tanya Ismet dengan Ambar.

"Dimarah, tapi dipukul nya gak pake rotan"

"Pake apa dong??" tanya Ismet dan Arul kompak bersamaan.

"Pake ikat pinggang, soalnya rotannya kan lagi dipinjam pak Anto" jawab Ambar dengan polosnya.

Ismet kemudian menoleh kebelakang karena merasa langkah mereka tengah di ikuti seseorang. Dia tersenyum mengetahui ternyata Sita yang ada dibelakang mereka.

"Sita dapat ranking satu lagi ya?" tanya Ismet penuh semangat.

Sita mengangukkan kepalanya, Ambar pun akhirnya ikutan menoleh kebelakang.

"Aah males sama Sita, aku gak suka lagi sama dia" kata Ambar yang tiba-tiba saja menjadi kesal dan melangkahkan kakinya dengan cepat menuju kesekolah.

 
~~~♡AmbarSita♡~~~
 

Sita masih kepikiran dengan ucapan Ambar yang tadi pagi. Hanya pandangannya saja yang melihat kedapan papan tulis, pikirannya justru tengah melayang. Biasanya ada orang yang diam-diam akan diliriknya. Tapi sekarang tidak akan ada lagi.

Selama dikelas lima, Sita jadi semakin akrab dengan Alif. Soalnya Alif terlalu sering mencopy paste apapun yang dilakukan gadis cantik tersebut.

"Sita sekarang jadi temannya Alif" keluh Khaidir saat akan berangkat kesekolah bersama temannya, Thalib dan Abdul.

"Iyaaah... Sita mau kalo ngomong sama Alif. Tapi sama kita cuma ngangguk trus geleng, kaya orang bisu! Sebel tiap ajak Sita bicara" kata Thalib menunjukkan ekspresi kesal.

"Alif juga sekarang jadi raja dikelas, coba aja ada Ambar. Wuih pasti di pukul kepala dia sama Ambar" ujar Khaidir lagi.

 
~**♡AmbarSita♡**~ 
 

Sita terus memutar-mutar kakinya membuat lingkaran bulat didepan halaman rumahnya. Hari minggu, para warga yang laki-laki masih sibuk melanjutkan pekerjaan gotong royong mereka untuk mengecor seluruh jalan didesa yang masih tersisa.

Arul dan Ismet dua bocah polos-polos tidak berotak itu dengan santainya melewati jalanan yang masih basah bekas coran warga.

Pak Pandi dan pak Safri, ayah kedua bocah itu sampai tersulut emosi melihat jejak kaki yang dibuat anak-anak mereka.

AmbarSita : The beginning of love [TAMAT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang